• Ayah

248 37 2
                                    

•••

"Dengan [Fullname]?"

"Ya, itu saya sendiri..."

Mendengar itu, Ayato mengulas senyum manis yang membuat bulu kuduk mu meremang, nyatanya dibalik senyumannya itu dia menyimpan sesuatu dan kamu tahu itu.

"Jadi, apa ada sesuatu yang engkau butuhkan"

"Huh?"

Ayato pun menceritakan bahwa ia adalah teman dekat Heizou dan mengatakan bahwa kamu bisa percaya padanya, mencurigakan memang tapi kamu tahu dia adalah orang yang menolong Heizou malam itu disaat kamu malah mabuk.

"Aku juga tidak keberatan menolong pacar temanku." tambah Ayato sementara kamu dibuat terdiam, padahal kamu dan Heizou sama sekali tidak memiliki hubungan yang lebih dari rekan kerja.

Kamu cuma tersenyum masam sebagai balasan, lagipula rasanya aneh jika kau dan Heizou berkencan, karena bagaimanapun Heizou lebih muda darimu.

─────────

Apa yang terjadi pada Heizou membuat rasa bersalah mu semakin membesar, membuatmu diselubungi perasaan bersalah yang selalu menghantui, kamu sangat bersyukur saat melihat dengan mata kepala sendiri bahwa luka Heizou tidak sampai mengenai titik vitalnya.

Terutama si pelaku...ternyata dia mengikuti dari awal kamu di bar dan sampai pergi dari sana.

Tapi yang membuatmu kebingungan adalah, mengapa dia masih hidup? Bukannya dia juga ikut meledak sebelum ditelan kobaran api?

Atau mungkin ada yang salah dengan ingatanmu.

"Kau mau kemana?"

"Maaf, tapi bisakah Anda jangan mengikuti ku." katamu kurang nyaman didekat Ayato, seolah olah tiap tatapannya padamu adalah kecurigaan.

"Aku tidak bisa membiarkan pacar temanku berkeliling sendirian." ucap Ayato membuat alasan.

Kamu terpaksa menghentikan langkah, berbalik menatap Ayato, "Aku bukan pacar Heizou, dan aku bisa sendiri tanpa bantuan Anda, terimakasih banyak." ucapmu telak.

Kamu menghela napas lembut, merasa perkataan mu sudah cukup untuk membuatnya berhenti mengekorimu. Saat kamu hendak kembali berjalan, tangan kekarnya menahan lenganmu membuatmu kembali berbalik hendak menanyakan maksud dari tindakannya.

"Baiklah, baiklah, tidak ada alasan lagi. Bagaimana kalau kubantu kau mencari si pelaku, atau...ayahmu sendiri."

Deg

"Maaf, aku tidak mengerti maksudmu. Ayahku sudah lama meninggal." ucapmu pelan, menepis tangan Ayato darimu sambil kau yang melangkah mundur.

"Aku tahu siapa dirimu, [Fullname] satu satunya anak yang selamat dari terbakarnya panti asuhan xxxxx."

Mendengar dia menyebutkan kembali nama panti asuhan itu membuat telingamu berdenging, membawa masuk ingatan kelam yang berusaha keras kau kubur itu.

Api, teriakan minta tolong, dan senyuman memuakkan yang terpatri diwajah Ayahmu, semuanya adalah kejadian yang sempat membuatmu merasa seperti hidup dalam neraka.

Dan juga, jika bukan karena pekerjaan, kamu akan menolak jika harus kembali menginjakkan kaki di tanah kelahiranmu ini.

Tapi berpikir bahwa dia sudah lama menjadi abu bersama kobaran api itu membuat rasa takutmu mereda dan akhirnya memilih untuk kembali ke tanah kelahiran mu ini dengan bertingkah seolah kau tak lahir darisini juga dengan kenangan burukmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Scaramouche and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang