14. Past

1.7K 71 7
                                    

Happy reading ✨

Freya masuk kembali ke dalam kamar ketika melihat Aaron keluar dari ruang kerjanya. Mereka sempat melakukan kontak mata walau hanya sekilas, tapi berhasil membuat Freya deg-degan.

Pertanyaan asal Aaron tadi pagi benar-benar membuatnya kebingungan. Ia tidak tahu ingin menjawab apa dan tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Ia menatap pantulannya di cermin, tidak meragukan perasaan Aaron padanya. Tapi ia meragukan dirinya sendiri.

Pintu kamar terbuka, menapilkan Aaron yang berdiri tidak jauh darinya. Freya meneguk ludahnya, apa yang harus ia katakan?

Aaron yang melihat gerak-gerik aneh gadisnya pun mendekatinya, ia tahu pertanyaaannya tadi pagi yang membuat gadisnya bertingkah segerti ini.

Baby girl,” pangil Aaron mendekat.

“Kau masih memikirkan perkataaku tadi pagi?”

“Hah? T-tidak,”

Aaron memegang kedua bahu gadisnya lalu memutarnya agar berhadapan. “Maaf membuatmu tidak nyaman,”

Freya tersentak, ia menatap Aaron tidak enak. “Tidak seperti itu Aaron,”

“Aku hanya ... ”

“Ragu?”

Bibir Freya tertutup, ia lupa pria ini sangat mudah menebak pikiran orang lain.

“Aku tidak akan memaksamu untuk mencintaiku saat ini. Tapi aku akan tetap menunggumu,”

Freya dapat melihat keseriusan diwajah Aaron, tatapannya dalam seakan meyakinkannya.

“Biarkan semua berjalan seperti biasanya. Aku akan berusaha lebih keras agar kau bisa jatuh cinta padaku.”

Jantung Freya berdegup kencang, ia merasakan gejolak di dadanya. “A-aku masih belum bisa mempercayaimu,”

“Tidak masalah,”

“Tapi aku juga belum pasti dengan perasaanku,”

“Sudah kubilang aku akan membuatmu jatuh cinta,”

Freya mengigit bibir bawahnya, ia sudah tidak memiliki alasan lagi. Ia merasakan kedua telapak tangan Aaron menyentuh lembut pipinya.

“Anggap pertanyaaku seperti angin lalu,”

“Biarkan semua seperti biasanya dan semua kembali normal.”

Freya melepaskan tangan Aaron dari wajahnya. Bibirnya terbuka lalu tertutup kembali, ia bingung ingin berbicara apa.
“Maafkan aku Aaron,”

Aaron terkekeh. “Kenapa kau meminta maaf?”

“Sudahlah kita lupakan perbincangan pagi tadi,” ucap Aaron memeluk gadisnya.

“Kau membuatku merasa sesak sedari pagi,”

Freya terkejut tentang bukan hanya dirinya yang merasa begitu, ia membalas perlukan Aaron dan memejamkan matanya. Menikmati keheningan yang sudah ia nantikan sedari pagi. Sejenak ia merasakan angin yang berhembus, ia lupa menutup pintu balkon. Melepas pelukannya, Freya menutup balkon sambil melihat bintang-bintang yang bersinar terang di langit yang gelap.

“Mari keluar,” ajak Aaron mengulurkan tangannya.

Freya menerima ulurannya, menatap Aaron dengan senyum manisnya.

Mereka berdiri di pembatas besi yang ada di depan kamarnya,memanjang sampai ujung. Dari sebrang Freya dapat melihat anak buah Aaron yang bermain bola billiard ada empat orang termasuk Nick yang sibuk dengan tablet miliknya, sudah bisa ditebak dari alis yang menyatu, Nick sibuk bermain game.

Dream Of 31 Days || mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang