PROLOGUE

395 14 4
                                    

HAPPY READING MANIEZZZ
Jangan lupa vote sebelum membaca!😘

.
.
.
.
.
.
.
.

《 3 Januari 》

New York, 11.17

Tap! Tap! Tap!

Ceklek.

Seorang pria berjalan dengan langkah tergesa-gesa memasuki rumahnya.

"Ayo! Kita harus segera pergi dari sini!" serunya sambil berjalan memasuki kamar.

Dari arah dapur, seorang wanita berjalan menghampiri pria itu dan menganggukkan kepalanya.

Ceklek.

Pintu rumah belakang terbuka. Seorang anak laki-laki baru saja masuk ke dalam rumah setelah selesai memotong rumput di halaman belakang. Langkah kakinya bergerak mendekati sebuah kamar. Ia menatap ke arah dua orang dewasa dengan kebingungan.

"Ibu, a-apa yang terjadi?" tanya anak itu terbata-bata.

Wanita yang dipanggil sebagai 'ibu' itu menoleh sekilas. "Kemasi pakaianmu! Kita akan pergi dari sini!" perintahnya sembari memasukkan pakaian ke dalam tas.

"Umm, ta-tapi, ki-kita akan ke mana?"

Pria tadi dengan cepat mendekati anak kecil itu dan mencengkram pipinya dengan kuat. "SUDAH IKUTI SAJA APA KATA IBUMU! JANGAN BANYAK TANYA DAN SEGERA KEMASI PAKAIANMU!!" bentaknya. Dengan kasar, ia mendorong tubuh kecil itu hingga terjatuh ke lantai.

Gedebug!

"PERGI KE KAMAR DAN KEMASI PAKAIANMU, CEPAT!!" sambung pria yang bernama Alfred itu memerintah.

Anak bersurai hitam itu mencoba bangkit dan segera berlari ke kamarnya sambil berurai air mata.

"Hiks."

Anindya—wanita itu, memasuki kamar anak itu. Ia mendekati sang anak dan mencengkram lengan kecilnya. "Kenapa kau hanya menangis, An!? Cepat kemasi pakaianmu! Kita harus segera pergi dari sini! Kau ingin kupukul, hah!?"

Anak kecil yang bernama Andrew itu menghentikan tangisannya. Ia menggigit bibirnya mencoba menahan isak tangisnya. Kepalanya menunduk, berusaha memendam rasa takut, sambil menggeleng pelan.

Anindya melepaskan cengkramannya dan segera melenggang pergi keluar kamar. Namun, langkah kakinya terhenti dan kepalanya kembali menoleh ke arah Andrew.

"Jangan lupa lekas ganti pakaianmu! Dan segera keluar jika sudah selesai!" perintah Anindya, lalu keluar dari kamar seraya membanting pintu.

Brak!

Anak berusia 10 tahun itu tersentak kaget kala pintu kamarnya ditutup dengan kasar. Ia menghapus sisa air matanya dengan punggung tangan. Kemudian ia segera membuka lemari dan memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Setelah itu, ia mengambil pakaiannya dan berlari kecil ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

...

Mereka bertiga keluar dari dalam rumah dengan langkah tergesa-gesa, membawa beberapa koper yang berisi pakaian mereka untuk perjalanan mendadak.

Drunk on Disputation [BXB] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang