[BT] 13. SALAH PAHAM

4.5K 395 14
                                    

"Cukup gue aja yang ngerasain sakit, dia jangan."
-Adella raqeesha calantha.



SELAMAT MEMBACA

[]~•••~[]

Setelah di obati, Adel dan Gabriel di panggil keruang BK. Cukup lama mereka didalam sana, sampai pada akhirnya mereka di beri surat peringatan. Untung saja mereka tidak di skorsing.

Chika yang terlampau emosi pun, segera menarik tangan Adel keluar dari ruang bk. Chika membawa Adel ke dalam ruang osis, semua anggota osis yang berada di sana di usir oleh Chika. Mereka sempat keheranan, karna baru pertama kali mereka melihat Chika semarah ini, jujur saja mereka takut. Mereka berlari keluar sambil terbirit-birit, Chika menutup pintu dengan kencang lalu menguncinya.

"Kamu apa-apaan sih, Del." Adel menunduk karna nada bicara Chika yang terdengar tinggi. "Kamu pikir keren berantem kaya gitu?!"

Bahu Chika naik turun saking emosinya.

"Aku minta maaf.." Cicit Adel sambil menunduk.

"Liat mata kakak!" Ragu-ragu Adel mendongakkan kepalanya, ia takut dengan Chika mode senggol bacok seperti ini.

"Kakak itu khawatir sama kamu, kaka takut kamu kenapa-napa, Adel. Apa sih untung nya berantem begitu? Kalo ada masalah, kan bisa di bicarain baik-baik." Sorot mata Chika yang awalnya sangat tajam dan mengerikan, berubah menjadi teduh. Nada bicara chika tidak tinggi lagi meskipun setiap katanya penuh tekanan.

"Kaka gak bakal ngerti."

"Makanya cerita." Jawab Chika cepat.

Adel menggeleng. Tidak mungkin ia menceritakan masalah nya dengan Gabriel, sudah pasti Chika tidak terima dengan perlakuan Gabriel terhadap dirinya. Adel takut masalah nya semakin melebar kemana-mana, dan orang-orang terdekat nya akan terancam karena dirinya.

"Kenapa geleng-geleng?"

"Aku mau kekelas." Ucap Adel berjalan meninggalkan Chika yang masih terdiam.

"Pulang, Del, Kakak sama Cici kangen kamu." Ucapan Chika membuat langkah Adel terhenti, tak berselang lama Adel kembali melangkahkan kaki nya tanpa membalas ucapan Chika.

***

"Ngga kasian sama diri lo?"

"Kasian kenapa?"

"Udah tau di cuekin masih aja peduli. Kalo gue jadi lo, udah gue geprek tuh si Zee." Adel menertawakan ucapan temannya.


Saat ia berjalan menuju kelas, ia melihat Garvi yang duduk sendirian di depan kelas, tanpa basa-basi Adel langsung menghampiri orang itu. Ternyata Garvi di keluar kan dari ruang kelas karena tertidur saat pembelajaran berlangsung.

"Entahlah, setiap kali gue mau marah sama dia, gue selalu gak mampu dan gak siap. Kayak.. Cukup gue aja yang ngerasain sakit, dia jangan."

"Lah, terus sekarang apa? Lo ngediemin dia sampe seminggu."

Adel membuang nafasnya. "Gue gak berniat, tapi ini tuh ide dari temen gue."

"Coba lo diemen anaknya sampai beberapa hari gitu, biar dia ngerasain juga di cuekin itu sakit nya gak maen-maen."

Bunga Terakhir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang