Namjoon dengan kesusahan menguasai tubuh seokjin yang berada di rawa rawa, dia segera berdiri dan mengambil tas seokjin. Dan dalam sekejap mata namjoon langsung berlari membawa tubuh seokjin kembali ke rumah nya.
Namjoon belum bisa langsung bertindak, dia harus menyembuhkan tubuh seokjin dulu. Seokjin memang keras kepala, lihat yang dilakukan percayai dan ia anggap baik itu.
"Jangan pernah percaya pada siapapun lagi seokjin, karena pada akhirnya kebaikan yang kau berikan hanya di balas dengan kejahatan." Ucap namjoon sambil duduk bersila di atas tempat tidur seokjin. Ia berkonsentrasi menyembuhkan luka yang ada di seluruh tubuh seokjin.
Namjoon sendiri kembali membiarkan jiwa seokjin untuk istirahat untuk berapa lama, karena dalam kurun waktu lima hari tubuh seokjin mengalami kekerasan fisik dan psikis. Mungkin fisiknya bisa namjoon sembuhkan, tapi psikis seokjin yang melibatkan kesehatan jiwa nya tidak bisa namjoon sembuhkan jika bukan atas kemauan seokjin untuk kembali seperti waktu itu.
"Jangan punya hati yang terlalu baik, lemah dan lembut untuk orang orang yang mungkin terlihat baik pada diri kita, tapi pada kenyataannya dia menusuk kita dari belakang. Orang terdekat lah yang patut selalu di curigai, mereka sama dengan serigala berbulu domba. Mereka yang kita anggap domba yang jinak dan baik bahkan kita pelihara dan beri makan, tapi pada akhirnya malah mereka yang akan memangsa kita saat ada kesempatan dan menunjukkan sisi serigala nya yang lapar dan kejam."
Namjoon juga pernah mengalami semua itu, ada udang di balik batu. Ada alasan kenapa dia mendekati kita dan itu bukanlah suatu alasan yang baik, karena selalu ada kelicikan yang terselip di dalam nya.
****
Suatu hari seokjin sudah sadar dan terpaksa namjoon yang menggantikan tugas nya merawat nenek seokjin, karena hari ini seokjin tidak punya jadwal untuk berkuliah. Bahkan namjoon rela pergi ke luar untuk membeli beberapa bahan makanan untuk bisa di olah nenek nya seokjin.
"Jinnie, ayo makan..." Ajak nenek seokjin yang melihat seokjin akan kembali ke kamar nya.
"Nenek saja, nam - Jinnie sudah makan di luar," ucap namjoon acuh lalu kembali ke kamar seokjin. Namjoon entah kenapa selalu merasa aneh saat bersama neneknya seokjin.
Saat malam hari datang namjoon bisa merasakan kesadaran jiwa seokjin mulai kembali, namjoon segera keluar dari tubuh seokjin dan masuk ke dalam cermin seperti biasa. Tidak lama terdengar erangan suara seokjin yang akhirnya sadar dan sekarang sedang berbaring di atas ranjangnya.
"Akhirnya kau bangun," ucap namjoon menyadarkan seokjin.
Seokjin mengingat semua yang terjadi dan dia melihat keadaan badan nya yang kembali langsung pulih seperti semula, seokjin segera beranjak dan melihat namjoon di dalam cermin.
"Kali ini berapa lama aku tertidur, namjoon?"
"Seharian. Sekarang juga sudah malam." Jelas namjoon yang membuat seokjin mengangguk mengerti.
"Aku sudah pernah memperingatkan mu tentang orang yang bernama Seungcheol itu dan lihat semua yang dilakukan kepada mu seokjin," ujar namjoon kesal.
"Maaf."
Hanya itu yang bisa seokjin katakan dan namjoon sendiri hanya menghela nafas lelah di dalam cermin.
"Selama ini hanya Seungcheol Hyung yang baik dengan ku, tapi ternyata dia bahkan bisa berlaku jahat hanya karena ingin mengambil mobil mu, namjoon." Ucap seokjin sedih.
"Bodoh dan naif sekali, kau punya dua sifat itu seokjin. Aku bahkan berusaha keras menyembuhkan luka di tubuh mu dan menyelam ke dalam ingatan mu hanya untuk mencari tahu bagaimana perlakuan si seungcheol yang kau bilang baik hati itu. Setelah aku selidiki, ternyata dia selama ini baik hanya ada alasan nya seokjin. Kau pasti tidak sadar, dulu kau itu saingan dia, dia baik di hadapan mu agar kau mundur dan tanpa sadar dia sering merendahkan mu dan mengungkit semua kelemahan mu hingga kau tidak mempunyai kepercayaan diri." Jelas namjoon membuat seokjin hanya bisa tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Souls
Mystery / ThrillerSaat menemukan sebuah buku aneh yang membuat dua jiwa terjebak dalam satu tubuh. Mereka bekerja sama untuk membalaskan dendam dan memutuskan untuk bekerja sama. Bagaimana kisah pembalasan dua jiwa satu tubuh tersebut? Cerita lokal