18

3.1K 300 34
                                    

"Lepaskan aku!!"

Megumi dibawa ke ruang pengobatan milik Shoko. Tubuhnya dibaringkan di atas meja dan diikat paksa karena terus melawan.

Shoko yang telah selesai bicara dengan Gojo pun terlihat masuk ke ruangan. Dilihatnya Megumi yang dengan gigih terus berusaha membebaskan diri.

"Apa yang mau kau lakukan! Lepaskan aku!"

"Maaf Megumi.. Aku harus menyingkirkan janin di rahimmu.."

Seketika Megumi membatu. Ia tak percaya dengan kalimat yang didengar telinganya. "A-pa? Shoko-san jangan lakukan itu! AKU TIDAK MAU!! LEBIH BAIK AKU MATI!"

Shoko mendekat. Ia sudah menyiapkan cairan bius. Setiap langkahnya, Shoko diliputi rasa kasihan dan keraguan. Ia mengenal Megumi dengan baik. Anak laki-laki itu sangat sopan dan baik. Ia tidak pernah melakukan kesalahan, tapi mengapa penderitaan yang dihadapinya begitu besar.

"Maaf Megumi.. Ini demi kebaikanmu. Kau tidak akan merasakan sakit. Aku akan melakukan yang terbaik untuk menghapus kesalahan—"

"Shoko-san.. Hiks.. Kumohon jangan lakukan." Megumi tersedu dengan napas terbata. "Anakku bukan sebuah kesalahan.. Aku mencintai Sukuna.. Aku tidak tau nasib suamiku, tapi kumohon biarkan cintanya tetap hidup denganku.. Kumohon Shoko-san.. A—"

Glek

Shoko memaksa Megumi menelan cairan bius. Selagi obat itu bekerja, dengan lirih Megumi terus menangis dan meminta belas kasih Shoko untuk tidak menggugurkan calon bayinya.

Perlahan netra Megumi berat dan tertutup rapat. Tangan dan kakinya tak lagi melawan. Ia terbius.

"Maafkan aku Megumi.."






























.
.
.

Seluruh penghuni kediaman Gojo melakukan pencarian terhadap dua puluh jari Sukuna yang menghilang. Para pelayan dan penjaga diinterogasi.

Sukuna yang telah dipindahkan dalam penjara bawah tanah hanya melihat kegelapan.

Pria yang pernah menyandang gelar dewa perang itu kini hanya bisa menunggu waktu eksekusinya besok. Jeruji kayu dan besi yang tebal mengurungnya bagai ayam tak berkutik.

Tidak ada waktu untuk menyesali keputusan. Yang ada di otak Sukuna sekarang hanya Megumi dan calon anaknya. Apakah ia gagal melindungi ke duanya?

Sesaat, setitik cahaya dari lentera terlihat mendekat dari ujung lorong yang kotor dan gelap.

Sukuna menggeram. "Kemari kau Gojo! Kubunuh kau keparat!! Bebaskan Megumi!"

Sret

Seseorang dengan tudung membuka identitasnya. Wajahnya terlihat lelah dengan kantung mata.

"Siapa kau?!"

"Apa kau masih mencintai Megumi?"

Sukuna mengeratkan rahang. Ia menatap orang di luar penjara dengan geram. "Aku mencintainya sampai napas terakhirku.. Jika kau sampai menyentuhnya, seujung rambut pun tidak akan ku maafkan—"

Orang itu tertawa remeh dengan pelan. "Kau bahkan tidak bisa menyelamatkan dirimu sendiri dan akan mati besok pagi."

Grak!!

Sukuna mencengkram jeruji. "AKU AKAN KELUAR DARI NERAKA UNTUK MEMBURU KALIAN! HIDUP ATAU MATI, AKU AKAN MENGHABISI KALIAN DENGAN TANGANKU SENDIRI!!"

Orang itu meletakkan lentera di tanah dan terduduk. "Lucu.. Kenapa kau bersedia melakukan semua itu untuk Megumi? Dia mengkhianatimu. Membuatmu lemah dan dipermalukan."

Ryomen: The God of War (sukufushi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang