12. Bersalah

2.4K 96 7
                                    

Happy reading ✨

Entah apa yang Freya lalukan, ia sendiri tidak bisa mengendalikannya. Bibirnya terus berusaha membuat tanda seperti yang Aaron pernah lakukan padanya. Bibirnya bergerak tanpa henti mengecap hingga ia kehabisan napas.

Barulah ia sadar apa yang tengah ia lakukan, kakinya mundur selangkah menatap leher Aaron yang terlihat bersih tidak meninggalkan bekas seperti yang dilakukan Aaron padanya, tidak ada tanda disana. Ia tersentak saat Aaron menariknya, jarak mereka sangat dekat bahkan ia tidak berani menatap Aaron, ia malu sekali.

“Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?” tanya Aaron dengan nada rendah.

Dengan ragu Freya mengangkat wajahnya, menatap Aaron dengan begitu dekat. Ia mengusap bibir Aaron, lebih baik jika ia yang memulai bukan?

Tanpa ragu, Freya melumat bibir Aaron dengan asal, memperlihatkan skill buruknya dalam berciuman. Ia terengah dan menyerah, napasnya begitu pendek. Aaron yang merasa kurang langsung menyambar kembali bibir gadisnya dengan bruntal, ia tidak akan memberikan jeda pada gadisnya yang berani memancingnya disaat seperti ini.

Anak buah Aaron saling bertatapan. Mereka tidak mengerti kenapa tuannya melakukan hal seperti ini di depan mereka.

“Tidak tahu tempat,” desis Chris membuang muka.

Jhon berdeham keras, sengaja agar Aaron dapat mendengarnya.

Freya melepas bibirnya, menyadari bahwa ia telah merusak suasana di dalam ruangan ini. Tapi ia sama sekali tidak bergerak, pipinya memerah saat Aaron menatapnya. Jantungnya pun ikut berdetak kencang.

Aaron menatap tajam Jhon, teman bisnisnya. “Rapat sudah selesai. Kau boleh pergi,”

“Ya, pertunjukan yang bagus Aaron!” sindir Jhon kesal sendiri.

Aaron mengabaikannya, ia mengalungkan tangan gadisnya ke leher lalu mengangkat pinggulnya dan menggendongnya seperti koala. “Sampai jumpa bulan depan,”

Aaron meninggalkan ruangan dengan para anak buahnya. Sedangkan Freya memilih untuk menenggelamkan wajahnya diceruk leher Aaron, rasanya malu sekali. Bahkan jantungnya, ntahlah kenapa dari kemarin susah untuk ia kondisikan.

“Waktu kita tidak banyak tuan,” ucap Aiden melihat jam.

“Persiapkan semua dengan baik, pastikan tidak ada yang tertinggal!”

“Baik tuan,”

Aiden berlari sambil berdecak, ini semua gara-gara tuannya yang malah adu jotos dengan Jhon. Belum lagi malah melakukan pertunjukan romansa dengan gadisnya. Salah siapa jika terlambat?

“Turunkan aku,” minta Freya ketika memasuki lift.

Ketika di dalam lift keduanya diam tak bergeming. Freya sendiri bingung ingin bicara apa, rasanya sangat canggung. Ia menatap Aaron yang jika diam tidak berkutik. Apakah pria ini marah padanya?

Freya menatap kedua kakinya, bingung ingin memulai pembicaraan apa.

“Aaron aku ... ”

“Aku minta maaf karena perbuatanku tadi,” ucap Freya cepat.

Freya membungkukan badannya ke samping melihat Aaron dari bawah. “Kenapa diam?”

“Kau marah padaku?” tanya Freya kesal diabaikan.

Untuk kedua kalinya diabaikan saat di lift.

“Kau juga melakukannya padaku! Kenapa harus marah?”

Freya membuang mukanya, pura-pura perajuk padahal jatungnya berdetak kencang. Ia melirik Aaron yang diam tidak merespon. Ia mendengus sebal, mulutnya kembali tertutup ketika lift terbuka dan Aaron berjalan meninggalkannya di belakang.

Dream Of 31 Days || mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang