Chapter 8 : The Wedding

47 2 0
                                    

"Bagaimana dengan negosiasi dengan para Dewa?" tanya Kishu langsung setelah mendaratkan pinggulnya di sofa bersama Sakura.

Silver, meskipun ia adalah seorang Pangeran pertama, kekuatannya jauh di bawah Kishu, sang Pangeran kedua. Karena itu, Kishu menjadi Putra Mahkota setelah ia lahir, dan gelar Putra Mahkota Silver dicabut begitu saja oleh Raja terdahulu, yakni orangtua Silver dan Kishu. Silver yang merasa sakit hati tidak memiliki pilihan lain, ia hanya bisa membantu sang adik yang sangat menyayanginya untuk menjadi Raja di Kerajaan Zaoldyeck. Karena itu, saat ini Kishu menjadi Raja dan Silver menjadi tangan kanannya.

"Para Dewa itu menyusahkan, dengan tersebarnya kabar Titisan Dewa Takdir yang berinkarnasi, mereka bersiaga dan memperketat hubungan mereka dengan kita," jawab Silver sambil memegang keningnya.

"Aku sangat ingin melihat wajah orang itu mendengar adik kesayangannya berinkarnasi. Mereka pasti sangat cemas mendapatkan kabar jika adiknya telah bersamaku," kata Kishu sambil tertawa kecil. Sakura memandang tidak mengerti, urusan politik dunia lain sama sekali tidak ia mengerti, jadi ia hanya diam sambil memerhatikan Silver.

Silver yang sadar diperhatikan Sakura, langsung menoleh ke arah Sakura dan memberikan senyuman manis yang hangat kepada Sakura. Wajah Sakura memerah, merasa aksinya terlihat dengan jelas begitu saja. Sakura beranjak pergi mengambil buku yang tersedia di rak buku yang berjejer di pinggir ruangan untuk mengalihkan rasa malunya.

"Apa kau sudah mengetahui siapa yang membunuh istrimu?" tanya Silver dengan suara pelan agar Sakura tidak mendengarnya.

"Belum ada petunjuk pasti, aku hanya berasumsi bahwa yang membunuhnya adalah keluarganya sendiri. Tetapi jika mereka membunuh seorang Dewi, apalagi Titisan Dewa Takdir, mereka akan mendapat hukuman mati," jawab Kishu dengan suara pelan yang serupa.

"Lalu, apa dia sudah mulai mencintaimu?" tanya Silver dengan nada menggoda.

"Belum, aku pastikan ia akan jatuh cinta padaku." jawab Kishu sambil menyeringai.

"Baiklah, laporan lebih detailnya nanti akan kuberikan padamu. Aku ingin sedikit istirahat, mereka sedikit bermain denganku saat ingin kembali," kata Silver lalu bangkit dari tempat duduknya sambil merenggangkan tubuhnya.

"Baiklah, selamat beristirahat, Pangeran," jawab Kishu tersenyum pada sang kakak.

"Jangan menyebutku 'Pangeran' lagi, aku sudah muak mendengarnya. Hamba permisi, Yang Mulia," jawab Silver dengan nada kesal. Lalu, angin hitam menyelimuti tubuh Silver dan menghilang begitu saja. Kishu tertawa miris saat mendapatkan jawaban seperti itu.

"Sepertinya sakit hatinya masih tertinggal," gumam Kishu lalu melirik kearah Sakura.

Sakura masih membaca buku di dekat rak buku dengan wajah seriusnya. Kishu hanya menatapnya dengan senyuman jahil, pria itu membiarkan calon istrinya sibuk dengan dunianya.

Matahari mulai meredup di langit, menyisakan jejak keemasan dan oranye di ufuk barat. Kishu dengan lembut mendekati Sakura, memperhatikan bahwa Sakura telah mengabaikannya untuk waktu yang cukup lama. Dengan senyum lembut di wajahnya, ia mencoba untuk menarik perhatian Sakura.

"Apa yang sedang kau baca, Sakura?" tanya Kishu dengan nada lembut, mencoba untuk memulai percakapan.

Sakura terkejut karena gangguan mendadak Kishu, namun kemudian ia menjawab dengan suara lembut, "Ini adalah buku tentang sejarah dan kehidupan ras vampir di dunia ini. Aku mencoba memahami lebih banyak tentang tempat ini."

Kishu mendekati Sakura lebih dekat dan dengan lembut meraih buku itu dari tangan Sakura. "Bisakah kau berhenti membaca sebentar dan membiarkan aku merayakan momen bersamamu, Sakura?" kata Kishu dengan lembut, mencoba membuat Sakura tersenyum.

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang