Chapter 9 : Sadistict

56 4 0
                                    

"Terima kasih atas hadiahmu ini, Kazuma," ucap Kishu dengan suara yang memenuhi seluruh ruangan. Tatapan mata para tamu pernikahan pun tertuju pada Kishu dan Kazuma. "Aku tak mengira kau akan datang ke pernikahanku setelah aku mengambil adik angkatmu ini," lanjut Kishu sambil menyeringai.

"Hadiah ini untuk adikku tercinta," jawab Kazuma sambil terus menatap Sakura.

Sakura terkejut dan mulai meremas tangan Kishu. "Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa sebenarnya Kazuma itu?" batin Sakura, mencoba memahami situasi yang semakin rumit.

Kishu memberikan isyarat kepada Sakura untuk kembali ke kamarnya. Para tamu kembali menikmati hidangan, menghindari terlibat dalam pertengkaran antara dua Raja yang sedang berlangsung. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia tak ingin berubah menjadi hari penuh darah. 

"Aku tidak menyangka kau dapat menemukannya begitu cepat," ucap Kazuma, tatapannya menusuk tajam ke arah Kishu.

Kishu dan Kazuma berhadapan dengan momen yang penuh ketegangan. Keduanya saling menatap dengan intens, mata mereka seperti pedang yang siap untuk saling menusuk.

"Bahkan aku sudah menemukannya saat dia terlahir kembali," jawab Kishu dengan nada mengejek, mencoba menjaga dominasinya dalam percakapan ini.

Kishu tampak begitu percaya diri, seolah-olah menantang Kazuma dengan kehadirannya yang tenang. Di sisi lain, Kazuma tegak dengan ekspresi serius yang hampir menggertak. Matanya berkilat tajam, mencerminkan keputusasaan dan kemarahan yang terpendam.

"Jadi, selama ini kau hanya bermain-main untuk mengecohku?" Kazuma mengepalkan kedua tangannya, jelas merasa tertantang oleh Kishu.

Kedua pria itu saling menatap dengan mata tajam, seolah-olah mereka berkompetisi untuk melihat siapa yang akan mengalah lebih dulu. Hembusan angin yang masuk melalui jendela terbuka terdengar seperti bisikan tak berwujud, menciptakan atmosfer yang semakin tegang.

"Menarik, bukan? Aku sangat terhibur dengan apa yang kau lakukan selama ini," jawab Kishu dengan seringainya yang selalu mengganggu.

Kedua pria itu saling berhadapan, kata-kata mereka berpotensi menjadi pedang tajam yang bisa melukai atau melumpuhkan. Setiap kata yang mereka ucapkan bisa mengubah arah peristiwa yang sedang berlangsung. Atmosfer ruangan itu terasa begitu tegang, seolah-olah setiap hembusan napas mereka dapat membuat ledakan.

"Aku akan merebut Sakura kembali ke dalam pelukanku," ujar Kazuma dengan penuh tekad.

"Aku akan menantikannya," jawab Kishu dengan santai sambil berlalu.

Percakapan mereka berlanjut, dan setiap kata yang terucap semakin memperdalam konflik yang ada di antara mereka. Ruangan itu menjadi saksi bisu dari pertarungan kata-kata yang berapi-api, di mana ego dan perasaan mereka berbenturan dengan keras.

"Tunggu, berikan ini kepada Sakura," cegah Kazuma, dan Kishu hanya melempar pandang kecil ke sebuah kotak kecil yang dipegang oleh Kazuma.

"Ini adalah barang yang diinginkan Sakura. Ini adalah bukti bahwa aku menepati janjiku." Kishu menerima kotak tersebut dari tangan Kazuma dengan ketidakpercayaan yang tersembunyi di matanya. Dengan hati-hati, Kishu mengambil kotak tersebut dari tangan Kazuma.

"Aku akan berbaik hati memberikannya. Jika ini adalah jebakan, maka kerajaanmu yang akan bertanggung jawab atasnya," kata Kishu sinis sambil berlalu.

Setelah pertemuan ini, pesta pernikahan selesai, dan para tamu pergi tanpa meninggalkan satu pun yang terluka. Silver mendekati Kishu yang duduk di singgasananya.

"Nampaknya pernikahanmu tidak berjalan sesuai rencana, Adikku," kata Silver dengan ekspresi yang penuh pertimbangan.

Kishu hanya mengangguk, mengisyaratkan bahwa masih banyak hal yang harus diatasi dalam pernikahan mereka yang baru saja dimulai.

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang