Hai Readers sekalian, semoga sehat selalu.
Selamat membaca dan semoga suka.
Jangan lupa vote, koment, follow dan share ya. Ajak kenalan kalian juga untuk membaca Anos x Readers
"Maaf telah membuat kalian menunggu."
John dan Jane menoleh ke arah asal suara, melihat pria yang mengenakan jas dan memiliki rambut berwarna merah. Jane memandangnya dengan bingung karena dia tidak mengenal pria itu. Apalagi dia baru saja meminta maaf karena telah membuat John dan Jane menunggunya.
"Siapa kamu dan ... sejak kapan kami menunggumu?" Tanya John ingin tahu siapa pria itu dan apa maksud dia meminta maaf kepada John dan Jane.
Mendengar itu, pria tersebut tersenyum dan berkata, "Bukan aku yang menunggu kalian, tapi kematianlah yang menunggu kalian."
John dan Jane langsung waspada ketika mendengar itu, lalu John berdiri dari duduknya, diikuti oleh Jane. Mata biru John menatap pria itu dari kepala hingga ujung kaki pria tersebut, mencari tahu sesuatu yang tidak biasa.
"Jangan coba-coba menipu diriku, bocah." Kata John tegas. Dia berhenti sejenak, lalu tiba-tiba, sebatang besi hitam muncul di genggamannya tangan kanannya. Dengan cepat, John mengarahkan ujung batang besi yang tajam ke dekat leher pria itu, memberikan ancaman kecil agar pria itu tidak mencoba berbuat macam-macam dengannya. "Di mana dirimu yang asli? Apakah kau berpikir bisa menipuku dengan trik murahan?"
Pria berambut merah itu tertawa, berusaha mengurangi ketegangan suasana karena dia telah ketahuan. Jane yang melihatnya mendekat, menatapnya tajam, seolah-olah ingin membunuhnya saat itu juga. Namun, pria itu hanya menatap Jane dengan sikap santai, tidak terintimidasi oleh tatapan tajam Jane.
"Siapa kau yang berani mengancam kami? Dan kau bilang tadi ingin membunuh kami? Ayolah! Lawakan mu tidak lucu sama sekali." Kata Jane dengan nada meremehkan. Dia menganggap pria berambut merah di depannya hanyalah pria cari perhatian. Bagi Jane, ini bukan pertama kalinya mereka berhadapan dengan orang yang selalu mengancam akan membunuh mereka, padahal mereka hanyalah orang lemah yang tidak mampu melukai Jane dan John.
"Pulanglah, kau hanya mencari perhatian semata. Aku dan John memaafkanmu." Ujar Jane sambil memalingkan tubuhnya dan melangkah mendekati John. Pria itu terdiam mendengar ucapan, lebih tepatnya ejekan dari Jane yang membuatnya darahnya terasa mendidih. John yang menyadari akan terjadi sesuatu, menarik Jane kebelakang tubuhnya menggunakan tangan kirinya.
Ctek!
Tiba-tiba, pria itu menjentikkan jarinya, membuat mereka bertiga berpindah ke lokasi yang berbeda. John memandang sekelilingnya dan menyadari tidak ada tumbuhan atau pohon di sekitarnya. Mereka berdiri di atas tanah yang tampak gersang, dan cukup jauh dari posisi, John melihat gunung-gunung menjulang tinggi dengan asap yang keluar dari sana.
"Katakan padaku, apakah ini teknik dimensi?" Tanya John, sambil melihat ke belakang untuk memastikan Jane aman.
"Bisa dibilang begitu. Kalian tidak akan bisa keluar dari sini... John dan Jane." Ucap pria berambut merah sambil tersenyum remeh kepada John dan Jane yang berada di hadapannya, meskipun saat ini dia masih diancam oleh besi hitam yang dipegang oleh John, yang hanya beberapa centimeter dari lehernya.
"Apa maksudmu?" Tanya Jane yang tidak mengerti maksud dari pria berambut merah di hadapannya.
"Sihir dimensi bisa dibilang adalah sihir yang rumit untuk era saat ini, tapi bukan itu saja masalahnya. Selain rumit, sihir dimensi memerlukan energi sihir yang besar, yang membuat pengguna era saat ini kecil kemungkinannya, bahkan mungkin tidak ada yang mampu." Bukan pria berambut merah yang menjawab pertanyaan Jane, melainkan John yang berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anos X Reader
Fanfiction(Name) hanyalah seorang gadis biasa di kota Tokyo, Jepang. Terlahir sebagai yatim-piatu sejak lahir membuat dia harus bekerja paruh waktu menjadi pelayan kafe untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolahnya. Hingga suatu hari, dia mengalami kec...