"RYOMEN SUKUNA TELAH KEMBALI!!"
Teriakan itu cukup untuk membangunkan Megumi. Sang anak lelaki berlari, bibirnya terangkat ke atas. Begitu senang seperti anak anjing yang bahagia tuannya telah pulang. Perumapaan yang bodoh tapi seperti itulah kelihatannya.
Grekkk
Daun pintu terbuka lebar. Megumi terburu-buru dengan semangat hanya untuk melihat Sukuna pulang bersama seorang wanita di belakangnya.
"Apa-apaan.." Kaki Megumi berhenti. Ia tidak bergerak lebih dekat. Entah mengapa lututnya menjadi lemas. Amarahnya meletup namun bibirnya tak berdaya untuk buka suara.
Yang ada hanya aliran air mata bajir menyisir melalui pipi sampai menetes banyak ke lantai. Megumi menangis, tanpa suara.
"Megumi dia istri baruku.."
Jdar
"!!!"
Kepala Megumi kencang sampai-sampai tubuhnya mengejang. Seketika matanya terbuka. Baru saja ia bermimpi.
Sangat buruk...
Sudah empat hari ini Megumi memimpikan hal yang sama. Sukuna pulang dengan menikah lagi. Meskipun alurnya sama persis, tetap saja bangun-bangun Megumi dalam keadaan menangis.
Ia pusing sampai ingin muntah. Ada gejolak aneh yang seolah menendang rasa mualnya. Megumi tak tahan. Ia berlari ke bilik mandi untuk meluapkan isi perutnya.
"Memi.."
Kaki besar menapak lebar masuk ke dalam rumah, berusaha lekas berjumpa dengan Megumi.
Mendengar suara yang tak asing, Megumi juga turut cepat-cepat keluar dari kamar mandi untuk menggapai sang pemilik suara.
"Kuna.."
Keduanya berjumpa di lorong. Megumi tenggelam dalam pelukan Sukuna. Keempat tangan pria itu besar, tubuhnya besar pula. Megumi tampak bak kelinci yang berselimutkan beruang madu.
"Kau sangat lama..!"
"Aku di sini sekarang.." Sukuna menunduk, dilihatnya Megumi masih menyembunyikan wajah cantik pada dadanya. "Kenapa menangis?"
"Akualwnwosnaimu.."
"Ha?" Gumaman Megumi tak jelas. Sukuna mendorong pelan pundak kecil si biru namun empunya justru memeluk Sukuna lebih erat. "Hei.. Kau kenapa, Megumi? Suaramu tidak kedengaran.."
"Aku mekaowmapsntswiyw"
"Ha??"
Megumi mendongak. "Akurindukamu!" dalam satu tarikan napas, ucapannya terdengar laju.
Bibir Sukuna sedikit terbuka. Pria itu membeku untuk mencerna apa yang baru dikatakan istrinya. "Kau merindukan aku?"
Megumi yang lagi-lagi bersembunyi di dada Sukuna mengangguk. Ia memukul-mukul dada tegap sang raksasa dengan betapa ia merasa malu telah mengakui perasaannya.
"Aku juga merindukanmu." Sukuna menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Megumi.
"Kau tidak membawa siapapun kan??!" Megumi menengok ke belakang tubuh Sukuna. Mengeceknya berulang kali.
Raksasa itu tersenyum miring. "Taruhan?"
"Kuna!!" Wajah Megumi seketika memerah. Ia ingin marah dan menangis namun lidah Sukuna lebih dulu menyusup ke rongga mulutnya.
Kaki Megumi terpaksa jinjit saat satu tangan Sukuna menarik pinggulnya. Pria itu memulai pagutan mesra yang cukup panjang namun lembut.
"Aku tidak akan membuang-buang waktu yang telah kau habiskan untuk menungguku.. Aku setia padamu, Memi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ryomen: The God of War (sukufushi)
Fanfic[Historical Au) Sengoku Jidai, zaman keras dan bergejolak. Zaman negara berperang dan saat para panglima besar saling bertumpah darah untuk menguasai Jepang. Pada masa tersebut, dua klan besar bersatu untuk melawan raksasa bertangan empat, senjata u...