Happy reading ✨
Aaron terbangun dari tidurnya, tubuhnya terasa seperti tertiban pohon saja. Sakit dan pegal, itu yang ia rasakan sekarang. Mungkin efek kemarin, saat di pukuli anak buahnya.
Di sampingnya ada Freya yang tertidur pulas. Aaron menaikkan selimut agar bisa menutupi badan gadisnya agar tidak kedinginan. Ia beranjak dari tempatnya tidur. Langkah kaki membawa Aaron ke ruang penyiksaan yang letaknya tidak jauh dari kamarnya, masih satu lantai.
Pintu berdecit, Aaron memasuki ruangan itu melihat dengan samar seseorang duduk dengan kepala tertunduk. Wajahnya terlihat lemas, siapa lagi jika bukan Zarco. Anak buahnya sendiri.
“Sudah berapa hari kau di sini tuan ... Zarco?” tanya Aaron sinis.
“Tuan ... ” Zarco mendongakkan kepalanya.
Aaron menyalakan lampu yang ada di ruangan itu, barulah ia bisa melihat wajah Zarco dengan jelas. Wajah yang di penuhi oleh lebam karena kemarin Aaron sendiri yang menyuruh Charlos dan Nick untuk memberi pelajaran.
Suara derap kaki mendekat. Aaron membalikkan badannya, terlihat Aiden datang. “Baguslah kau datang,”
“Sepertinya Zarco butuh udara segar. Bukan kah begitu, Aiden?”
Aiden yang ditanya pun terkejut. Ingin menjawab tapi takut salah, situasi dari kemarin membuatnya serba salah. Diam lebih baik.
“Panggil Charlos kemari,” suruh Aaron.
Aiden membungkukan badannya. “Maaf tuan Charlos tidak enak badan. Sejak tadi malam,”
“Payah! Panggilkan Nick saja,”“Baik tuan,”
Aiden bergegas mencari Nick begitu tuannya memerintah.
“Maaf, 'kan saya tuan. Kali ini saja.” Zarco memohon dengan pasrah, jika mukim kedua tangannya tidak di ikat, ia pasti akan menyatukan telapak tangannya.
“Tidak semudah itu Zarco!” seru Aaron tersenyum smirk.
“Tuan memanggil?”
Aaron membalikkan badannya. “Ya, bawa Zarco ke bawah. Sepertinya Zarco bosan di sini bukan?”
Nick mengangguk cepat. “B-baik tuan,”
“Pergilah ke belakang. Bawa Zarco ke taman belakang!” perintah Aaron.
“Aku akan menemui Charlos terlebih dahulu,” pamit Aaron meninggalkan ruangan.
Masih di lantai yang sama, Aaron pergi menemui Charlos. Tangan kanannya yang katanya sedang sakit. Aaron ingin tahu, separah apa hingga tidak bisa berdiri dihadapannya. Kakinya berjalan pelan ketika hampir dekat dengan kamar tangan kanannya itu.
Brak
Aaron membuka pintu dengan kasar. Mendapati Charlos yang terkejut karena tindakannya. Charlos yang baru mengenakan bajunya pun segera menyelesaikannya.
“Tuan?”
“Maaf tuan—”
Bugh
Aaron memukul dada kanan Charlos, lalu mengibaskan tangannya ke udara.
“Tidak buruk. Cepat, pergi ke bawah yang lain sudah menunggu!”
Charlos memegangi dadanya yang terasa nyeri. “B-baik,”
Aaron merenganggkan otot lehernya, saatnya kembali ke kamarnya, menemui gadis kesayangannya. Aaron kembali merebahkan tubuhnya ke ranjang, bersebelahan dengan Freya yang masih saja tertidur. Sebentar lagi, matahari akan muncul dan gadisnya pasti akan bangun. Aaron mengusap pipinya pelan karena takut membangunkannya. Tidak lupa memberi kecupan di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Of 31 Days || mafia
RomanceVotee kalau kamu tau bagaimana cara mengapresiasi sebuah karya! 18+ Nekat kabur dari kost tempatnya tinggal, Freya malah bertemu pria dengan pakaian serba hitam. Masalahnya semakin rumit ketika pria itu mengatakan bahwa Freya adalah gadisnya, lalu m...