Happy reading ✨
Freya menggulingkan badannya ke samping sambil merenggangkan otot-ototnya. Ia sudah sadar dari tidur panjangnya, tapi enggan untuk membuka mata. Setelah mengumpulkan niat, ia membuka mata dan mendudukkan tubuhnya.
Pantas merasa sangat nyaman, ia sudah berada di kamar tidurnya dengan bed yang empuk, tandanya ia sudah mendarat di Indonesia. Entah kapan ia tidak terbangun saking lelahnya. Ia juga mulai menyadari Aaron yang tidak ada di sebelahnya, mungkin sudah bangun dan keluar.
Freya mengucek matanya terkejut saat melihat jam dinding. “Jam sebelas?!”
“Astaga, kerbau!” serunya melirik balkon kamar yang tirainya tidak tertutup sempurna. Ada celah sinar matahari yang masuk.
Freya menapakkan kakinya ke lantai, ia melangkahkan kakinya ke toilet. Membersihkan diri karena ketika di pesawat ia tidak mandi. Setelah setengah jam lebih ia keluar dari toilet dengan rambut yang basah. Ia mengeringkannya dengan hairdryer, lalu berjalan keluar.
Begitu membuka pintu, ia melihat anak buah Aaron yang naik dengan membawa beberapa kardus besar. Entah siapa namanya.
“Kau tahu dimana Aaron?” tanya Freya.
“Tuan pergi dari tadi pagi nona,”
“Apa?!”
“Kemana?” tanya Freya.
“Ke kantor nona,”
“Oh, baiklah.”
Freya geleng-geleng kepala, ia menuruni tangga dengan otak yang juga berjalan memikirkan bagaimana bisa Aaron bekerja setelah melalukan perjalanan yang jauh. Dia benar-benar pria yang tangguh.
“Nona!” panggil Aiden.
Freya mendogakkan wajahnya, lamunanya buyar buru-buru ia menuruni anak tangga yang tinggal beberapa kotak. “Ada apa Aiden?”
“Tuan pergi ke kantor untuk mengerjakan beberapa hal nona,” ucap Aiden memberitahu.
Freya menghela napasnya. “Iya aku sudah bertanya dengan salah satu anak buahnya,”
“Apa Aaron tidak memiliki rasa letih? Kau juga sudah bekerja pagi ini,”
“Kami sudah terbiasa nona,” balas Aiden mengulum senyum.
Bibir Freya membentuk sebuah bulatan, ia memegangi perutnya yang terasa perih hingga berbunyi.
“Nona silakan makan. Para pelayan sudah membuatkan mu sarapan,”
“Oke,” balas Freya malu.Baru beberapa langkah Freya memasuki area dapur ia sudah dapat mencium aroma lezat dan menggugah selera. Ia melihat banyak sekali makanan yang tersaji di meja makan, banyak sekali. Sepertinya menu makanan pagi ini adalah seafood dan sangat menyukainya.
Freya segera menarik kursi dan duduk. Para pelayan langsung menyiapkan piring, menyajikan nasi dan menuangkan segelas air.
“Kau mau lauk apa nona?”
“Aku mau oseng cumi!” seru Freya antusias.
Mendadak senyum Freya hilang ketika tidak ada menu favoritnya. “Tunggu, kenapa tidak ada udang?”
Para pelayan pun tertegun. “Nona suka udang?”
“Iya,”
“Maaf nona kami tidak membelinya. Tapi aku akan membelinya sekarang,”
“Tidak! Tidak perlu hehe. Ini sudah cukup,” balas Freya tidak enak.
Freya memasukkan nasi campur oseng cumi itu ke dalam mulutnya. Matanya langsung berbinar. “Wah, ini enak sekali!”
Freya tidak bermaksud mendramatisir, tapi ini benar-benar enak. Terlebih lagi saat ke Los Angeles kemarin, ia tidak berjumpa dengan nasi hal ini lah yang membuatnya sangat menikmatinya. Para pelayan hanya bisa geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Of 31 Days || mafia
RomanceVotee kalau kamu tau bagaimana cara mengapresiasi sebuah karya! 18+ Nekat kabur dari kost tempatnya tinggal, Freya malah bertemu pria dengan pakaian serba hitam. Masalahnya semakin rumit ketika pria itu mengatakan bahwa Freya adalah gadisnya, lalu m...