VII

2.2K 275 27
                                    

THE NEXT WEEKEND.
RUMAROTI.

"Lisa, lebih baik kau pulang dan beristirahat. Kau sangat pucat." Kata Bammie.

Sudah 5 hari ini Lisa terlihat berbeda. Mungkin dia masih bertingkah biasa saat di tempat kerja namun yang berbeda adalah warna kulit dan matanya, dia seperti orang yang sakit.

Dan Bammie adalah tipe Bos yang tidak bisa melihat karyawannya yang sakit.

"Tidak apa-apa Bammie. Aku masih bisa bekerja. Lagian kalau aku libur, tidak ada yang menggantikan posisiku." Jawab Lisa.

Kondisi tubuhnya memang tidak fit. Akhir-akhir ini dia selalu tidur larut, jam makan yang berantakan, pikiran yang bercabang. Apa yang di katakan memang benar, hati yang gembira adalah obat yang manjur. Tetapi semangat yang patah, mengeringkan tulang. Itulah yang terjadi dengan Lisa. Hatinya seperti kabut hitam, semangatnya kendur.

"Aku masih bisa menghandlenya. Akan lebih baik kau istirahat dan pulihkan dirimu. Jika kau main-main dengan penyakit, kematian adalah bagianmu. Pergilah, aku mengijinkanmu libur, jika kau merasa sudah pulih, kau bisa kembali hari senin nanti."

Akhirnya Lisa tidak punya pilihan selain menyutujui perintah mutlak dari Bosnya. Dia hanya mengangguk dan mengambil jaketnya. 

"Terima kasih Bammie. Aku pamit." Bammie mengangguk.

Setelah itu Lisa berjalan keluar dari kedai dengan pelan. Staminanya benar-benar down. Sedang berjalan tiba-tiba dia berhenti karena melihat mobil Jennie terparkir di depannya. Dia berusaha memantapkan hatinya, biar bagaimana pun, dia tidak bisa menghindar.

"Hey…" sapah Lisa dengan senyum tipis.

Jennie yang sedang berdiri sambil memainkan ponselnya melihat ke arah suara itu. Keningnya mengerut karena melihat wajah Lisa yang pucat, Lisa sangat berantakan. Jantungnya masih memiliki efek yang sama, tiba-tiba ketakutan merayap di seluruh tubuhnya.

"H-hey. Kau tidak bekerja?" Tanya Jennie gugup.

"Aku Libur Nini. Apa yang kau lak—"

"Sayang.." perkataan Lisa berhenti karena Xiumin memanggil Jennie. 

Lisa melihatnya memeluk Jennie dengan mesra tanpa berkedip, "Maaf membuatmu menunggu lama. Ayo pergi." Tambah Xiumin. Dia belum menyadari Lisa disana karena focusnya hanya untuk Jennie.

"Y-ya. Tidak apa-apa. Hm, Lisa, aku pamit." Jawab Jennie dan melihat Lisa dengan gugup. Tapi yang Lisa berikan hanya senyum menenangkan.

"Ya Jennie. Hati-hati di jalan." Jawab Lisa.

"Siapa dia, Sayang?" Tanya Xiumin sambil melihat Lisa dengan senyum lembut.

"A-aa dia temanku, Oppa." Xiumin langsung menyodorkan tangannya untuk Lisa.

"Hey, aku Xiumin, pacar Jennie. Maaf, aku tidak sempat menyapamu." Sopannya.

"Tidak apa-apa Bung. Jika kalian sedang terburu-buru maka pergilah." 

Xiumin mengangguk dan memberikan senyum terakhir pada Lisa sebelum menyeret Jennie masuk ke dalam mobil. Lisa hanya memperhatikan keduanya pergi. Dia terus berdiri disana meskipun Mobil Jennie sudah menghilang. 

Entah kapan dia mulai berjalan, yang dia tahu, dia sudah berada di kamarnya sambil memandang foto Jennie. Pikirannya melayang ke pertengkaran mereka malam itu.

FLASHBACK ON…

"Tidak bisakah kau berdiam diri saja di rumah? Kau tahu, kesempatan ini sangat berarti bagiku tapi lihat, kau menghancurkan segalanya Lalisa." Teriak Jennie dengan marah.

HOPELESS & HOPE (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang