VI

2.2K 286 15
                                    

1 MINGGU KEMUDIAN.

Paskah Lisa pulang dari Apartemen milik Jennie, 1 minggu sudah berlalu. Tapi selama 1 minggu itu, Jennie menghilang. Lisa menunggu Jennie untuk menghubunginya, namun nihil. Setiap pergi bekerja, Lisa selalu memandangi ponselnya, berharap ada nomor baru yang masuk yang berasal dari Jennie. Jika dia memiliki waktu luang, dia akan membuka akun social media milik Jennie hanya untuk sekedar melihat-lihat saja. 

Sesekali dia melihat Jennie memasang story, dia sangat ingin mengirim pesan padanya di IG tapi dia takut mengganggu. Ada kalanya pulang kerja, dia pergi ke restaurand RB yang pernah di kunjunginya bersama Jennie, tapi yang di rindukan tidak pernah kelihatan. Jelas tidak kelihatan karena itu hanya salah satu restaurand milik Jennie, kantornya di tempat lain dan Lisa tidak mengetahuinya.

Selama 1 minggu ini, Jichu hanya 1X mengunjunginya. Mereka hanya mengobrol biasa, saat Jichu bertanya tentang kelangsungan hubungannya dengan Jennie sekarang seperti apa? Lisa hanya menjawab bahwa semuanya baik-baik saja. Mungkin karena Jichu sibuk jadi belum bertemu dengan Jennie lagi.

Saat ini Lisa baru saja selesai menutup kedai, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dia masih enggan untuk pulang, akhirnya dia membuka ponsel untuk melihat apakah Jennie punya postingan baru. Ternyata tidak ada tapi ada pemberitahuan jika Jennie sedang melakukan siaran langsung. Lisa langsung membukanya.

Begitu wajah senyum manis yang dia rindukan muncul di layar ponselnya, dia langsung tersenyum lebar. Dia menonton Jennie, sepertinya dia sedang liburan. Lisa selalu bahagia melihat Jennie yang seperti ini.

Tapi senyumnya langsung luntur karena seorang pria yang tampan muncul di layar dan duduk di samping Jennie. Dia menatap layar itu dengan kosong. Lalu dia melihat Jennie mengarahkan ponselnya untuk memberitahu pengikutnya yang bertanya, dia sedang melakukan apa dan Jennie memperlihatkan semua barang mewah yang di belinya dan pria itu.

Seketika Lisa tersenyum miris. Matanya berkaca-kaca tapi senyum itu juga tetap ada. Dia mengelus senyum Jennie di layar ponselnya dengan pelan, "Kau hebat Nini. Kau selalu mendapatkan apa yang kau mau dan harapkan." Gumamnya.

Lalu dia membaca sebuah komentar yang mempertanyakan apa hubungan Jennie dengan pria itu, jantungnya langsung berdetak hebat, wajahnya seketika pucat pasi.

"Suami masa depan. Perhatikan wajahnya dengan baik, jika mendapatinya berjalan dengan wanita lain, hubungi aku. Hahahaha."

Itulah yang Lisa dengar dari mulut Jennie. Saking dadanya menyengat, dia membungkuk otomatis dan meremasnya. 

FLASHBACK ON…

"Lili, nanti saat Nini sudah dewasa dan memiliki calon suami, dia harus baik seperti Lili dan membelikanku barang-barang mahal." Kata Jennie pada Lisa yang sedang duduk di sampingnya. Saat ini usia mereka baru 9 tahun.

Mendengar itu, Lisa tersenyum, "Ya, karena pasti Nini akan sangat cantik. Apakah Nini ingin menikah dengan orang kaya?" 

Jennie mengangguk cepat, "Tentu saja. Hidup melarat tidak enak Lili. Tapi Nini juga akan menjadi orang kaya yang sukses. Bagaimana denganmu Lili? Apakah kau tidak ingin menjadi sukses dan kaya?" 

"Aku hanya ingin hidup sederhana Nini. Bisa makan dan minum saja itu sudah cukup." Jawab Lisa.

"Berarti Lili tidak bisa menjadi suami Nini. Kalau Lili terus miskin, Lili tidak bisa membeli barang mahal untuk Nini. Tidak asik." Gerutu Jennie dengan cemberut.

Lisa hanya bisa senyum sendu, "Makanya itu, sekarang selagi kita masih bersama dan berteman, aku akan mengabulkan semua keinginan Nini tapi jangan mahal-mahal, oke?" 

HOPELESS & HOPE (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang