"Rshh.."
Megumi meringis saat memakai kimono. Dadanya sangat sensitif apalagi jika bersentuhan dengan kain. Salahkan Sukuna dan kegilaannya membuat susu Megumi tumpah sebelum waktunya.
"Chh merepotkan.."
"Kau belum selesai juga? Makan malam keburu dingin." Sukuna menggaruk wajah malasnya yang terlihat bak harimau ngantuk.
Siku-siku imajiner muncul di sudut kening Megumi. Bisa-bisanya Sukuna bersikap watados padahal dia pelaku utama.
"Kalau kau tidak keterlaluan mengisap dadaku, aku tidak akan kesakitan begini!"
Selangkah demi selangkah, Sukuna sudah berada tepat di belakang Megumi, ia berbisik. "Bagaimana lagi, susumu sangat enak."
"YAK!! CABUL!"
Megumi berbalik cepat hingga kimononya longsor. Anak laki-laki itu memukuli Sukuna dengan tubuh telanjangnya.
Pukulan Megumi tak berasa apa-apa, malahan lucu. Terbukti dengan Sukuna yang tertawa sambil mencubit pipi Megumi.
"Ughh lepas!" dengus Megumi keras. "Kau sudah jadi suami yang keterlaluan. Harus dihukum!"
Semirik Sukuna melebar. "Benarkah? Seramnya.. Hahah.."
Muka Megumi semakin menekuk. Ia mendorong Sukuna sampai pria besar itu jatuh terduduk di sofa panjang. Keempat tangannya merentang, beberapa tersampir di leher sofa.
"Kau mau menghukumku dengan apa? Mengerjakan pekerjaan rumah? Uraume yang akan—"
Perkataan Sukuna berhenti saat melihat Megumi berlutut di depannya. Anak laki-laki perlahan menyentuh paha besar Sukuna dan meremasnya.
"Giliranku mempermainkan tubuhmu."
Sukuna menyeringai. "Kau tidak akan bertahan bahkan hanya untuk satu ronde."
"Cih.. Aku bisa membuatmu keluar sebelum Yuuji datang memanggil kita makan malam." balas Megumi sengit.
Sukuna pun menjilat bibirnya. Menarik.
"Aku tau kau keluar di balik celanamu hanya dengan sekali mendengar desahanku." Megumi mendekatkan wajahnya pada kejantanan Sukuna yang masih tertidur.
Anak lelaki itu memegangnya. Bibirnya terbuka, mengeluarkan desahan pelan yang sangat menggoda, dan hanya dengan itu ia langsung membuat milik Sukuna tegak berdiri.
Tangan Sukuna meremat leher Sofa sedang Megumi terkekeh. "Kenapa dengan mukamu. Kau terlihat sangat tegang.. Seperti yang di bawah."
"Rgh.." Sukuna menggeram pelan melihat senyum mesum Megumi. Istrinya itu menggodanya dengan sangat kurang ajar membuat Sukuna suka.
Pelan tapi pasti Megumi menjilat kejantanan Sukuna dari ujung turun ke pangkal. Dari pangkal naik ke ujung. Begitu terus berulang dengan amat sensual tanpa memutus kontak mata.
Mata Megumi menjadi sayu. Ia mengulum ujung penis yang langsung membuat mulutnya penuh. Liurnya menetes keluar, meleleh melumuri batang Sukuna.
"Mbmhh.. Aahh.." Megumi menjulurkan lidahnya di depan lubang kencing Sukuna. Menekan-nekan dan mejilatinya. Menyelipkan lidahnya pada kulit tipis yang membungkus kejantanan itu.
"Arghh Megu-mi.. Shh.."
Jemari lentik Megumi mulai mengocok batang Sukuna menggunakan dua tangan oleh karena besarnya penis itu. Panjang dan berurat keras. Megumi semakin gencar menyedot dan mengulumnya.
"Megumi.. Hh.." Napas Sukuna mulai memburu. Ia tidak tahan. Diremasnya rambut Megumi dan ia paksa agar Megumi menelan semua penisnya.
"Hkkk!! Hkkk! Hkk!! Hhkk!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ryomen: The God of War (sukufushi)
Fanfiction[Historical Au) Sengoku Jidai, zaman keras dan bergejolak. Zaman negara berperang dan saat para panglima besar saling bertumpah darah untuk menguasai Jepang. Pada masa tersebut, dua klan besar bersatu untuk melawan raksasa bertangan empat, senjata u...