I

6.6K 361 11
                                    

ROCK NEWS.

"Hidup sebatang kara bukan perkara yang mudah. Sejak kecil, dia harus berusaha dalam banyak hal. Banyak yang di korbankan; dia harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan pendidikan, dia harus rela waktu tidurnya tidak sempurna, dia di paksa untuk harus menerima semua keadaan, dia tidak punya waktu untuk sekedar memanjakan diri, bahkan dia di khianati beberapa kali oleh sahabatnya sendiri. Tapi sekarang, dia menjadi bukti hidup jika semua orang di ciptakan dengan hal yang besar. Dia tidak terlahir dengan sendok perak di mulutnya tapi hari ini dia membuktikan jika tak selamanya seorang gelandangan akan tetap menjadi gelandangan. Sekarang, dia adalah salah satu wanita muda terkaya di Korea Selatan, pemilik seluruh restaurand bintang 7 yang berada di Seoul Korea Selatan. Wanita cantik, elegan dan anggun yang berdiri di samping saya adalah dia yang saya maksud, Jennie Ruby Jane Kim."

KLIK!

"Kerja bagus Jennie." Puji sekretarisnya saat melihat tayangan siaran ulang dari salah satu studio terkenal di Korea Selatan.

Jennie hanya memberikan senyum manis padanya lalu berdiri dengan gelas wine di tangan kanannya. 

"Aku merindukannya, Rose." Kata Jennie dengan sendu.

Rose bisa mendengar nada luka dari suara itu. Dia hanya bisa mendesah dan selalu mendampingi Bosnya ini. Karena hampir setiap hari Jennie akan berkata seperti itu.

"Apalagi yang bisa kulakukan Jennie? Bahkan kekasihku kewalahan untuk mencarinya. Dia seperti di telan bumi. Tanpa jejak apapun." Balas Rose lalu menghampiri bosnya.

Jennie hanya diam, matanya menatap lurus keluar jendela namun kabur karena airmata yang menumpuk.

FLASHBACK ON..

Seorang gadis kecil sedang berdiri di depan sebuah Restaurand mewah. Dia menatap kagum bangunan mewah itu.

"Jika aku dewasa, aku ingin memiliki tempat makan semewah ini." Gumamnya pelan. 

Tiba-tiba dia merasakan seseorang sedang menepuk pundaknya. Dia berbaik dan melihat orang itu.

"Hay, apakah kau lapar?" Tanya orang itu dengan senyum yang manis.

Gadis kecil itu memandang pria kecil yang mungkin seumuran dengannya. Wajahnya terlihat kumuh, bajunya dekil. Dia sedang memegang satu kantong plastik. Pria kecil itu pikir, mungkin gadis itu kelaparan jadi terus menatap ke dalam restaurand.

"Tidak. Wae?" Jawabnya.

"Aku pikir kau lapar karena sudah beberapa kali aku melihatmu selalu menatap ke dalam sana. Ini, aku punya sedikit kukis. Apakah kau mau? Tenang saja, ini bersih. Aku baru membelinya disana." Balasnya masih dengan senyum manis.

Gadis kecil itu akhirnya tersenyum sambil menjawab, "Terima kasih. Tapi aku sudah makan." 

Pria kecil itu mengangguk, "Aku Lalisa. Siapa namamu?"

"Jennie.."

FLASHBACK OFF…

Jennie mengingat kembali awal mula dia bertemu dengan pria kecil yang bernama Lalisa. Hatinya sakit, dia sangat menyesal dengan semua kesalahannya.

Jennie pun berbalik dan memeluk Rose dengan erat, "Aku sungguh merindukannya Rose. Kau tahu, alasan aku menerima wawancara itu, karena aku ingin dia melihatku. Aku punya harapan, dia datang menemuiku setelah itu. Tidak masalah jika dia membenciku, aku hanya ingin melihatnya, meskipun hanya sebentar." Kata Jennie terisak.

Rose juga merasa sedih. Dia bisa melihat bagaimana Jennie berjuang hingga seperti ini namun seakan semuanya sia-sia karena kebahagiaannya yang sesungguhnya sudah hilang. Yang Rose bisa lakukan hanyalah memberikan pelukan yang erat seakan memberikan kekuatan.

"Teruslah berharap Jennie. Teruslah bersinar. Aku percaya, suatu hari nanti, dia akan melihat cahaya itu dan menghampirinya. Ingat, kau tidak sendiri, ada aku dan Jichu Oppa. Sekarang, kuatkan dirimu karena sebentar lagi kau ada metting dengan investor dari Singapure." 

Jennie mengangguk saja tapi terus memeluk Rose. Beberapa saat akhirnya dia menjadi tenang dan melepaskan pelukan mereka.

"Terima kasih banyak Rose. Aku akan ke toilet untuk membereskan tampilanku." Rose mengangguk dan melihat Bosnya dengan sendu.

'Semoga Tuhan berpihak padamu, Jennie.' 

________________

BANGKOK, THAILAND.

Di salah satu rumah, seorang pria berpenampilan sederhana sedang duduk menikmati kopinya. Rumah itu sunyi karena hanya dirinya seorang diri. Matanya focus pada sebuah foto berukuran 2R yang lusuh. Dialah Lalisa, pria yang selalu di rindukan oleh Jennie Ruby Jane Kim.

"Apakah kau sukses sekarang Nini? Apakah harapanmu tercapai sekarang?" Monolognya dengan sendu.

FLASHBACK ON…

"Apa harapanmu di masa depan Nini?" Tanya Lalisa kecil.

Dengan senyum manis, Nini kecil itu menjawab, "Aku ingin membuka Restaurand mewah di seluruh Seoul Lili. Apakah itu mungkin?"

"Selama Nini selalu berusaha dan tidak menyerah, itu akan mungkin." Jawabnya dengan lembut.

"Aku tidak akan berhenti meskipun harapanku sudah tercapai. Kita berjuang bersama agar kita terus bersama, oke Lili?" 

Lalisa mengangguk semangat, "Aku akan menemanimu."

"Lalu apa harapanmu Lili? Harus adil." Tanya Nini kecil dengan penasaran.

"Sejujurnya aku tidak memiliki harapan sepertimu Nini. Yang aku inginkan, yang penting tidak kelaparan, dahaguku terpenuhi dan punya rumah untuk berteduh. Aku tidak ingin menjadi orang yang kaya raya karena itu merepotkan." Jawabnya.

Nini kecil merasa bingung. Semua orang pasti ingin kaya tapi pria kecil ini tidak menginginkannya. Menarik skali.

FLASHBACK OFF…

Sepenggal kenangan memenuhi ingatannya dengan rapi. Dia tidak pernah lupa dengan semua yang terjadi dalam hidupnya dengan Nini kecilnya. Dia menatap foto itu dengan sendu, dia merindukannya, hanya saja dia sadar diri, jalan mereka berbeda arah. Itulah alasannya pergi dan menghilang.

Setiap hari, perasaan rindu menggoroti hatinya. Dia masih pria sederhana tanpa kekayaan apapun. Yang dia pastikan untuk hari esok adalah perutnya tidak kelaparan. Dia sangat anti untuk meminta belas kasihan orang lain. Dia berusaha sendiri untuk bisa makan dan minum. Rumah yang dia tinggali juga bukan miliknya, dia bekerja sebagai pelayan di salah satu RUMAROTI. Gajinya hanya cukup untuk kebetuhan sehari-hari dan membayar sewa rumah. Untungnya dia tinggal di salah satu daerah terpencil di bangkok thailand jadi kebutuhan disana tidak terlalu mahal.

Tapi sekarang dia sedang dilema, karena BOSnya akan membuka cabang baru di Korea Selatan dan memintanya untuk pindah kesana. RUMAROTI itu tidak mewah, hanya sederhana namun semua aneka Roti yang dijual sangat lezat. Keberuntungan datang pada Bosnya ketika salah satu orang kaya dari Korea sempat mampir dan minum teh disana. Dia menawarkan sedikit modal dan saran untuk membuka di Korea Selatan, karena kebetulan ada salah satu bangunannya yang terbengkalai. 

Sudah pasti bagi BOSnya untuk tidak membuang kesempatan ini. Baginya ini adalah peluang besar untuk maju. Namun bagi Lisa, ini menyesakkan hatinya untuk kembali ke negara yang sudah susah payah dia tinggalkan.

Tapi dia tidak punya pilihan. Sebab BOSnya ini terlalu baik padanya. Dengan berat hati dia harus setuju untuk pergi bersama Bosnya.

"Aku sekarang punya harapan Nini. Aku berharap kau selalu naik dan tidak turun. Dimanapun kau berada, apapun yang kau kerjakan, semuanya akan berhasil. Jika kau sudah memiliki keluarga, aku berharap pria itu bisa mencintaimu melebihi cintaku padamu."

Lisa hidup di desa kecil, bahkan dia tidak pernah melihat ada TV disana. Jadi, harapan Jennie untuk Lisa melihatnya, sia-sia. Tapi jika Lisa sampai di Korea nanti, mari kita lihat, apakah Lisa akan melihat bagaimana Nini Kecilnya sudah bersinar di puncak tertinggi?

.
.
.
.
.

SUKAK? JIKA SUKAK HARUS LIKE DAN KOMEN MAKA AKU AKAN MELANJUTKANNYA.

HOPELESS & HOPE (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang