SECTION 17

7 0 0
                                    

HAPPY READING MANIEZZZ
Jangan lupa vote dulu sebelum baca!😘

.
.
.
.
.
.
.
.

《 22 September 》

Melbourne, 07.19

"... Baiklah, jika seperti itu keinginan mereka, maka kita akan menurutinya. Buru mereka hingga dapat. Selesaikan hubungan kita dengan mereka dan serahkan nasib mereka selanjutnya ke tangan Gallagher. Aku tidak ingin menanggung beban kedua bajingan sialan seperti mereka yang bahkan tidak tahu cara berterima kasih kepada kita."

"Dan ya, segera temukan keberadaan Andrew. Jangan sampai kau terlambat untuk menyelamatkannya."

Bip!

Panggilan telepon diputus secara sepihak oleh Marco. Luigino melempar ponselnya di sisi ranjangnya. Perasaan emosi tidak karuan terus berkecamuk di dalam hatinya. Mengapa tidak? Hingga detik ini, ia belum mendapatkan petunjuk tentang keberadaan sang pujaan hatinya.

"SIALAN!" Luigino meraih sebuah asbak di atas meja nakas dan melemparnya ke arah cermin hingga keduanya pecah berantakan.

Prang!

Ia mengusap wajahnya beberapa kali dengan kasar dan diakhiri menyisir surai cokelat tuanya ke belakang.

"Ke mana mereka membawanya? Bagaimana nasib bocah itu sekarang? Tidak pernah aku merasa setidaktenang ini. Hingga detik ini aku belum menemukan titik terang atas keberadaannya," batinnya.

Saat ini, Luigino sedang berada di dalam kamar hotelnya. Sembari bertelanjang dada—yang menampilkan pahatan tubuh berotot berhiaskan kalung emas keluarga DiMaggio dan tato-tato artistiknya, ia duduk bersandar di atas ranjang sambil terus memikirkan kondisi Andrew. Karena perasaan hati yang sedang tidak baik, ia memutuskan hanya berdiam diri di dalam kamar, tanpa berminat untuk pergi keluar.

"Aku bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pikiran tentang Andrew terus mengusikku sepanjang malam!" rutuk Luigino.

Kondisi pria itu tampak kacau. Dengan surai cokelat tua berantakan dan mata sayu memerah, sudah tidak perlu diragukan lagi betapa tidak tenang dirinya sepanjang malam. Perasaan tidak terdefinisikan itu sukses membuatnya mengalami insomnia. Bahkan hal itu juga menurunkan gairah seksual malamnya. Dengan terpaksa, sepanjang malam, dirinya menghabiskan waktu dengan menghisap beberapa batang cerutu, berusaha menenangkan dirinya.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu diketuk mengusik perhatian Luigino. Ia memejamkan mata untuk sejenak guna meredam emosinya.

"Ada apa!?" tanya Luigino seraya membentak.

"Maaf telah mengganggu waktu pagi anda, Tuan. Kami ingin menyampaikan perkembangan terbaru mengenai keberadaan Tn. Andrew," tutur seseorang yang merupakan Niccolò dari balik pintu kamar.

Luigino segera menegakkan punggung lebarnya. "Andrew."

Saat ini Luigino dan Niccolò sedang berbincang di ruang tamu. Niccolò tampak dengan serius menjelaskan informasi yang didapat tentang keberadaan Andrew sambil menggulirkan layar sebuah tablet dengan stylus.

"... Dari penelusuran jejak rekaman CCTV sepanjang rute lintasan mobil van putih yang membawa Tn. Andrew, kami mendapatkan lokasi yang diduga kuat sebagai tempat di mana beliau disekap oleh orang-orang itu," papar Niccolò seraya mengetuk sebuah aplikasi peta daring.

Layar tablet dengan otomatis menampilkan peta kota Melbourne. Kemudian, Niccolò mengusap layar dan menghentikan tampilan peta pada sebuah kota di dekat Melbourne.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drunk on Disputation [BXB] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang