SELAMAT MEMBACA
***
Adel masih mempertanyakan siapakah yang memberi ia baju seragam sekolah. Setelah sang kurir pergi, Adel segera menghubungi orang yang ia duga mengirim paket itu kepada nya. Ternyata yang mengirim bukan lah kakak sulungnya.
Tapi di sisi lain Adel bersyukur, akhir nya ia mendapatkan baju baru. Bukan nya tak mampu membeli ataupun pelit, Adel hanya malas membeli baju baru. Karena ia rasa baju lama nya masih layak pakai meski baju itu sudah berwarna kuning dan ada beberapa bagian yang terkena coretan tinta.
TSA kemarin bolos sampai jam pelajaran terakhir, mereka juga langsung pulang tanpa mengambil tas yang berada di kelas. Jadi hari ini mereka datang kesekolah hanya membawa pulpen dan beberapa buku yang menurut mereka penting.
Dari jam pelajaran pertama hingga jam istirahat pertama, TSA tidak mengikuti pelajaran. Bukan karena terlambat, tapi karena mereka membolos. Dan baru saja nama mereka berempat di panggil menggunakan pengeras suara. Seluruh warga sekolah mendengar itu, namun mereka tak memperdulikan. Bukan kali pertama mereka di panggil dengan cara seperti ini.
"Nunggu di jemput aja, gua mager kalo sekarang." Ucap Adel dengan santai, selain di rooftop di belakang sekolah juga menjadi markas para anak nakal.
"Jangan kan lu, gue juga males." Jawab Olla.
"Kalian di panggil lagi tuh." Ucap salah satu murid laki-laki yang berada tak jauh dari TSA. Ia adalah Mirza mahardika, anak kelas 11, tak jarang TSA bertemu Mirza di tempat-tempat seperti ini.
"Biarin aja lah kagak peduli gua." Sahut Oniel.
"Emang gila lo pada. Bolos sih bolos, tapi jangan sampai seharian juga kali." Ucap Mirza di akhiri dengan gelengan kecil.
"Bolos mah masih mending, dari pada nyebat." Perkataan Adel dibaluti dengan sindiran.
"Nyindir gue?" Ucap gadis di samping murid laki-laki tadi. Dia adalah Ashella putri aurora, kelas 11.
"Enggak tuh, lo nya aja kali yang ngerasa." Jawab Adel tanpa memandang wajah Ashel.
"Mending lo pada pergi deh, dari pada kena juga entar. Apalagi lo, Ashel, kalo mau nyebat jangan di belakang sekolah anjir, minimal di rooftop biar asep nya ngg-." Ucap Olla.
"Halah bacot lo." Gadis bernama Ashel itu melempar puting rokok ke arah Olla.
Olla memundurkan badan nya, menghindari puting rokok yang terbang kearah nya. "Gila!"
"Mending lo sama sepupu lo itu pergi dari sini deh, Za. Ntar kalian kena hukum juga." Usir Adel, ia tak mau dua manusia nakal itu terseret dalam masalah TSA.
"Bodo, gue bakal tetap di sini." Ashel mengambil kotak rokok yang berada di kantong baju nya. "Roko?" Tawar Ashel pada TSA, meskipun ia tau TSA akan menolak nya.
TSA menggeleng cepat, mereka memang murid pembangkang, tapi tak pernah sekalipun mereka memegang benda yang bernama 'rokok' itu.
"Heh, niat kita baik ya pengen nyelamatin kalian berdua dari hukuman." Flora menimpali.
"Sejauh ini cuman 4 kali gue kepergok lagi bolos, gue mau genapin jadi 5."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir (END)
Cerita Pendekbunga terakhir Kejadian pada hari itu, merenggut nyawa kedua orang tua dari empat orang gadis. Dari situlah awal terjadinya masalah di antara kedua anak kembar itu. Adel si anak dengan sejuta cara untuk meluluhkan hati sang kakak. Dan, Zee, gadis i...