Isi dalam Wattpad dan novel ada banyak perubahan. Tentunya di novel lebih lengkap daripada di Wattpad.
Info beli novelnya bisa langsung ke Instagram aku ya!
@senjakuindah_12
@nur_amal12
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di basecamp Vagos, segerombolan pria bertubuh jangkung sedang berbahagia mendengar kabar bahwa Lucas sudah sadar. Alex, Danu, dan Bima tengah memepersiapkan acara kecil-kecilan untuk menyambut sang ketua.
"Akhirnya lucas comeback!" ujar Bima dengan gembira
"Tapi dengan Lucas sadar, anak-anak GT nggak bakal tinggal diam, gue yakin Elvano dan yang lainnya sudah menyiapkan rencana buat nyerang kita," celetuk Danu khawatir jika yang di katakannya akan terjadi.
"Selama Lucas koma, gue diem-diem nyari bukti kalo kecelakaan itu emang bukan salahnya Lucas, dan kemarin gue udah tau orang yang megang bukti itu,” ujar Alex membuat mereka semua penasaran.
"Siapa?" tanya mereka semua.
"Arga," balas Alex yang kini sedang menyalakan korek api.
Mendengar hal itu mereka semua terkejut, jika memang Arga yang memegang bukti itu kenapa anggota GT masih sering menyerang Vagos. Karena Arga adalah salah satu anggota GT.
"Kalian tau, ternyata selama ini Arga yang selalu ngadu domba kita. Arga mengkhianati Gotreasure, dan Elvano belum tahu.”
Mendengar Alex mengungkapkan hal itu dengan santai seakan-akan sudah mengetahui masalah ini sejak lama membuat Danu memicingkan matanya dan mendekati Alex.
"Lo serius kan?" tanya Danu memastikan, sedangkan Bima yang hanya diam berusaha mencerna semua ini. Alex mengangguk dan berbalik menunjuk mereka satu per satu. "Jadi tugas kita saat ini adalah mengambil rekaman dashboard mobil Alana yang sekarang di simpan oleh Arga,” ucap Alex yang di angguki oleh mereka semua.
"Jadi selama ini penyebab Farel di penjara bukan GT?" tanya Bima saat mengingat suatu kejadian yang mengakibatkan satu temannya tertangkap polisi.
Flashback...
Di bagunan tua ini telah berkumpul kurang lebih 50 anggota Vagos. Mereka sedang bermain catur ditemani dengan botol-botol alkohol di hadapan mereka.
Saat asik menikmati permainan mereka, ada satu orang misterius yang menerobos masuk ke basecamp mereka. Awalnya mereka semua tidak menyadari kedatangan orang itu karena masih sibuk dengan aktivitas mereka masing masing.
Namun orang itu dengan sengaja menyimpan satu bungkus sabu di dalam salah satu jaket mereka yang sedang di gantung, selang beberapa menit kemudian mereka semua di kejutkan dengan suara sirene polisi yang membuat orang itu berlari dan tidak sengaja menambrak Alex yang juga sedang berlari.
Alex yang sedang panik tak menghiraukan orang itu dan fokus menyuruh teman-temannya bersembunyi di dalam ruangan persembunyiannya. Namun, polisi berhasil masuk dan mengepung tempat ini sebelum mereka semua bersembunyi yang membuat mereka mematung dan saling memandang satu sama lain.
"Diam atau saya tembak kalian!” teriak salah satu polisi dengan pistol yang sudah ada di tangannya.
Polisi memulai aksinya dengan menggeleda mereka satu per satu. Tak lama kemudian salah satu polisi berteriak dan menunjukkan sebuah benda yang membuat Alex dan teman-temannya terkejut.
"Dapat!" ucap polisi itu.
"Siapa pemilik jaket ini!" teriak polisi itu menatap tajam mereka semua.
Farel yang sedang bersembunyi di balik tiang langsung di tarik oleh salah satu polisi itu dan langsung memborgol tangannya
"Pak itu bukan punya saya, saya nggak mungkin pakai benda itu Pak!" pekik Farel berusaha melepaskan borgol yang sudah terkait di tangannya
Mereka semua tidak berkutik saat polisi itu membawa Farel dari tempat ini. Setelah polisi itu pergi, Lucas mengepalkan tangannya kuat dan menunjuk anggotanya satu per satu dengan tatapan yang mematikan. Bahkan urat-urat di tangannya terlihat sangat jelas serta mata elangnya yang berubah berwarna merah membuat mereka semua takut menatap pria itu.
