• Menemukan

324 46 5
                                    

•••

"Disini."

Kamu terdiam ditempat mu berdiri saat Heizou berjalan masuk ke dalam gedung tak berpenghuni, lantas segera mengikutinya sembari menyamakan langkah.

Sunyi dan tidak ada kehidupan sama sekali, bulu kudukmu meremang rasanya sehingga kamu merapatkan diri pada Heizou yang terlihat tak keberatan dengan kedekatanmu.

"Menurut firasatku, bomnya disini."

"Seharusnya kamu tidak mengikuti firasat, tidak semua firasat itu benar." ucapmu pelan.

"Aku tau, tapi firasatku berbeda. Itu selalu tepat." balas Heizou percaya diri.

Kamu menghela napas, lantas mengamati bangunan itu sementara Heizou mengelilingi bangunan berusaha mencari petunjuk, untuk seorang detektif seperti dia, tentunya itu bukan hal yang sulit.

Bersyukurlah Keqing datang sehingga kamu tidak merasa sendirian di kota ini, meski kedatangan Keqing untuk pekerjaan.

Kota ini memberimu perasaan tak aman, jadi kedatangan sahabatmu, Keqing, sangat membantumu.

"Bom huh..." kamu bergumam, cahaya dimatamu redup sejenak saat mengingat hal kelam.

Kamu menunduk dan menghela napas, saat itulah matamu menangkap benda aneh yang membuatmu tersentak hampir berteriak, rasa takut mu naik ke permukaan saat kaki mu tak sengaja menginjak benda yang dikira bom itu.

Kamu jatuh terduduk, keringat mengalir jatuh membasahi pipimu. Segera kamu ambil bom itu dan memeriksanya, yang untungnya bom ini sudah berhenti berfungsi.

Bom ditanganmu tiba tiba diambil tangan seseorang, kamu mendongak untuk melihat Heizou yang mengamati tiap inci bom itu, kemudian melempar senyum padamu.

"Ini bom yang di rakit."

Kamu mengangguk pelan mengiyakan.

Kamu menutup mata, dilihat dari bentuknya saja sudah jelas ini bom yang dirakit sendiri, persis seperti bom yang kamu lihat dimasa lalu, bom yang sama dengan pelaku yang sama.

"Tapi kenapa...?"

Tubuhmu gemetar, bukannya dia sudah lama meninggal sejak kejadian itu?

"Ayo periksa tempat sekitar lagi." kata Heizou, mengangkatmu yang sedaritadi duduk dilantai membuatmu terkejut hingga kembali membuka mata.

"Nanti pakaianmu kotor." ucapnya enteng, sementara kamu menerka nerka seberapa kuat Heizou hingga bisa mengangkat mu.

Kalau tidak salah, Heizou berumur 25 sekarang sementara kamu sudah menginjak 28 tahun ini, dia bahkan lebih muda darimu tapi kharisma nya lebih terpancar. Tapi kamu tetap menang disini, karena kamu lebih tinggi daripada Heizou, membuatmu merasa memberi kesan seorang Senior.

"Aku lebih tua darimu." celetuk mu.

Heizou yang mendengarnya pun menaikan alis "Itu bukan alasan, apa kau tersinggung karena aku tiba tiba mengangkatmu yang sedang duduk dilantai seperti anak sd?"

"Bukan, bukan begitu." kamu menghela napas, percakapan ini membuatmu mengingat seseorang, siapa lagi kalau bukan anak itu.

"Lagipula aku tak masalah dengan yang lebih tua." gumam Heizou yang berjalan lebih dulu.

Reaksi mu yang tak sengaja mendengar itu membuat pikiran mu jadi kemana mana sebelum kamu menggeleng membuang pikiran aneh itu dan memutuskan untuk menyusul Heizou.

─────────

"Ini aneh..."

"Kupikir cuma aku yang berpikir begitu." Ucap Heizou, melirikmu dari ekor matanya.

"Semua orang juga akan sadar bahwa ini bukan hal normal."

Heizou mengangkat bahu acuh, kemudian membelakangi mu dan kamu cuma menghela napas karna itu.

Orang ini seperti sedang menargetkan  seseorang...

Tapi yang jelas orang itu bukan bagian dari Raiden Company, kamu menaruh tangan ke dagu sembari berpikir sejenak.

"Apa ada karyawan yang bekerja belum lama di Raiden Company?" tanya mu.

"Tidak ada."

"Kalau begitu siapa..."

Heizou kembali melirikmu, dengan curiga sebelum terkekeh.

"Mungkin saja kau."

"H-hah? Aku bahkan belum seminggu disini tapi katamu pengeboman ini sudah terjadi seminggu yang lalu, yang dimana saat itu aku bahkan tidak ada disini."

"Aku bercanda."

"Jangan bercanda di situasi begini." cemberut mu.

Kamu dan Heizou akhirnya memutuskan untuk keluar dari gedung tak berpenghuni itu, kalian berdua membicarakan banyak hal tentang siapa pelaku pengeboman ini sementara kamu merasakan tatapan tak nyaman dari Heizou sejak tadi, tak mungkin dia mencurigaimu kan...?

"Bagaimana kalau nanti malam—"

"Heizou!"

Heizou melebarkan matanya saat kamu mendorong nya menjauh dari pintu masuk, membuatnya yang hendak bertanya jadi terhenti saat matanya menangkap jelas bom waktu yang terpasang di samping pintu masuk.

Ia terdiam ditempat nya, padahal jelas saat masuk tidak bom itu disana lalu mengapa...??

Kamu panik, kembali berhadapan dengan bom lagi membuat pikiranmu tak bisa berpikir jernih, tanganmu gemetar saat memegang bom waktu itu.

Dengan hitung mundur yang makin sedikit, kamu dengan gusar pun memutuskan memotong kedua kabel yang ada pada bom itu dengan pisau lipat milikmu, saat melihat bom itu yang berhenti berfungsi pun membuatmu menghela napas lega sementara Heizou, ia mengambil bom itu dan menyimpannya membuatmu mengerutkan kening.

"Kenapa?"

"Tidak..."

─────────

Tok tok tok

Tak mendengar adanya balasan darimu, Heizou pun nekat masuk tanpa izin ke kamarmu namun belum saja menyapamu, dia segera putar balik dan kembali menutup pintu kamarmu dengan rapat sehingga menciptakan suara nyaring.

Kamu yang melihat itu cuma terdiam ditempat sambil menghela napas, mengusap wajah saat Heizou melihat mu yang cuma mengenakan handuk, lagian salahnya tiba tiba masuk ke kamar wanita seperti dirimu.

Usai memakai pakaian, kamu membuka pintu kamarmu dan menemukan Heizou yang bersandar di dinding samping pintu kamarmu, terlihat menghindari tatapanmu.

"Ada apa datang ke kamarku?" tanyamu langsung sembari menutup pintu kamarmu.

"...mau pergi minum?" ucapnya pelan sambil menggaruk tengkuk lehernya, dengan perlahan menatapmu.

"Huh?"






─────────

Chap ini Scara gk muncul dlu ya, mungkin chap kedepannya juga gitu, soalnya posisi Scara digantiin ma Heizou dlu (´ε` )

Btw, Kalian pull Scara?

Scaramouche and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang