28. Perempuan Pertama

3 2 0
                                    

Happy Reading ✨

Tiga hari Alana izin tidak mengikuti pelajaran di sekolahan, setelah dia merasa benar-benar sembuh Alana langsung berangkat sekolah mengingat ujian sudah di depan mata.

Alana berjalan di koridor sekolah dan tanpa aba-aba Fita dan Reina memeluk Alana dari arah belakang begitu kencang "WOY ALANA GUE KANGEN BANGET SAMA LO" teriak Fita dan Reina, Angel yang melihat Alana kehabisan nafas karena ulah Fita dan Reina hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Le-pas-in gue si-alan" ujar Alana terbata-bata karena pelukan yang di ciptakan ke dua sahabatnya itu benar-benar kencang.

Fita dan Angel melepaskan pelukannya "hehe maaf Al, terlalu senang lihat lo"

Mata Alana menatap Angel yang sedang bersandar di dinding dan sedang menatap ke tiga temennya yang sedang beradu mulut dengan tatapan datar.

"Punya temen ngga ada yang waras, ada si yang agak waras tapi kaya patung monas" sindir Alana.

Angel mengerutkan keningnya "lo nyindir gue?"

"Kalo ngerasa bagus deh, ga perlu cape-cape ngingetin"

Angel yang tadinya bandanya menyender kemudian berdiri tegak berhadapan dengan Alana.

Alana dan Angel saling tatap "gue masih waras, ga doyan cewe apalagi cewenya kaya lo patung monas" ujar Alana sambil menekankan nada di dua terakhir kalimatnya.

Jari telunjuk Angel dengan sangat keras menyentuh kening Alana "minimal ngaca, ga punya kaca? nih gue ada"

"Udah lah ngel, gue jadi takut kalo muka lo kaya gini. Kaya singa mau nerkam" ujar Alana.

Tidak ada jawaban dari Angel "udah sembuh lo?" tanya Angel.

"Halah sok-sokan cuek, perduli juga sama gue Ngel"

"Jawab"

"Wow oke-oke gue jawab, emang gue kenapa?"

"Cihhh pura-pura baik-baik aja, ga usah sok kuat lo. Bibir pucet kaya mayat hidup masih bisa juga ke sini"

"Nyatanya gue gapapa"

"Tiga hari ga masuk kemana? mulung?"

"Pfttttt" Reina dan Fita tertawa, tangan mereka langsung menutup mulut mereka agar tidak mengeluarkan suara karena Angel beralih menatap Fita dan Reina.

"Tidur, bosen gue sekolah terus"

"Itu tidur apa simulasi mati woy" bukan Angel yang menjawab melainkan Fita.

Angel memegangi kedua pundak Alana "jangan pura-pura kuat di depan gue, gue ga mempan di bohongi anak kaya lo" ujar Angel sebelum pergi meninggalkan Alana.

"Udah bel tuh, mau sampai kapan di situ Al" ujar Reina sambil berjalan meninggalkan Alana.

Alana menyusul teman-temannya dan menuju ke kelas, sesampainya di kelas semua pasang mata terpusat kepada Alan.

"Apa lo liat-liat?" ujar Alana kepada salah satu murid yang berada di kelas.

"Wow santai dong bro, tuh pawang lo kehilangan lo" Alana menyengit.

Tatapan mata Alana mengikuti arah yang di tunjukan salah satu siswa itu. Ternyata ada Bara yang sedang duduk di kursinya dengan kepala yang di topangkan di kedua tekukan tangan yang berada di meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALANA LIORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang