24. Tiga Permintaan

27 7 5
                                    

Happy Reading ✨

Dibawah teriknya matahari dua remaja yang sedang menerima hukuman berada di lapangan di depan tiang bendera.

"Arghhhh panas banget gilak, kapan istirahatnya ini" keluh Alana.

"Katanya kuat"

"Tcihh emang gue kuat, buktinya gue ngga kenapa-kenapa gue tagih janji lo"

"Belum selesai hukumannya, jangan bangga dulu tuh muka udah kaya setan tau ngga pucet banget"

"Bacot lo, tidak ada dalam sejarah seorang Alana Liora ping_"

Brukkk

Alana terjatuh, untung saja Bara langsung menangkap tubuh Alana.

"Dasar balok es, keras kepala"

Bara langsung membopong tubuh Alana menuju ke uks, di samping itu pak Dodo yang sedang mengawasi dari kejauhan ikut menghampiri Bara.

"Ini kenapa Alana Bara"

"Ngga liat? semua gara-gara bapak,saya akan laporkan masalah ini sama ayah. Saya ngga akan biarin siapapun membuat Alana sakit sekalipun itu bapak, minggir"

Pak Dodo tidak bisa menyangkal pembicaraan Bara, jika benar Bara akan melaporkan ini kepada ayahnya biasa habis pak Dodo.

Brakkk

Bara membuka pintu UKS dengan sangat kencang membuat dokter yang berjaga disana kaget.

"Astaga Bara, hati-hati"

"Hati-hati gimana? ini temen saya pingsan. Buruan periksa" Bara meletakan tubuh Alana di bankar.

"Temen apa temen ni"

"NENEK GUE"

Dokter yang sedang memeriksa Alana tersentak kaget dan menggelengkan kepalanya.

Seletah dokter yang memeriksa Alana selesai Bara langsung masuk kedalam ruang UKS.

"Gimana ke adaan Alana dok?"

"Alana baik-baik saja hanya saja dia kecapean. Istirahat yang cukup dan minum vitamin pasti keadaannya akan pulih kembali" Bara mengangguk.

Tak lama setelahnya, Alana membuka matanya perlahan, badannya terasa begitu lemas dan kepalanya begitu pusing.

"Al lo udah sadar?"

"Hmmm, gue dimana?" tanya Alana dengan suara kecil.

"UKS, gimana keadaan lo? ada yang sakit ngga?" tanya Bara cemas sambil memagangi kepala dan tangan Alana.

Alana menepis tangan Bara "Bawel banget sih lo"

"Ekhm" suara deheman dari dokter membuat dua remaja yang berada di UKS menatap doket tersebut.

"Nanti kalo udah ngga pusing rotinya di makan dan obatnya jangan lupa diminum ya. Saya ada keperluan sebentar. Di jagain ya neneknya" ucap dokter itu sambil tertawa.

Alana langsung menatap Bara dengan tatapan tajam "nenek siapa?" tanya Alana.

"Ngga bukan apa-apa ko, yakan dok?" Bara sambil mengkode-kode agar doket tidak bicara sejujurnya. Bisa habis jika Alana tau.

Alana mencubit pinggang Bara "nenek siapa?" ulangnya.

"Ngga, dia emang ngaco. Jangan di dengerin" Alana kembali menatap dokter yang berada di kursi hendak keluar.

ALANA LIORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang