Bab 1

980 99 7
                                    

Hai Readers sekalian, semoga sehat selalu.

Selamat membaca dan semoga suka.

Jangan lupa vote, koment, dan share ya. Ajak kenalan kalian juga untuk membaca Anos x Readers

Di pagi hari Dilhade, terdapat seorang gadis remaja yang sedang berjalan menuju Akademi Raja Iblis. Banyak orang kagum dengan gadis itu, terutama para lelaki, karena mereka melihat seorang gadis cantik yang tak lain adalah (Name).

 Banyak orang kagum dengan gadis itu, terutama para lelaki, karena mereka melihat seorang gadis cantik yang tak lain adalah (Name)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang lebih beginilah penampilan (Name)kali ini dan seterusnya. Bayangkan mata dan rambutnya berwarna biru.

(Name) menghentikan langkahnya ketika berada tidak jauh dari depan Akademi Raja Iblis tersebut. Dia menatap dengan penuh kagum, karena tidak menyangka jika Akademi Raja Iblis sebesar ini.

"Selamat datang di Akademi Raja Iblis!" Sebuah suara cukup keras yang sepertinya dipakai untuk menyambut para murid baru.

"Berjuanglah, Misha! Semangat, semangat, Misha!" Teriakan seseorang menyemangati gadis berambut putih, Misha Necron adalah nama gadis itu.

(Name) yang melihat dan mendengar itu hanya bisa diam. Dirinya iri dengan Misha yang sepertinya selalu di dukung oleh orang-orang disekitarnya.

Mungkin orang disekitar Misha akan menganggap Misha seperti anak kecil yang harus diantar oleh orang tua ketika masuk sekolah. Tapi, dimata (Name), itu adalah sebuah keinginan yang terpendam jauh dalam lubuk hatinya. Di kehidupan sebelumnya, dia tidak pernah diantar oleh siapapun ke sekolah, itulah yang menyebabkan (Name) sedikit iri dengan Misha.

Tiba-tiba, ada seseorang laki-laki yang menyenggol Misha, hingga amplop yang digenggamnya terjatuh. (Name) yang melihat itu menghampiri Misha dan mengambil amplop itu. 

"Misha Necron...? Apa itu namamu?" tanya (Name) sambil menatap Misha setelah tanpa sengaja membaca bagian luar amplop itu.

"Te-terima kasih." Ucap Misha setelah (Name) memberikan amplop itu kembali padanya. Awalnya, (Name) berniat pergi meninggalkan Misha, namun, itu tidak terjadi karena ada seorang pria tak dikenal menghampiri mereka.

"Yo! Apa kalian murid di sini?" Sapa pria itu sambil bertanya, membuat (Name) menatapnya dengan heran. 'Siapa orang ini? Sok kenal banget dah. Tapi kalau dilihat-lihat, dia ganteng sih. Ah, apa sih yang kupikirkan, percuma ganteng tapi suka tebar pesona dengan cewek lain dan tidak setia,' Ucap (Name) dalam hatinya.

(Name) meninggalkan mereka, berjalan menuju gerbang Akademi Raja Iblis. Misha dan pria tak dikenal tadi hanya mengikuti (Name) dari belakang. (Name) juga mendengar sebuah teriakan untuk menyemangati pria tak dikenal tadi, tapi sepertinya pria tersebut tidak terlalu memperdulikan hal itu.

"Mengikuti ujian sambil diantar orang tua? Sejak kapan Akademi Raja Iblis menjadi taman kanak-kanak begini?" Ucapan itu keluar dari mulut lelaki berambut putih sambil menyandarkan dirinya di dinding gerbang Akademi Raja Iblis. (Name) menyadari bahwa ucapan tersebut ditujukan kepada Misha dan pria tak dikenal tadi. Oleh sebab itu, (Name) memilih untuk melangkah maju tanpa menanggapi lelaki berambut putih itu.

Anos X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang