Happy reading ✨
Dor!
“TIDAK!!” teriak Freya ketakutan, seluruh tubuhnya bergetar.
Freya tidak pernah membayangkan, sekaligus menyaksikan hal semacam ini. Bagaimana bisa pria menyebalkan itu, mengambil nyawa seseorang dengan begitu sadisnya. Ia benar-benar melihat, ada kepala yang sudah hancur, dengan wajah yang sudah tidak bisa di indentifikasi di depannya. Banyak darah yang tumpah, dengan amis sebagai baunya.
Menjijikan? Tidak, ini mengerikan.
Aaron berbalik badan, dengan mata tajam dan dinginnya. Ia menatap gadisnya yang ketakutan itu berdiri di belakang anak buahnya.“Kemarilah,” suruh Aaron.
Melihat tidak ada pergerakan, Aaron menyuruh Aiden untuk tidak menutupi Freya menggunakan kontak matanya. Aiden yang langsung paham pun menyikirkan dirinya.
“Kemari atau aku yang akan mendekatimu!” ancam Aaron, serius.
Freya menggeleng ketakutan. Aaron berdecak kesal, emosinya sudah di puncak tapi Freya masih keras kepala. Dengan langkah panjangnya, Aaron mendekati Freya dan langsung memeluknya.
Tubuh Freya menegang, air matanya jatuh beberapa kali karena takut. “L-lepas!”
Tangan kiri Aaron memeluk pinggang Freya dengan kasar. “Kau tahu apa akibatnya bila kabur dariku?”
Freya menangis dalam pelukan Aaron. Pelukan mematikan, ia hanya ingin kabur dari pria menyebalkan ini, tapi rasanya seperti ingin mati. Aaron lebih mengerikan daripada malaikat pencabut nyawa.
“Mengerti?”
Aaron semakin memeluknya dengan erat, hingga Freya tidak bisa bernapas.
“I-iya,” balasnya mengangguk pelan.
Pelukan Aaron melonggar, tidak sekencang tadi. Tapi ia tidak akan melepaskan gadisnya bergitu saja. Ia mengusap-usap rambutnya, mencium, hingga memeluknya dengan kasih sayang.
“Aku tidak akan sudi, memaafkan seseorang yang mencoba mengganggu milikku,” bisik Aaron tepat di telinga Freya.
Freya bukan orang naif yang tidak mengerti ucapan Aaron. Tapi apakah ucapannya itu benar? Apa hanya sebagai penenang?
Beberapa orang datang, Freya melepas pelukannya untuk melihat siapa saja yang datang. Laki-laki dengan jas berwarna hitam. Mereka anak buah Aaron.
“Tuan mereka sudah datang,” ujar Aiden.
“Bagus. Bereskan tempat ini sekarang!”
“Jangan sampai ada jejak yang tertinggal. Berkerjalah dengan baik, kalian akan mendapat hasil yang sepadan,”
“Baik tuan!”
Dor!
“Aaaaa!!” refleks Freya memeluk Aaron kembali.
“Maaf tuan ada cctv,” ucap Charlos memberi penjelasan ketika Freya ketakutan.
“Kerja bagus!” seru Aaron senang, setidaknya Freya langsung memeluknya.
Jantung Freya berdegup kencang sekali mendengar suara pistol. Apa mereka benar-benar sudah terbiasa dengan hal ini? Mengerikan.
Tidak sampai disitu, Freya mengintip di balik pelukan Aaron. Freya melihat jenazah pria itu ke dalam sebuah karung. Matanya melebar, ia langsung memeluk erat Aaron. Detik itu juga Freya serasa tidak mempunyai nyawa. Tubuhnya begitu lemas tidak bisa menopang dirinya sendiri. Untunglah, Aaron juga memeluknya.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Aaron khawatir, wajah gadisnya sangat pucat.
Freya menatap Aaron dengan mata yang berkaca-kaca, ingin berbicara tapi bibirnya bergetar hebat. Hanya air matanya yang berbicara, mengisyaratkan bahwa ia sangat ketakutan.
![](https://img.wattpad.com/cover/352537540-288-k59976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Of 31 Days || mafia
RomanceVote dan komen kalau kamu tau bagaimana cara mengapresiasi sebuah karya! 18+ Nekat kabur dari kost tempatnya tinggal, Freya malah bertemu pria dengan pakaian serba hitam. Masalahnya semakin rumit ketika pria itu mengatakan bahwa Freya adalah gadisny...