22. Banyak Berubah

80 10 0
                                    

Happy Reading ✨

Tidak perlu membutuhkan waktu lama Alana sudah sampai di rumah sakit. Alana langsung menjumpai suster yang ada di sana untuk menanyakan kamar Rendi.

"Sus mau tanya atas nama Rendi ruangan mana ya?" suster yang berada di sana langsung membuka bukunya dan mencari nama Rendi.

"Atas nama Rendi ada di ruangan 25 mba, disebelah sana" ucap suster itu menunjukan arah menuju kamar Rendi.

"Makasih" Alana langsung buru-buru mencari kamar 25 tersebut, ternyata kamarnya berada di paling ujung. Alana langsung membuka pintu ruangan, pada saat Alana hendak membuka pintu ruangan ada dokter yang hendak keluar setelah memeriksa Rendi.

"Dok bagaimana keadaan Rendi?" tanya Alana panik. Dokter tersebut memandang Alana dari atas sampai bawah.

"Mbak anaknya?" tanya dokter itu.

"Ogah gue jadi anak dia, bagaimana keadaan dia?"

"Mari kita berbicara di ruangan saya" Alana mengangguk dan mengikuti langkah dokter tersebut.

"Rendi mengalami kecelakaan yang sangat parah, dan beliau harus melakukan operasi untuk bisa menyelamatkan nyawa pasien"

"Operasi?" dokter hanya mengangguk mengiyakan.

"Lakukan yang terbaik untuk pasien dok, berapa pun biayanya akan saya tanggung"

"Silahkan mbaknya menuju ke admistrasi untuk menandatangani surat persetujuan"

"Baik dok, terimakasih"

Alana langsung menuju ke admistrasi, mengurus surat persetujuan untuk operasi Rendi.

"Jadi biaya total keseluruhannya 200 juta ya mba" Alana langsung memberikan kartu kredit kepada suster yang berada di sana.

"Ambil, gue bayar semuanya"

"Baik mba" Suster yang berjaga di sana langsung menggesrekan kartu kredit Alana dan mengembalikannya kepada pemiliknya.

"Jadi udah bisa langsung di operasi kan dok?"

"Bisa mba"

Jika di tanya keluarga Rendi kemana, Rendi hanya sebatang kara tidak mempunyai siapa-siapa. Orang tua Rendi sudah meninggal sejak lama dan Rendi belum mempunyai pasangan. Alhasil Alana yang mengurus semua kebutuhan Rendi karena selain merasa kasihan Rendi juga waktu dulu sering membantu keluarga Alana, jadi anggap saja ini sebagai balas budi.

Alana menunggu di depan ruang operasi dan memikirkan siapa yang berani-beraninya mencelakai Rendi. Jika di bilang Rendi bukanlah orang yang sembarangan dan sangat hati-hati. Hingga akhirnya Alana teringat perkataan Rendi di balik telpon bahwa pekalu yang menabrak kedua orang tuanya Alana sudah mengetahui dan hampir mencelakai Rendi. Besar kemungkinan si pelaku lah yang mencelakai Rendi kali ini.

Tiba-tiba senyum manis tetapi menyeramkan muncul dari bibir Alana. "mau main-main sama gue".

Ting

Handphone Alana muncul notifikasi dari aplikasi berwarna hijau dan terpangpang nama Roy. Alana langsung membuka pesan yang di kirim Roy.

ALANA LIORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang