20. Dibela

87 10 20
                                    

Hallo apa kabar nih? maaf ya yang kemarin di gantung ceritanya, biar pada penasaran aja sii hehe. Karena kemarin udah di gantung ini aku lanjutin update 2 part sekalian deh. Tanpa berlama-lama ayo kita lanjutkan ceritanya😉

Happy Reading

Alana mengetik tanggal,bulan,dan waktu kejadian dia tidak akan mungkin melupakan kejadian itu. Ternyata kejadian itu terekam jelas di kamera cctv. Alana mengamatinya dengan seksama, video yang berdurasi sekitar 5 menit itu membuat Alana terkejut.

Alana mengulangi video tersebut dan di video itu menampakkan dua mobil, satu mobil orang tua Alana dan satunya Alana tidak tahu mobil siapa. Terekam jelas bahwa pada saat mobil orang tua Alana berjalan dengan kecepatan sedang ada satu mobil dari berlawanan arah sengaja hendak menabrak mobil orang tua Alana.

Orang tua Alana menghindari agar dua mobil itu tidak tertabrak dan membelokan stir ke sembarang arah dan mobil orang tua Alana menabrak pohon besar di pinggir jalan hingga pohonnya tumbang. Alana yang melihat kejadian yang terekam cctv itu meneteskan air mata. Alana merasa gagal menjadi seorang anak, karena pada saat orang tuanya membutuhkan bantuan malah Alana tidak ada di sampingnya.

"Bunda, Ayah" lirih nya.

"Mba nggak papa?" ucap penjaga warung.

Alana langsung menghapus air matanya "nggak papa mbak, saya mau minta rekaman yang bagian ini. Boleh nggak mbak?" tanya Alana.

"Boleh mba" Alana mengambil rekaman cctv.

"Makasih mbak, ini ada rezeki buat mbaknya tolong di terima ya" Alana mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah.

"Nggak usah mbak saya ikhlas" tolak penjaga warung tapi tetap memaksa penjaga warung itu untuk menerima pemberian Alana.

"Nggak papa mbak terima aja" penjaga warung itu akhirnya menerima uang pemberian Alana.

"Kalau gitu saya pamit dulu ya mbak"

"Iya terimakasih banyak mba"

"Iya sama-sama,saya juga makasih" Alana langsung meninggalkan warung tersebut. Tujuan yang selanjutnya adalah meminta bantuan orang kepercayaan ayahnya dulu.

Alana menatap jam yang melingkar di
Pergelangan tangannya.

"Jam sepuluh, Roy pulang sekitar jam tiga sore. Gue masih punya waktu buat menyelesaikan masalah ini" gumam Alana.

Alana menghubungi orang kepercayaan ayahnya dulu.

"Hallo" ucap Alana di sebrang telfon.

"Hallo, Alana?"

"Iya gue"

"Ada perlu apa?"

"Gue butuh bantuan lo"

"Bantuan?"

"Kita ketemu di cafe yang dulu lo sama ayah ke sana"

"Baik"

"Satu lagi,jangan bilang Roy kalau lo mau ketemu sama gue"

"Kenapa memangnya?"

"Tinggal nurut aja"

"Baik, saya langsung ke sana"

Alana mengendarai motornya dan langsung menuju ke cafe.

***

ALANA LIORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang