APARTEMEN JENNIE.
Setibanya Jennie di kamarnya, tanpa menggantikan pakaiannya dia langsung berbaring. Ada sedikit senyuman di bibirnya. Meskipun hatinya sedikit sedih karena menurutnya, tubuh Lisa lebih buruk dari 5 tahun yang lalu.
Kring! Kring! Kring!
Dia melihat ponselnya dan nama Rose tertera disana.
"Ya Rose.." sapah Jennie langsung.
"Aku mencium aroma kebahagiaan dari sini." Goda Rose membuat Jennie terkekeh.
"Tapi aku sedikit sedih karena sepertinya, hidupnya masih sulit Rose." Selesai terkekeh, berubah sendu.
"Tidak usah sedih seperti itu. Cepatlah susun rencana untuk membawanya kembali ke pelukanmu agar dia bisa gemuk karena masakanmu yang selalu luarbiasa itu."
Akhirnya Jennie kembali tersenyum lagi, "Terima kasih Rose. Kau dan pacarmu sangat baik padaku, bahkan aku tidak bisa membalas kalian dengan seluruh harta yang ada di duni ini."
Helaan nafas terdengar. Rose tidak pernah menyukai jika Jennie seperti ini, "Aku sudah muak mendengarmu seperti ini Jennie. Tapi aku mau jika besok pagi mendapatkan breakfast darimu."
"Hahaha. Baiklah. Tidurlah Rose. Besok aku akan membawa bekal khusus untukmu dan Oppa. Selamat malam Rose."
"Itu baru benar. Selamat malam Jennie."
Panggilan itu berakhir dengan Jennie yang tertawa. Dia sangat bersyukur mengenal sepasang Lovebird itu. Mereka seperti hadiah yang Tuhan berikan dalam hidupnya.
.
.
.
Sedangkan Lisa masih tetap duduk di depan rumahnya setelah kepergian Jichu. Otaknya masih berkelana, dia merasa aneh saja. Jichu tiba-tiba datang meminjam koreknya, mengajaknya mengobrol, dan akan membelikannya sebuah ponsel yang dia ketahui harga ponsel sangat mahal.
Dia tinggal sendiri di rumah ini karena Bosnya juga memiliki rumah sendiri. Untungnya masih di daerah Seoul.
Karena saat ini Korea sedang mengalami musim dingin, Lisa segera masuk ke dalam rumahnya. Dia perlu istirahat karena besok jam 5 pagi, dia sudah harus berada di RUMAROTI.
"Nini, sekarang kau semakin cantik. Bahkan sangat cantik. Aku bersyukur pernah menjadi sahabatmu dan juga pacarmu. Terima kasih banyak sudah menempati janjimu untuk bersinar di puncak tertinggi. Aku sangat bangga padamu. Aku berdoa, semua kebahagiaan di dunia ini akan menjadi bagianmu. Selamat malam Nini. Semoga kau tidur dengan nyenyak." Gumam Lisa saat menatap foto Jennie satu-satunya yang dia miliki sebelum menutup mata dan tertidur.
Rutinitasnya setiap malam hanya itu. Berbicara dengan Jennie di depan fotonya dan juga foto itu selalu berada di atas dadanya, seakan Jennie berbaring disana seperti kebiasaannya dulu sebelum mereka berpisah. Tidak seorangpun tahu, setiap kali Lisa tidur, airmatanya entah bagaimana selalu keluar. Terkadang gumaman nama panggilan Jennie keluar dari mulutnya. Entah mimpi buruk atau memang hatinya serapuh itu.
_________________THE NEXT MORNING.
RUMAROTI.Lisa baru saja selesai membersihkan seluruh kedai dengan bersih. Di kedai itu hanya ada 3 orang kerja. 2 di dapur, dan 1nya Lisa yang melayani pelanggan. Mereka akan buka jam mulai dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Sebelum mereka tiba di Korea, Bosnya sudah mengurus segala hal agar begitu mereka tiba, RUMAROTI bisa langsung di buka.
Saat ini Lisa sudah standby di balik kasir. Karena semua aneka kukis sudah di sediakan pada tempatnya masing-masing.
Pintu kedai dibuka dan Lisa bisa melihat wanita sangat cantik dan tinggi memasuki kedai. Wanita itu melemparkan senyum manisnya pada Lisa. Sistem kedai ini cukup sederhana, Jika pelanggan ingin memesan, mereka bisa langsung mengambilnya sendiri. Jika mereka ingin makan di tempat, ada beberapa tempat duduk yang di sediakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS & HOPE (JENLISA)
Fantasy- Tanpa-Mu, hidupku hanya cangkang yang kosong.- JENNIE.