"GUE KAN UDAH BILANG SAMA KALIAN, JANGAN PERNAH BERANI NYENTUH BARANG HARAM ITU!”
"Cas, gue berani jamin, kita sekarang di jebak. Tadi waktu polisi belum dateng, gue sempat lihat ada orang yang nyelinap masuk ke sini, tapi karena panik gue nggak sempat tangkap orang itu," ucap Alex berusaha menjelaskan pada Lucas yang kini di selimuti rasa bersalah, apa yang akan dia katakan pada orang tua Farel nantinya.
"Gue yakin dia anak GT, soalnya gue sempat ngeliat di jaketnya ada gambar harimau," lanjut Alex yang membuat Lucas semakin mengepalkan tangannya.
Flashback off....
Karena kejadian itulah kenapa Lucas sangat membenci Elvano dan menawarkan balap liar untuk balas dendam dan juga ingin menguasai kekuasaan Elvano.
"Si anjing!!" kalimat umpatan itu keluar dari mulut Danu.
***
"Kak nonton film yuk," ajak Monica pada Angkasa. Saat ini mereka sedang berada di sebuah taman yang terletak di dekat rumah gadis itu, tentu saja angkasa menuruti ajakan Monica, karena menurutnya ini kesempatannya untuk bisa lebih dekat denga gadis itu.
"Lo nggak capek jalan-jalan, dan sekarang lo mau nonton?" tanya Angkasa yang membuat Monica sedikit cemberut.
"Yaudah deh nggak usah," jawabnya sambil menunduk membuat Angkasa mengusap wajahnya pelan dan memghembuskan napasnya pelan.
"Yaudah, mau nonton film apa?" ucap Angkasa berusaha melembutkan suaranya.
"Mau nonton film horor aja kak, kayaknya seru deh," jawab Monica antusias.
"Emang lo berani? Awas ya kalau teriak-teriak di sana.” Mendengar ucapan sang kekasih membuat Monica mengangguk pelan dan tersenyum sambil menggandeng tangan kekar pria itu.
Saat ini mereka sudah berada di dalam bioskop. Sebelum masuk tadi, Monica menyempatkan diri membeli popcorn kesukaannya. Selama film di putar, Angkasa tidak berhenti meremas tangan gadis itu karena ketakutan. Bahkan tadi Angkasa tidak sengaja berteriak.
"Kak kamu takut ya?" tanya Monica berbisik.
Angkasa yang menyadari hal itu langsung mengubah posisinya menjadi duduk tegak dan bersikap seolah-olah biasa saja. Hal itu membuat Monica tertawa kecil dan memukul pelan lengan pria itu.
"Gue nggak takut, cuma kaget aja," Angkasa menyangkal dan berusaha bersikap cool. Bagaimana bisa dia berteriak seperti wanita saat menonton film horor, hilang sudah harga dirinya yang dikenal tegas, dingin, dan cuek.
***
Pukul sepuluh malam Elvano pulang dalam keadaan sempoyongan membuat Viona yang tengah menonton menoleh ke arahnya. Gadis itu terkejut saat melihat kondisi Elvano yang sangat berantakan, ia menutup hidungnya saat mencium aroma alkohol yang sangat menyengat pada pria itu.
"Ih, lo ngapain sih mabok-mabokan segala, ngerepotin aja tau nggak,” gerutu Viona kesal sambil membopong tubuh kekar pria itu menuju kamarnya.
Gadis itu berusaha membuka pintu kamar sambil terus menahan tubuh Elvano agar tak terhuyung, setelah berhasil membawa pria itu ke kamarnya Viona langsung menghempaskan tubuh Elvano ke atas kasurnya. Saat hendak meninggalkan kamar ini tangannya di tarik oleh Elvano membuat gadis itu berbalik badan.
"Gue butuh lo sekarang."
Viona terkejut dan langsung menepis tangan pria itu dengan kasar dan langsung berlari meninggalkan pria itu yang masih menggerutu tidak jelas.
Viona berdecih, melihat tingkah Elvano yang sangat bodoh. Baru saja sembuh sudah bertingkah lagi, kalau sudah sakit Viona juga yang repot mengurusnya.
Setelah mengganti baju dengan piyama tidur, Viona merebahkan dirinya di kasur lalu memejamkan matanya berharap malam ini ia bermimpi indah.