26. The Sea and Tears.

226 33 0
                                    

Chimon menghela nafas lega setelah menyelesaikan rutinitas membersihkan dapur. Setiap piring dan alat masaknya sudah kembali bersih dan rapi di tempatnya. Celemek putih yang ia kenakan sepanjang sore ia lepas dengan hati-hati, menggantungkannya di pengait di belakang pintu dapur. Gerimis di luar semakin deras, Chimon tidak terpengaruh. Ia melangkah ke kamar. Di dalam kamarnya, Chimon membuka lemari kecil di sudut ruangan. Ia mengambil tas hitam kecil yang telah disiapkannya sebelumnya, lalu mengambil jaket tebal berwarna gelap yang tergantung rapi di dalam lemari. Segera setelah itu, Chimon kembali ke ruang tamu, siap untuk pergi mengajar les seperti yang sudah direncanakannya.

Di luar, hujan terus turun dengan lebatnya, membuat suasana menjadi dingin dan basah. Chimon mengenakan jaketnya dengan hati-hati sebelum membuka pintu Vila. Ia melangkah keluar, menyambut dinginnya angin malam yang menusuk. Langkahnya berjalan cepat menuju halte bus yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.

Sesampainya di halte, Chimon melihat sekelilingnya yang terasah gerimis yang masih turun. Beberapa orang berlindung di bawah payung, menunggu bus yang sedang menuju ke arahnya. Chimon memilih untuk berdiri di dekat tiang halte, menunggu dengan sabar. Angin semakin berembus dan suara deras hujan semakin terdengar jelas. Namun, Chimon tetap tenang, membiarkan pikirannya merenung tentang rencana mengajar malam ini.

Setelah beberapa menit, bus akhirnya tiba. Chimon menyambutnya dengan lega, ia segera masuk ke dalam bus yang agak penuh dengan penumpang. Ia mencari tempat duduk di belakang, merasa hangatnya udara di dalam bus setelah kedinginan di luar. Bus segera melaju perlahan dari halte, meninggalkan hujan yang masih turun dengan deras di luar sana.

______

Chimon duduk di mejanya, di hadapan seorang anak laki-laki yang duduk dengan konsentrasi penuh. Ruangan itu tenang, hanya terdengar suara pena yang meluncur di atas kertas saat anak itu mencatat. Lampu meja belajar memberikan cahaya lembut, menciptakan suasana yang hangat di dalam ruangan meskipun hujan di luar masih berdentum-dentum.

Chimon mengajar dengan penuh kesabaran dan perhatian, menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang mudah dipahami oleh anak itu. Dia memberikan contoh-contoh konkret dan menjawab pertanyaan anak dengan sabar. Kadang-kadang, Chimon menggunakan papan tulis kecil untuk menggambarkan ilustrasi atau rumus matematika yang rumit.

Anak itu, dengan wajah yang penuh konsentrasi, menatap Chimon dengan penuh perhatian saat ia menjelaskan konsep barunya.

Sementara itu, hujan di luar semakin reda, hanya suara gemericik air yang tersisa. Setiap sesi pengajaran memberi Chimon rasa kepuasan yang mendalam. Melihat perkembangan anak itu dari waktu ke waktu membuatnya merasa bangga. Meskipun pekerjaan paruh waktu ini kadang melelahkan, namun kebahagiaan melihat hasil dari usahanya membuatnya tetap termotivasi.

_______

Chimon memutuskan untuk melepaskan penat setelah sesi mengajar yang panjang dengan memilih untuk mengunjungi sebuah kafe kecil yang dikenal dengan suasana yang tenang dan kopi yang lezat.

Ketika Chimon memasuki kafe, aroma kopi segar langsung menyambutnya. Dia melangkah dengan tenang ke kasir, memesan secangkir kopi hitam, kemudian mencari sudut yang nyaman untuk duduk. Chimon menyandarkan dirinya di kursi yang empuk, menikmati ketenangan dan kesunyian di sekitarnya.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Di sudut lain kafe, dia melihat sosok yang tidak asing baginya. Perth, duduk di sebuah meja dengan seorang pria yang Chimon kenal sebagai Mark, mantan kekasih Perth. Mereka tampak tengah terlibat dalam percakapan yang serius, wajah mereka penuh dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Chimon seketika merasa tidak nyaman dihatinya. Dia ragu apakah sebaiknya dia langsung pulang atau hanya mengabaikannya saja. Namun, sebelum dia bisa membuat keputusan, pandangannya tak sengaja bertemu dengan Perth. Mata mereka saling menatap sejenak, membuat suasana semakin tegang.

BOSS [Perth x Chimon] ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang