Isi dalam Wattpad dan novel ada banyak perubahan. Tentunya di novel lebih lengkap daripada di Wattpad.
Info beli novelnya bisa langsung ke Instagram aku ya!
@senjakuindah_12
@nur_amal12
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore hari setelah pulang sekolah, Viona mendapat kabar gembira bahwa kondisi Lucas mulai membaik. Akhirnya gadis itu langsung bergegas menuju rumah sakit untuk menjenguk sang kakak.
“Lo mau kemana? Masak dulu lah buat gue!”
“Gue mau ke rumah sakit. Gofood aja dulu,” jawab Viona sambil memakai jaket dan mengambil kunci motornya di atas meja.
Elvano berbalik badan melihat gadis itu yang sedang membuka pintu apartemen, “Ngapain ke rumah sakit?” tanya Elvano.
“Mau jenguk kakak gue,” jawabnya dan langsung meninggalkan apartemen.
Mendengar hal itu membuat Elvano juga ikut mengambil kunci motor dan jaketnya berniat mengikuti gadis itu secara diam-diam.
Viona berlari kecil setelah kamar kakaknya sudah terlihat jelas di depannya, dia mengetuk pelan pintu itu kemudian masuk dengan senyuman yang merekah di bibir manisnya.
“Bagaimana sus?” tanya Viona pada suster yang sedang memeriksa kakaknya.
“Syukurlah kondisi pasien saat ini sudah jauh membaik, kita berdoa yang terbaik semoga pasien segera sadar,” ujar suster itu sangat ramah.
Elvano yang sedari tadi mengintip di luar ruangan hanya bisa mengepalkan tangannya, rasa dendamnya sama sekali tidak hilang walaupun melihat rivalnya itu dalam kondisi seperti ini.
“Dendam gue gak akan berakhir kalau lo belum mati,” gumamnya pelan. Elvano meraih ponselnya dan menghubungi semua temannya agar berkumpul di markas mereka.
Setelah menutup panggilan itu, pria itu meninggalkan rumah sakit dan menuju markasnya. Di sana teman-temannya sudah berkumpul untuk menunggunya.
Setibanya di bangunan itua itu, Elvano memarkirkan motornya dan langsung berjalan dengan tatapan tajamnya. Dion yang hendak membuang sampah terkejut dengan kedatangan ketuanya itu yang terlihat sangat marah dan emosi.
“Bos kenapa?” tanya Dion namun tidak mendapat jawaban dari pria itu.
“Gue butuh kalian buat bantuin gue habisin Lucas hari ini,” mata tajam pria itu terlihat sangat menakutkan, tangannya terkepal kuat hingga urat urat di tangannya terlihat sangat jelas.
“Sabar El, kita nggak boleh bertingkah gegabah, bisa bahaya juga buat kita,” ujar Felix berusaha menenangkan Elvano.
“Gabisa Lix, gue harus habisin dia sekarang! Bukannya memburuk, kondisi dia sekarang semakin membaik. Gue nggak rela lihat dia hidup dengan tenang sedangkan, Alana....” Elvano menjeda ucapannya dan menunduk.
“Pacar gue meninggal gara-gara cowok brengsek itu!” lanjutnya dengan metanya yang sudah berkaca-kaca, pria itu terlihat sangat hancur saat ini bahkan Felix yang biasanya bisa membantu meredakan emosi sahabatnya itu kini terdiam.