16. It's Not My Fault [18+]

1.1K 75 4
                                    

Perth berdiri di depan makam yang masih segar. Nama ibunya terpahat jelas di batu nisan itu. Di balik kacamata hitamnya, Perth mencoba menyembunyikan mata yang sembab akibat tangisnya.

"Ibu... istirahatlah dengan tenang. Bajingan itu akan menderita seumur hidupnya karena telah membunuhmu," ucap Perth dengan suara penuh kebencian, setiap kata diucapkan dengan penekanan yang dalam, seolah menggema di antara baris-baris pemakaman yang sunyi.

Perth berdiri di sana beberapa saat, mengenang momen-momen bahagia dengan ibunya yang kini hanya tinggal kenangan. Setelah cukup lama berdiri di samping makam, ia berjalan perlahan menuju mobilnya yang berada tidak jauh dari sana. Di sebelah mobil, dua bodyguard baru yang baru saja dia pekerjakan kemarin, dengan tegas menahan pergelangan tangan Chimon yang terlihat penuh luka dan lemah.

"Bawa dia kembali ke Villa," perintah Perth dengan suara dingin tanpa belas kasih, tatapan matanya menusuk Chimon seperti pisau tajam. Ketika ia naik ke dalam mobil, aura kebencian dan dendam terpancar jelas dari setiap gerakannya.

Para pengawalnya dengan sigap menuruti perintahnya, mengawasi Chimon dengan ketat saat mereka membawanya pergi. Chimon, yang wajahnya penuh dengan penyesalan dan penderitaan, merasakan pegangan tangan yang kuat dari dua pengawal itu, mengingatkannya betapa berantakannya hidupnya saat ini.

Di dalam mobil yang mewah itu, Perth duduk dengan tenang meskipun hatinya membara oleh api kemarahan. la mulai starter mobilnya dan bergerak perlahan meninggalkan pemakaman, meninggalkan Chimon dengan bodyguard suruhannya.

--

Tubuh Chimon terjatuh keras ke lantai setelah dua pria berpostur besar mendorongnya paksa. Salah satu dari mereka segera melepas lakban hitam yang sebelumnya menutupi mulut Chimon, meskipun tangannya masih terikat.

Perth muncul dari balik pintu, menatap Chimon dengan tatapan dingin yang sulit ditebak pikirannya.

"Bawa dia ke kamarku. Setelah itu, kalian boleh pergi," perintah Perth dengan suara tenang kepada pengawalnya.

"Perth... maafkan aku, tolong lepaskan aku!" pekik Chimon berusaha memberontak saat dua pengawal mengangkat dan yeret tubuhnya.

Kedua pengawal keluar dari kamar setelah melempar tubuh Chimon di atas ranjang.

"Sialan," umpat Chimon, suaranya terdengar oleh Perth yang baru saja memasuki kamar.

Perth melempar jam dan kacamata yang baru saja dilepasnya dengan kasar ke atas meja. Gerakan tangannya terburu-buru dan penuh kemarahan saat ia membuka satu per satu kancing kemejanya, lalu melempar kemejanya begitu saja ke samping.

"Perth?" Chimon membelalakkan mata kaget ketika melihat Perth, dada telanjangnya, berdiri di depannya dengan ekspresi yang tajam dan menyeramkan.

Perth menangkap rahang Chimon dengan cengkraman yang kuat. "Wajah polos sialanmu ini, aku tidak akan mempercayai apapun darimu lagi," ucapnya dengan suara berat, lalu melepaskan cengkramannya dengan kasar, meninggalkan bekas kemerahan di pipi Chimon.

Chimon memandang Perth dengan campuran rasa takut dan kebingungan. "Perth!" bentaknya ketika Perth mulai membuka resleting celananya.

Perth tak memperdulikan Chimon yang meronta ronta setiap kali Perth berusaha menyentuhnya. Ia terus memaksa Chimon untuk melepas celananya.

"Perth, jangan gila!"

Perth ikut membuka restleting celananya, kedua tangan kekarnya kemudian menarik pinggul Chimon, menghapus jarak antara mereka berdua.

"Arghh..." Chimon meringis saat merasakan benda keras dibawah sana memasuki dirinya secara paksa. Dengan ekspresi dingin yang tak berubah, Perth menatap Chimon dengan tatapan tajam, tanpa memedulikan rintihan kesakitan yang terus terdengar dari Chimon di bawahnya.

BOSS [Perth x Chimon] ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang