SECTION 12

9 0 0
                                    

HAPPY READING MANIEZZZ
Jangan lupa vote dulu sebelum baca!😘

.
.
.
.
.
.
.
.

《 19 September 》

Roma, 10.07

Ting!

"Kau meniduri wanita itu beberapa kali di kantor perusahaan. Dan setelah kau membuat kesalahan dengan menghamili wanita itu, kau memutuskan untuk membunuhnya," ucap Luigino.

Pintu lift bergeser secara otomatis, memperlihatkan dua pria muda yang tampan dan gagah, berpakaian kasual. Mereka adalah Luigino dan Romeo. Aura kewibawaan dan kepercayaan diri terpancar dari keduanya. Dengan langkah percaya diri, keduanya berjalan keluar dari dalam lift tanpa ditemani oleh asisten pribadi maupun pengawal yang biasanya selalu berada di belakang mereka.

Romeo memijat pangkal hidungnya. "Aku tidak memiliki pilihan lain selain membunuhnya. Wanita itu menuntut tanggung jawab atas kandungannya dan menolak untuk melakukan aborsi. Tentu saja aku tidak bisa melakukannya karena tujuan awalku hanyalah bermain dengannya saja," balasnya dengan nada sedikit kesal.

Luigino mendengus jengah atas sikap sepupunya itu. Saat ini, kondisinya berangsur membaik setelah kecelakaan di Spanyol kemarin. Luka dan lecet yang tergurat pada wajahnya tampak mulai pulih.

Setelah kecelakaan itu, ia sempat pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka-lukanya. Beruntung, tidak ada luka serius yang diakibatkan oleh kecelakaan tersebut.

Langkah kaki mereka menyusuri lorong menuju pintu akses tempat parkir bawah tanah. Hari ini, Luigino dan Romeo diperintahkan untuk mendatangi tempat pacuan kuda pribadi DiMaggio yang berada di sebuah desa yang tidak jauh namun tidak dekat dari kawasan permukiman ini.

"Serafina belum mendengar kabar ini, bukan?" tanya Luigino.

Gelengan kepala kecil Romeo berikan. "Belum. Akan sangat menyakitkan baginya jika aku mengungkap hal ini kepadanya. Dia terlalu lemah untuk kusakiti. Lagipula, dia tidak akan pernah mengetahui hal ini. Menyembunyikan semua ini darinya adalah keputusan terbaik untuk saat ini."

Dua orang penjaga pintu mengangkat sebelah tangan memberi gestur hormat ketika melihat kedatangan dua orang pewaris DiMaggio. "Selamat pagi, Tuan-tuan!" sapa dua orang itu dengan tegas.

Kedua pria muda itu hanya membalas anggukan saja. Mereka terus berjalan, hingga mereka memasuki ruang garasi raksasa yang berisi berbagai macam jenis dan merek otomotif.

Di tengah-tengah pembicaraan ringan itu, mereka memutuskan untuk menggunakan mobil berjenis offroad.

"Lambat laun dia akan segera mengetahuinya," balas Luigino dengan nada suara datar.

"Terserah. Aku tidak akan pernah melepaskannya apapun yang terjadi. Seberapa brengseknya diriku, satu fakta yang tidak dapat dibantah yaitu aku masih mencintainya," pungkas Romeo bertekad.

Dua pria muda itu segera masuk ke dalam mobil. Romeo mulai menyalakan mesin mobil. Setelah siap, ia segera melajukan mobil tersebut menuju pintu akses keluar istana.

Bruuum!

"Bagaimana nasib orang bayaran Sayed setelah kau membunuhnya? Kalian memutilasinya atau membakarnya kali ini?" tanya Romeo sambil mengemudi, tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan.

"Tidak. Kami memilih untuk memenggal kepalanya dan mengirimnya secara personal kepada anak gadis bungsu Sayed yang sedang berada di Prancis. Kau tahu bahwa gadis itu tidak ingin terlibat dalam dunia mafia dan memilih untuk menjadi orang awam, bukan? Aku yakin Sayed akan sangat marah jika mendengar putri bungsunya itu turut diteror," tutur Luigino.

Drunk on Disputation [BXB] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang