13. Kejanggalan

375 15 4
                                    

Happy Reading ✨

Alana membuka pintu rumah dengan berani tanpa ada rasa takut jika Roy memarahinya. Ketika Alana hendak menaiki tangga ada suara seseorang yang tak asing bagi Alana.

"Dari mana saja jam segini baru pulang?" tanya Roy masih menahan amarahnya.

"Rumah temen" jawab Alana singkat.
Alana langsung berbalik badan dan menaiki tangga. Saat menaiki tangga pertama Alana terhenti.

"Temen siapa? Kamu pikir saya bodoh" Roy mendekati Alana.

"Apa urusannya sama lo suka-suka gue,gue mau kemana pun. Asalkan lo nggak gue repotin" Alana langsung lari menuju kamarnya.

"ALANA SAYA BELUM SELESAI BICARA" teriak Roy yang sudah berusaha agar tidak marah kepada Alana.

Alana langsung merebahkan diri di kasur nya sambil menatap langit-langit rumah. Mata Alana tidak sengaja melihat bingkai foto yang di pasang di kamarnya dan Alana mengambilnya.

"Bun,yah coba aja kalian masih di sini pasti aku nggak kesepian" Alana mengeluarkan cairan bening dari pipinya. Mengingat-ingat kebersamaan bersama keluarganya, bagaimana Alana menangis ketika di tinggal kedua orang tuanya untuk selamanya sampai ada hal pikiran yang mengganjal di kepala Alana. Saat mengingat-ingat kejadian itu.

"Bunda sama Ayah kamu,mereka kecelakaan waktu mau berangkat ke bandara"

"Kecelakaan? Bagaimana bisa?" Sedangkan Alana tahu betul ketika mengendarai mobil sangat hati-hati, kalaupun ada yang kurang beres dengan mobilnya pun satu hari sebelum kejadian Ayah nya sudah mengservis mobilnya.

"Ada yang kurang beres,gue harus cari tau. Kalaupun ada yang sabotase gue bakal pastikan,dia nggak bakalan selamat" Alana sambil mengepalkan erat tangannya.

"Mau main-main sama keluarga gue" sambungnya dengan senyuman sinis.

Sebelum Alana tidur dia berfikir keras,rencana apa yang dapat dia lakukan untuk menangkap pelaku itu.

***

Pagi harinya Alana sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Pada saat Alana hendak keluar suara Naura pun terdengar memanggil-manggil namanya.

Tok...tok...tok...

"Ka Alana sudah bangun belum"

Tok...tok...tok...

"Belum bangun ya kak? Bangun ka sarapan dulu udah pagi" teriak Naura lumaya kencang.

Alana membuka pintu dengan marah karena dia paling tidak suka jika ada yang menggedor-gedor pintu kamarnya tidak sabaran.

"Ka bang...." belum sempat Naura berbicara pintu kamar Alana di buka dengan kasar.

"BISA NGGAK SIH PAGI-PAGI NGGAK USAH HEBOH? BERISIK TAU NGGAK. LO PIKIR GUE ANAK KECIL YANG SETIAP HARI LO YANG HARUS BANGUNIN HAH?" teriak Alana dengan sangat marah. Sontak Naura merasa kaget dan menundukan kepala.

"Ma-maaf ka Naura khawatir kalo ka Alana belum bangun nanti bisa telat ke sekolahannya" ucap Naura parau.

"Denger ya gue udah gede nggak perlu lo ngeperlakuin gue kaya anak kecil PAHAM?" Alana sambil mendorong Naura sampai Naura mundur beberapa langkah.

ALANA LIORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang