"Belajarlah bersyukur dari hal-hal
Baik di hidupmu dan belajar lah menjadi
Kuat dari hal-hal buruk di hidupmu."
-B.j Habibie•
•
•SELAMAT MEMBACA
[]~•••~[]
Matahari mulai bergeser, berganti menjadi bulan. Entah kenapa, hari ini terasa sangat pendek bagi Zee. Sehari penuh mereka sekeluarga hanya berdiam di rumah, Shani yang sengaja mengundur semua jadwal nya, Zee dan Chika tidak berhadir ke sekolah karna kejadian tadi pagi, sementara Adel memang tidak di perbolehkan sekolah karena kondisi nya yang belum stabil.
Malam ini Zee duduk di balkon kamarnya sambil menikmati coklat hangat sambil membaca buku. Aktifitas nya berjalan sangat lancar, fokus nya tertuju pada buku cerita yang ia baca, hingga ketukan pintu memecahkan fokus nya.
Zee meletakan buku nya di meja di samping kursi, lalu beranjak menuju pintu kamar nya. Saat ia membuka pintu, menampilkan Adel yang tersenyum lebar padanya.
"Adel?"
"Haii," Sapa Adel dengan senyum yang menghiasi bibirnya.
Zee ikut tersenyum, namun ia heran, Kenapa adiknya itu meletakan kedua tangan nya di belakang? Ada apa di balik tubuh Adel? Setelah selesai dengan acara senyum-senyuman, Zee mempersilahkan Adel masuk kedalam kamarnya.
Gelagat Adel yang aneh saat masuk kedalam kamar Zee, membuat ia menaikan alis keheranan.
Zee menutup kembali pintu kamarnya.
"Kamu kenapa?"
"Gue ada kejutan, buat lo."
Zee sedikit memiringkan kepalanya, "Apa?"
Adel terkekeh, "Tutup dulu matanya," Zee menurut saja, lalu menutup matanya.
"Gue hitung sampai tiga, baru lo boleh buka mata." Zee mengangguk. "Satu... Dua.. Ti..."
"Cepet, Adel." Desak Zee tak sabar.
"Sabarrr dong, tiigaa!! Buka matanya Ka Zee!!" Pekik Adel penuh semangat.
Zee membuka matanya, menerjap beberapa kali dan.. Ia tersenyum, perasaan nya menghangat. Zee menatap lekat mata Adel yang berbinar, menggemaskan sekali. Zee langsung memeluk tubuh Adel, sangat erat.
Adel menaruh kepala nya di pundak Zee, sudah lama sekali rasanya ia tidak berpelukan dengan Zee. Ia rindu pelukan hangat ini, tanpa disadari air matanya menetes.
"Kamu nangis, Del?" Tanya Zee, dengan posisi yang masih berpelukan.
Adel tersentak, ia mengusap bagian bawah matanya, ternyata benar dirinya menangis. "Saking seneng nya, gue sampe nangis." Ucap Adel sambil tertawa kecil.
"Aneh banget, Seharusnya kan aku yang kesenengan karena di kasih kejutan sama kamu."
"Gue seneng akhirnya bisa meluk lo lagi." Perkataan Adel mampu membuat Zee membisu.
Zee tersenyum getir, tangan nya bergerak mengelus rambut Adel tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Jangan di lepas dulu pelukan nya, gue masih kangen sama lo." Zee hanya mampu mengangguk.
Cukup lama mereka berpelukan, saling menyalurkan kasih sayang satu sama lain. Hingga akhirnya Adel mengendurkan pelukan nya dengan perlahan. Mereka bertatapan beberapa saat, sampai Zee memutuskan kontak mata mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir (END)
Short Storybunga terakhir Kejadian pada hari itu, merenggut nyawa kedua orang tua dari empat orang gadis. Dari situlah awal terjadinya masalah di antara kedua anak kembar itu. Adel si anak dengan sejuta cara untuk meluluhkan hati sang kakak. Dan, Zee, gadis i...