• Keluar kota

608 77 13
                                    

•••

Waktu terus berjalan hingga Anak yang kamu adopsi kini menginjak umur 10 tahun, banyak hal manis dan pahit terlewati namun syukurlah kalian berdua masih bersama dibawah atap yang sama.

"Tidak ada yang dilupa, kan? Mengingat kau yang terkadang pelupa."

Dan meskipun waktu telah berlalu, mulutnya yang tajam tidak berubah yang justru semakin terasah dan makin tajam.

Kamu terkekeh sebagai respon, sebagai seseorang yang sudah cukup lama bersama sama, kata kata nya yang setajam pisau yang telah selesai dipertajam tak begitu berpengaruh padamu yang mungkin karena kamu sudah terbiasa menerima kata kata nya itu.

"Aku tidak sepelupa itu, lagipula ini pekerjaan penting. Aku mengingat semuanya." katamu dengan senyuman yang justru membuat Anak adop mu khawatir. Berpikir apakah kau akan baik baik saja padahal dia tahu kalau kau adalah orang dewasa.

Ya, orang dewasa yang ceroboh. Pantas saja Scara yang anak kecil pun jadi khawatir padamu padahal tahun ini umurmu sudah menginjak 28 namun tetap saja ceroboh adalah nama tengahmu.

"Terserah, yang penting hati hati."

"Daripada itu, kau yakin akan baik baik saja selama aku pergi?" katamu sambil menatap Scara yang tingginya bertambah.

"Aku tidak seceroboh dirimu jadi jangan khawatir." katanya "lagipula aku bukan anak kecil."

"Terus apa? Seorang bayi?" kamu menghela napas, bagaimana bisa Scara berkata dia bukan anak kecil sementara jelas sekali perawakan nya adalah bocah tengil.

Kamu menggendong tas mu dipundak dan melambai pada Scara yang membalas dengan anggukan pelan.

──────

"Jangan sampai terlupa sesuatu."

"Aku tahu, Scara sudah mengingatkan ku."

"Dia perhatian nya."

Nahida tersenyum sementara kamu yang mendengar itu cuma berusaha menyembunyikan rasa terharumu.

"Yah, dia memang anak yang perhatian. Omong omong, terimakasih karena mau mengantarku."

"Bukan masalah, sejujurnya aku diajak." sahut Nahida, menatap Pria wajah datar disebelahnya yang cuma memalingkan wajah.

"Terserah, apapun itu...berhati hatilah." pesan Alhaitham yang kembali menatapmu.

"Tentu!" kamu jadi semangat untuk segera menyelesaikan pekerjaan mu melihat orang orang yang peduli padamu seperti ini, sangat menghangatkan hati.

Kalian berpisah di stasiun. Kereta yang hendak kau naiki tiba, begitu kereta berhenti tepat didepanmu, kamu hendak melangkahkan kaki untuk masuk kedalam sebelum suara langkah kaki yang menggebu mengalihkan perhatian mu.

Matamu berkilat menatap siapa itu. Dengan tangan dilutut dan napas naik turun, Xiao perlahan mendekatimu.

"Kau akan pergi...?" tanyanya pelan, ada sedikit sirat kerinduan didalamnya.

"Untuk pekerjaan, iya." jawabmu, menatap Xiao yang makin tampan dengan hangat.

"Berapa lama?"

Scaramouche and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang