16. Bukan Hari Bahagia

2.3K 95 2
                                    

Happy reading ✨

Freya menuruni anak tangga dengan terus menguap, ia masih mengantuk karena terbangun tengah malam. Meski begitu ia sangat senang dengan adanya kejutan dari Aaron. Hatinya berdesir jika mengingatnya. Ia menyadari bahwa tangganya dihiasi dengan bunga-bunga yang indah.

Tidak sampai disitu, ketika ia memijakkan kakinya ke ruang utama mansion ini, terdapat banyak sekali makanan yang berjejer rapi di atas meja besar yang ditengahnya terdapat kue Red Velvet yang berukuran jumbo.

Dalam hati Freya berteriak senang, semua anak buah dan pelayan sibuk mempersiapkan ini semua. Ia juga belihat sebuah spanduk bertuliskan 'happy birthday Freya Kimberly' dengan balon berangka 20. Sungguh, ruang meeting yang besar ini disulap menjadi tempat berpesta yang megah.

“Selamat bertambah usia nona,” ucap Aiden.

Freya membalikkan badanya melihat Aiden membawa gelas. “Terimakasih Aiden!”

“Tidah masalah nona,”

Freya mengedarkan pandangannya mencari tahu dimana keberadaan pria paling dihormati di mansion ini. Ia tersenyum cerah saat mengetahui keberadaan Aaron yang terlihat sibuk menelpon seseorang di ponselnya. Ia mendekatinya dengan langkah pelan, berniat untuk mengejutkannya.

“Bagaimana hal ini bisa terjadi bodoh?!”

“Apa yang kau kerjakan sebenarnya? Hingga tidak tahu apa yang terjadi?!”

Senyum Freya langsung pudar seketika mendengar suara Aaron yang meninggi, entah apa yang membuatnya begitu emosi. Ia meneguk ludahnya, tangannya bergerak menarik ujung kemeja Aaron dengan pelan.

Barulah Aaron menyadari keberadaan gadisnya yang menatapnya lekat. Ia mematikan panggilannya dan memasukan ponselnya ke saku. Ia menarik tubuh Freya mendekat.

“Kau sudah bangun?”

“Ada apa Aaron?” tanya Freya mengabaikan ucapan Aaron sebelumnya.

“Masalah pekerjaan,”

“Sungguh?”

“Iya sayang,” balas Aaron memeluk Freya dengan gemas.

“Bagaimana, kau suka dengan hal yang sudah aku persiapkan?"

“Suka,” jawab Freya tersenyum senang.

“Tunggu apa lagi? Duduk dan nikmati,” titah Aaron mengandeng tangan gadisnya.

Karena banyak makanan, Freya sampai bingung ingin memakan apa, semua terlihat sangat lezat.

“Kita makan kuenya terlebih dahulu untuk mengawali,” ujar Aaron.

Freya memaksakan senyumnya ia terlalu senang sampai lupa bahwa hari ini ada pesta ulangtahunnya. Ia juga baru mengerti, cara memakan kue ala orang kaya. Mereka mengambil gelas dan menacapkannya ke kue. Untunglah Aaron mengambilkannya untuknya.

“Angkat gelasnya ke atas!” suruh Aaron.

Freya pun mengikutinya, walau tidak tahu akan bagaimana.

“Tapi tunggu,” cegah Freya ia melirik para pelayan yang berdiri seperti patung di belakang mereka.

“Bagaimana dengan para pelayan?”

“Mereka tidak perlu ikut,” tandas Aaron.

“Kenapa?”

“Biarkan mereka ikut,” bujuk Freya.

“Ck, baiklah. Kalian kemari!” suruh Aaron membuat Freya senang.

“Bersulang!” seru Aaron mengangkat gelasnya.

Dream Of 31 Days || mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang