1. Fired.

2.5K 105 0
                                    

Chimon duduk dengan tubuhnya yang sedikit tegang di atas sebuah kursi di kafe yang lumayan ramai. Langit sore menjelang senja memancarkan cahaya lembut melalui jendela-jendela kafe, menciptakan suasana yang tenang. Matanya bergerak perlahan meneliti setiap sudut ruangan, mencari sosok Nanon yang seharusnya sudah tiba lebih dulu menurut janjinya.

"Kemana sih Nanon, katanya sudah sampai duluan," gerutu Chimon pelan sambil memandang jam tangannya dengan gelisah, waktu sudah menunjukan pukul lima sore.

Tiba-tiba, suara langkah yang terburu-buru terdengar di dekatnya. "Chimon," suara Nanon terengah-engah memanggil dari balik meja.

Chimon menoleh dan melihat Nanon datang dengan napas terengah-engah, wajahnya sedikit basah kuyup karena hujan kecil yang tengah turun di luar.

"Maafkan aku Chimon. Teman kerjaku di kafe kerepotan jadi aku bantu bantu sebentar," ucap Nanon sambil mencoba mengatur napasnya.

"Duduklah, aku sudah memesan minuman untukmu seperti biasa," kata Chimon sambil tersenyum tipis, mencoba mengembalikan suasana yang tenang di antara mereka.

Nanon tersenyum sumringah, merasa lega bisa duduk dan beristirahat. "Terima kasih, sahabat terbaikku," ucapnya dengan nada candaan.

"Kenapa tiba-tiba wajahmu seperti itu?" tanya Nanon, menyadari ekspresi murung Chimon sejak ia tiba.

Chimon menghela nafas berat. "Aku dipecat lagi," ujarnya dengan nada rendah.

"HAH??" pekik Nanon, suaranya yang mencolok seketika membuat pengunjung kafe menoleh ke arah mereka.

"Nanon, jangan teriak juga, malu tau!" tegur Chimon sambil memukul bahu Nanon pelan.

"Maaf maaf, tapi kenapa lagi kali ini Mon? Astaga, ini sudah yang keempat kalinya bulan ini kau dipecat. Kali ini apa lagi penyebabnya?" tanya Nanon dengan nada sedikit kesal.

"Aku berkelahi dengan salah satu karyawan lama di sana. Dia menuduhku memecahkan piring dan melaporkannya pada manajer Cafe, padahal aku berani sumpah sama sekali tidak menyentuh piring itu." jelas Chimon, Ia mengusap pelipisnya, merasa sedikit frustrasi.

"Oh wow," sahut Nanon.

Chimon mengangkat sebelah alisnya, menatap Nanon dengan ekspresi sebal.

"Cuma itu?" tanya Chimon merasa tersinggung melihat respon temannya itu, tatapan Chimon saat ini sudah tampak siap melempar meja ke arahnya.

"Lupakan saja," ujar Chimon, suaranya terdengar letih. "Aku butuh pekerjaan yang benar-benar cocok untukku sekarang. Aku tidak tahan bertengkar dengan orang-orang seperti ini terus."

Tak butuh waktu lama seorang pelayan datang membawa minuman yang telah mereka pesan sebelumnya.

"Silahkan dinikmati," ucap pelayan itu dengan senyum tipis sebelum melenggang pergi.

"Menurutku bukan masalah cocok atau tidak cocok. Hidup ini tidak akan pernah mudah untuk orang seperti kita, seharusnya kita yang menyesuaikan diri dengan pekerjaan, bukan sebaliknya. Tidak ada pekerjaan yang datang begitu saja dengan mudah," kata Nanon sambil meneguk minumannya.

Chimon mengangguk, merespons ucapan Nanon dengan serius. "Carikan aku lagi Nanon. Dua minggu lagi aku harus membayar hutang Papa, dan sekarang aku tidak punya banyak uang. Aku janji, aku akan bertahan di pekerjaan ini. Tolong ya, Nanon? Ya? ya? ya?" pinta Chimon memohon.

Nanon mendecak pelan, tidak suka melihat Chimon terpaksa memohon seperti itu. Hatinya tersentuh melihat sahabatnya itu berada dalam situasi sulit seperti ini.

"Um, nanti malam aku hubungi lagi. Sekarang aku harus pulang agar bisa langsung mencari pekerjaan di situs web terbaru. Kau pulanglah, ini uang untuk makan malam, pastikan kau makan dengan baik," ucap Nanon sambil menyodorkan beberapa lembar uang pada Chimon, sebelum akhirnya beranjak pergi.

Chimon mengambil uang tersebut dan berjalan pergi meninggalkan Cafe tanpa mengatakan apapun lagi. Biasanya ia selalu menolak uang pemberian Nanon, tidak untuk kali ini, Chimon tidak ingin munafik karna dia benar membutuhkan uang, sudah empat hari ia hanya makan roti dengan krim susu sebagai pengganti selai.

BOSS [Perth x Chimon] ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang