09

254 28 3
                                    

Boss sangat menyukai Net Siraphop. Dia sangat mengagumi lelaki itu. Sejak dulu dia memang sangat mengagumi dan bercita-cita berteman dan masuk dalam lingkaran pertemanan Net Siraphop. Dan syukurlah, berkat keberhasilan dia masuk dalam geng pertemanan yang dia buat sendiri dengan mengajak beberapa temannya, dia bisa bersahabat dan mendapatlan kepercayaan itu dari Net. Dia bisa membanggakan diri dengan semua itu, menjadi teman Net Siraphop yang keluarganya sangat terkenal dan dihormati, menjalankan bisnis di usia yang masih muda, rasanya hidup Boss sudah cukup berhasil, sudah banyak yang iri dan menginginkan menjadi dirinya.

Tapi sifat manusia memang tidak pernah puas. Semakin dia yakin apa yang dia inginkan bisa dengan mudah dia dapat, Boss masih merasa dia belum cukup puas dengan apa yang dia punyai.

Boss suka tantangan. Satu fakta yang semua orang tahu tentang dia. Dan orang-orang pun tahu dia selalu mendapatkan apa pun yang dia inginkan.

Meski selalu terlihat berhasil, membuat iri siapa saja, tapi Boss tetap memiliki hal yang membuat dia tidak percaya diri. Mendapatkan cinta satu malam memang mudah, dia tinggal mengedip dan semua orang dapat dengan mudah dia bawa pulang ke dalam kamarnya. Tapi karena hal ini membuat dia jadi sedikit-agak-sulit untuk memiliki hubungan khusus dengan seseorang.

Boss iri melihat teman-temannya yang jatuh cinta. Menemukan cinta, bagaimana rasanya? Dia tidak sempat berpikir hal-hal emosional seperti itu. Bukan berarti dia tidak pernah diam-diam mendambakan rasanya jatuh cinta pada seseorang. Meski dia disebut ‘pemain cinta’ oleh sahabat-sahabatnya. Boss sebenarnya tahu dalam hati yang paling dalam, di sudut-sudut yang tidak terjangkau itu, dia memiliki hati yang lembut, meski rasanya tidak mungkin, semua orang sudah menganggap dia si don juan, karena sifat dan image yang ditahu orang tentangnya berbanding terbalik dengan isi hatinya. Dan Boss pun menganggap dirinya seperti itu. Dia sampai lupa, dia memiliki hati yang sebenarnya polos dan baik, yang entah sejak kapan tidak dia sadari sudah terkubur dalam-dalam.

Dia sangat menyukai Net, Net adalah sahabat favoritnya dari semua sahabat yang dia punya. Karenanya dia selalu mengawasi dan memastikan gerak-gerik Net. Sampai urusan ranjang dan one-night-stand Net pun, dia tahu.

Orang-orang yang tidur dan menghabiskan malam dengan Net, kebanyakan adalah pilihan dan sengaja Boss kirim pada Net, kebanyakan bahkan Net tidak mengetahuinya, bahwa orang-orang itu memang orang yang Boss pilih untuk ditiduri oleh Net. Boss sangat perhatian pada Net bahkan urusan yang intim seperti itu.

Dia tahu Net tidak suka menggunakan pengaman, dia selalu lupa membawanya kemana-mana karena memang tidak pernah berniat mencari teman tidur. Tapi Boss yang perhatian, membantu memilihkan orang yang bisa dia tiduri dengan aman.

Boss sudah cukup bersyukur dengan hubungannya dengan Net apalagi setelah Net setuju menjalankan bisnis bersama. Rasanya pertemanannya dengan Net sudah sempurna. Sudah cukup. Tapi ketika dia melihat Net menjadi semakin terbuka semenjak jatuh cinta pada seseorang. Rasa irinya menjadi muncul. Dia jadi kembali menerka seperti apa rasanya jatuh cinta. Bagaimana seseorang bisa begitu berubah karena perasaan romantis itu?

Bagaimana rasanya dicintai? Apa itu cinta? Betul cinta bisa membuat orang berubah? Menjadi orang yang lebih baik dan bisa juga menjadi orang jahat... betulkah begitu?

Boss memutar setir mobilnya ketika melihat sebuah tanda di kiri jalan, dia membelok ke kanan, dimana ada papan petunjuk kalau kurang dari 100 meter di kiri ada panti asuhan yang sudah James beritahu padanya tadi.

Boss melihat pagar beton yang catnya mengelupas dimakan cuaca, keadaan di luar terlihat sangat payah. Tapi panti asuhan itu sepertinya lebar dan besar. Mungkin berhektar-hektar luasnya, sebab dia masih menjalankan mobil selama beberapa menit melewati beton setinggi sekitar dua meter itu baru menemukan pintu gerbang masuk. Boss menghentikan mobil di depan dan melirik kantung-kantung hadiah yang dia bawa untuk anak-anak panti, kemudian menelepon pada James memberitahukan dia sudah sampai.

James sendiri yang datang membukakan pintu gerbang untuknya, mobil Boss masuk dan seketika dia merasa seperti masuk ke dunia baru. Berbanding terbalik dari apa yang dia lihat di luar tadi, di dalam sini sangat asri dan segar. Rumput peking mengalasi seluruh halaman, jalan yang di lapisi kerikil putih, dan tempat parkir yang kecil tapi bersih dan bagus, ada taman bunga juga. Dan ketika menyadari ada tamu dengan mobil bagus datang, segerombol anak-anak datang dan berlari-lari, berkumpul menyambuti tamu kaya raya mereka. Boss tersenyum melihat sambutan hangat dan wajah-wajah polos mereka, dia menghabiskan waktu sepuluh menit untuk menyalami dan membagi-bagikan hadiahnya pada anak-anak.

James melipat tangannya sembari melihat kejadian di depannya. Boss tidak seburuk itu, kok! Kenapa dia selalu terlihat seperti lelaki mata keranjang di luar sana, persis seperti Zee!

Tapi tidak, Boss, meski dia playboy dan kasanova, dia masih memiliki rasa prihatin dan hati yang lembut pada dirinya, menilik dari apa yang James lihat saat itu dengan mata kepalanya sendiri. Dan baru kali ini juga James melihat dia tersenyum sampai kelihatan semua giginya ketika melihat anak-anak tersenyum dan berbicara padanya.

“Anak-anak, sudah jangan ganggu Om Boss lagi.”

Boss, yang mendengar dia disebut ‘om’ melirik James dengan alis naik sebelah. James tahu sedang dipelototi berlagak masa bodoh, dia menyuruh anak-anak masuk ke dalam sambil tersenyum jail.

“Masa Om, sih?”

“Kamu lebih mirip om-om sih?” James tertawa.

Boss menanggapi candaan cowok itu, ini artinya James semakin nyaman dengan dia, bukan?

“Masuklah, Boss.”

Saat itu Sarah muncul dari balik tembok samping dapur, mungkin hendak masuk ke kantor juga. Dia melihat Boss. Mereka terdiam di tempat selama beberapa detik. Agak canggung, jadi James menyeletuk duluan.

“Rah, ini Boss.”

Sarah menatap Boss dan mengangguk, “aku tahu, pernah lihat, teman Net, kan?” katanya.

James mengangguk. Setelah berhalo-halo, Sarah menyuruh Boss ke dalam kantor lebih dulu, sementara dia berlagak seperti memang datang mencari James untuk suatu urusan. “Aku pinjam James sebentar, ya.”

Tangan James ditarik-tarik ke dapur. “Ada apa, sih?!”

“James! Kamu tahu siapa Boss? Bagaimana kamu sampai kenal dia dan... bagaimana dia bisa kemari?”

“Oh, aku belum cerita ya? Kami bertemu di...” James menjeda omongannya, tidak mungkin dia akan bilang pada Sarah kalau dulu dia pernah diselamatkan Boss saat hampir diapa-apakan oleh Zee, “...di pesta Net, ya.”

Sarah memicingkan mata, tapi dia mengangguk saja. “Oh ya, apa kamu tahu soal dia itu pernah tidur dengan iparnya?”

“Hah?” James membelalak, kaget.

Sarah menjadi lebih semangat menggosip. “Kau tahu? Zee? Cowok yang menjadi langganan pub dulu kau bekerja itu. Dia pernah tidur dengan Zee!”

“Kamu tahu dari mana gosip itu?” Tanya James, masih melotot.

“Ini bukan gosip, oke? Kamu pikir apa lagi alasan Zee bercerai dengan kakak perempuan Boss?” Sarah mengetuk-ketuk dahinya dengan telunjuk, menyuruh James berpikir sedikit.

“Aku mana tahu, aku tidak akan menebak sampai ke sana?!”

“Aduh, sudah jadi rahasia umum kok! Siapa saja yang dekat dengan Boss atau Zee pasti tahu soal itu.”

James menggigit jarinya, tidak tahu harus bilang apa. Sarah memukul-mukul lengan James dengan gugup. James menaikkan alisnya dan melihat Sarah yang tengah menatap dengan mata membesar ke arah belakangnya, James menoleh, dan melihat Boss mencari-cari di samping kantor.

“Jangan bilang apa-apa soal tadi pada dia.” Ucap Sarah sebelum James berlalu.

“Aku tidak akan bilang, aku akan tunggu dia bilang sendiri, kalaupun dia tidak mau bilang, aku akan menghargai itu. Dan kamu! jangan suka menggosipi orang!” James menunjuk dan melotot kepada sahabatnya, yang kini mengangkat kedua telapak tangannya ke atas sambil menggeleng keras-keras.

James berjalan menghampiri Boss, setiap langkah kaki dia berpikir... mungkinkah... mungkinkah Net juga tahu soal Boss dan Zee? Mungkinkah penyebab Nunew dahulu ditinggal oleh Zee karena Boss? Nunew menangis sambil bercerita tentang seoranh laki-laki yang datang kembali ke dalam hidup Zee, setelah menghancurkan rumah tangga terdahulunya, kemudian dia kembali melakukan itu pada Nu dan merebut Zee kembali. Mungkinkah Boss orang itu?

“James, dari semua teman-teman Net, yang paling tidak bisa dipercaya adalah Boss.”

Kalau tidak salah waktu itu ada yang bilang juga begini; “Boss tidak suka kalah dan dia tidak suka mengalah sebelum berperang haha!”

“Boss itu tidak bisa di tebak.”

Tapi juga;

“Itu benar. Aku tidak pernah melihat dia mau dengan mantan-mantan kekasih geng ini.”

James menggeleng. Ya, James harus selalu berpikir positif, apalagi pada orang yang tidak melakukan apa-apa selain membantu dia dan berbaik hati pada dia. James suka memberi kesempatan orang untuk dekat dengan dia dan berteman. Meski orang itu adalah mantan pembunuh sekali pun. Biar waktu yang akan menunjukkan sifat asli mereka.

Boss melihat dia datang, James membalas senyum lelaki itu dan membawanya ke dalam kantor untuk berbicara.

tbc.

masih ada orang ga ya :")

it's going to be alrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang