20. Tell And Care

1.5K 85 13
                                    

Happy reading ✨

Wajib vote dan komen!!!!

“Duduklah,” titah Aaron menarik kursi.

Freya duduk manis di kursi, siap mendengarkan cerita si penghianat. Ia berpangku tangan, mengedipkan matanya berkali-kali sambil tersenyum menatap Aaron. “Ceritakan,”

“Aku tidak tahu harus memulai darimana,” ungkap Aaron putus asa.

“Ceritakan awal mula bertemu Alvaro dan siapa dia,” suruh Freya.

Aaron menarik napasnya panjang. “Seperti yang lain, aku menemukannya ketika Al dalam keadaan yang buruk,”

“Aku selalu mengajak orang yang tidak berguna agar mereka bisa berguna untukku,”

Perkataan Aaron membuatnya bingung tapi Freya berusaha untuk mencerna dengan baik.

“Al termasuk istimewa seperti Aiden, Charlos, Nick, Zarco dan Chris. Namun, semua berubah ketika kami memenangkan misi,”

“Misi?”

“Ya, waktu itu kami sedang mengalami masalah yang cukup rumit. Aku diadu domba, oleh karena itu kerjasama hampir gagal. Al, berusaha mencari siapa dalangnya namun tidak berhasil,”

“Aiden menemukannya lebih dulu dan itu membuat Al murung setiap hari.”

Freya membelakkan kedua matanya. “Sungguh? Kenapa sikapnya berlebihan?”

“Awalnya aku berpikir demikian, tapi aku melupakan satu hal penting.”

“Apa?”

“Al selalu berambisi untuk menjadi yang terbaik,”

“Dulu Al pernah bercerita padaku bahwa dia merasa sangat beruntung bersamaku dan karena itulah dia ingin berusaha untuk selalu ada untukku,”

“Tapi tidak seharusnya dia merajuk bukan? Kekanak-kanakan sekali!” seru Freya menggebu.

“Kau pun sama,” gumam Aaron mengulum senyum, teringat ketika Freya minta untuk dibelikan iPad.

“Kenapa diam? Lanjutkan Aaron,” minta Freya penasaran.

“Hingga suatu ketika Al menghianatiku,”

“Hari yang seharusnya menggembirakan karena telah memenangkan misi berubah menjadi hari paling mencengkram,”

Dada Freya ikut berdebar penasaran. “Kenapa?”

“Aku tidak tahu benar apa yang terjadi. Semua berubah gelap entah disengaja mati listrik atau apa, aku hilang kesadaran hingga ... ”

Aaron menjeda kalimatnya. Kepingan ingatan itu kembali membuat dadanya sesak. Ia terbawa suasana di sekitar delapan tahun yang lalu.

Mata Aaron terbuka, tapi ia tidak bisa melihat apapun. Sepertinya matanya di tutup oleh kain, tangannya pun terikat ke belakang. Ia sungguh tidak mengerti dengan situasi ini, perutnya terasa perih seperti ada benda yang menusuk kulitnya. Ia berusaha untuk melepas ikatan tangannya, tapi tidak semudah itu.

Telinganya mendengar suara kaki yang mendekat membuatnya waspada dengan apa yang akan terjadi. Benar saja, kain yang menutupi matanya terbuka ia bisa melihat dengan jelas siapa dan apa yang terjadi. Ia melihat Aiden, Charlos dan Nick yang tergeletak. Lalu ketika melihat perutnya, sudah ada pisau yang tertancap di sana.

“Al? Apa yang sebenarnya terjadi, siapa yang—”

“Arghh!”

Aaron menatap Alvaro dengan penuh tanya, kenapa dia malah menusuk pisaunya lebih dalam.

Dream Of 31 Days || mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang