Gojo menjatuhkan semua yang bisa digapai tangannya untuk menghalangi langkah Sukuna. Ia berlari sampai ke area terbuka. Mengangkat samurai untuk bertarung satu lawan satu dengan sang raksasa.
Kulit si pria besar begitu keras bak baja, hanya tersayat sedikit meski berkali-kali senjata sudah diayunkan padanya.
Dengan tangan kosong Sukuna berusaha menggapai lawannya. Namun kecepatan Gojo masih tiada duanya.
SRATTT
Sang albino berhasil melukai sebelah mata Sukuna. Menyayat belakang kaki sang raksasa dan membuatnya tumbang seketika.
"Seharusnya aku memenggal kepalamu saat ada kesempatan. Haha tapi sekarang pun akan kulakukan!" Seringai Satoru melebar. Dalam sekali tebasan, ia memenggal leher Sukuna.
Grep
Namun ditahan. Sukuna mencengkram mata pedang dengan tangan kosong hingga darah mengalir deras. Tangannya yang lain dengan cepat mencekik leher Gojo.
Grakk
"Ahkk!! Rgg!"
Pria bersurai putih itu tam berkutik selain berusaha menekan lebih dalam samurainya.
"Aaaarhhh!!" Sukuna melawan. Dua tangan kosongnya meninju perut Gojo dengan sangat kencang. Berkali-kali hingga empunya tubuh memuncratkan darah yang sangat banyak ke muka Sukuna.
"Hahah.. Sekalipun kau membunuhku sekarang semuanya sudah terlambat!! Megumi dan anak sialan kalian sudah mati! Hahah!"
"AARGGG!!"
Krak
Kuat cekikan Sukuna sampai-sampai mematahkan leher Satoru. Dewa perang itu lepas kendali. Dengan tangan kosong membelah tubuh Gojo menjadi dua.
Melihat kepala klan mereka telah mati, para Gojo dan Zenin yang lain bersujud. Mereka tak dapat berbuat apa-apa selain menerima kekalahan. Kematian tragis Satoru membuat para pengikutnya dibuat terbujur kaku.
Sukuna melempar jasad Satoru untuk kemudian mencari Megumi. Ia masuk dalam kediaman Gojo. Netranya merah menyala, siap mengoyak siapapun.
"Megumi!"
"Aku sungguhan mencintaimu! Aku mencintaimu, sangat mencintaimu!!"
"Megumi.."
Tiap langkah Sukuna ia hanya terbayang kalimat terakhir yang Megumi katakan padanya. Menyebut nama Megumi berkali-kali dalam benaknya."Perasaanku padamu tidaklah palsu.. Aku sangat sangat sangat mencintaimu.."
"Di mana kau, Megumi??"
"Aku terlambat menyadari perasaanku.. Aku tau aku tidak pantas untuk maafmu.. Tapi aku benar-benar jatuh cinta denganmu..
Aku hanya ingin bersamamu.."
"Memi!!!"Langkah Sukuna berhenti.
Dilihatnya Megumi terbaring tak sadarkan diri di atas meja.
"Memi! Memi!! Bangun..!" Sukuna mengguncang tubuh Megumi namun empunya tak merespon sama sekali.
Seketika bibir Sukuna terbuka kosong. Jantungnya seolah berhenti berdetak untuk sepersekian detik. Rasanya sangat sakit. Mungkinkah..
Satu tangannya terangkat. Mencekik wanita yang adalah Shoko dengan keras. "Kau akan mati!" geram Sukuna menunjukkan taringnya. ".. aku akan MEMBUNUHMU!!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Ryomen: The God of War (sukufushi)
Fanfic[Historical Au) Sengoku Jidai, zaman keras dan bergejolak. Zaman negara berperang dan saat para panglima besar saling bertumpah darah untuk menguasai Jepang. Pada masa tersebut, dua klan besar bersatu untuk melawan raksasa bertangan empat, senjata u...