"Mereka sudah pergi?" tanya Megumi selagi dirinya duduk di depan meja rias.
"Hm." Sukuna mengangguk. Memandang Megumi lewat pantulan kaca. "Mereka mengundang kita datang untuk makan malam."
"Oh.. Aku tidak tau apa aku bisa menyesuaikan. Kau tau, aku merasa asing di sini.."
Sukuna mendekat. Dua tangannya masing-masing memegang pundak kecil Megumi dari belakang. "Kau bersamaku, tidak ada yang perlu kau takutkan."
Ya perkatan itu tidak sepenuhnya salah. Dia adalah Ryomen Sukuna. Sang dewa perang yang bahkan seorang Gojo Satoru mengakui kehebatannya. Tidak akan ada yang bisa mencelakai Megumi bahkan menyentuh ujung rambutnya.
Tapi bukan itu yang Megumi takutkan. Ia sudah lama tidak berbaur dengan orang-orang. Kecemasannya berasal dari dalam. Ia merasa takut saat berada di antara orang asing.
"Apa kau.. Tidak takut??"
"Kenapa?" tanya Sukuna. Megumi pun mendongak, menempelkan pucuk kepalanya pada perut sang raksasa.
"Kalau orang lain akan suka padaku? Melihatku dengan tatapan mengingini. Dua sepupumu itu, bagaimana kalau mereka berpikir lebih jauh tentangku?"
Lemparan yang bagus. Sukuna terdiam. Ia memandang Megumi, mengamati betapa cantik lelaki muda itu. Bulu matanya panjang, bibirnya merona dan selalu terlihat kenyal. Lalu Sukuna memandang pantulan rupanya di cermin. Monster.
"Kau indah, Megumi. Jangankan dua sepupu idiotku itu, bahkan mereka yang dilahirkan bisu seketika akan dapat berkata-kata dan menunaikan pujian saat melihatmu."
Megumi bangkit berdiri. Dengan posisi ini tubuhnya masih kalah jauh dengan Sukuna yang besar. Tinggi kepalanya bahkan hanya sampai pada pinggang pria itu saja.
"Jadi kau tidak cemburu?" Megumi mendengus.
"Aku akan meremukan leher siapapun yang berani menyebut namamu dengan hasrat."
Grep
Tubuh Megumi dikukung di atas futon yang telah tergelar.
"Kau milikku dan hanya milikku. Siapapun yang berani membayangkan dirimu.. bahkan hanya secuil.. membayangkanmu menjadi selain milikku. Aku akan merobek otak mereka dan memakannya!"
Badum..
Badumm..
Badumm!
BADUMM!
Jantung Megumi memompa dengan cepat. Dirinya dibuat merinding. Tak menyangka keposesifan Sukuna adalah mutlak.
Susunan sajak yang dipilih oleh pria besar itu membuat Megumi serasa disembah. Diagungkan seolah dirinya begitu berarti dan dijagai.
Seringai Megumi menyeruak. "Oh kemarilah pria besar!!!" pun menarik leher Sukuna dan selanjutnya hanya mereka yang tahu apa yang terjadi.
.
.
."Wow.. Yuuji tidak bohong saat mengatakan Sukuna punya istri yang cantik dan tampan." Wanita berambut karamel pendek menganga.
"Ku kira dia akan punya dua orang istri, satu cantik dan satu tampan. Mengingat dia punya dua dalam segala hal di badannya. Dua pasang mata, dua pasang tangan, dan mungkin dua itu juga.."
Netra Nobara bergerak ke kiri dan kanan dengan malas namun kemudian kembali fokus.
"Tapi ini! Cantik dan tampan jadi satu. Wow! Megumi benar??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ryomen: The God of War (sukufushi)
Fanfiction[Historical Au) Sengoku Jidai, zaman keras dan bergejolak. Zaman negara berperang dan saat para panglima besar saling bertumpah darah untuk menguasai Jepang. Pada masa tersebut, dua klan besar bersatu untuk melawan raksasa bertangan empat, senjata u...