Hari ini, adalah hari pernikahan kakak perempuan Arkan yang bernama Sheila. Sheila menikahi pria mapan dan tampan, tinggi, putih, memiliki sifat yang baik dan perhatian. Arkan yang melihat calon abang iparnya sempat terkesimah melihatnya, namun karena itu suami kakaknya, ia menepis semua itu.
Tiba dimana sesi pernikahan semuanya berjalan dengan lancar, terlihat kedua mempelai sangat bahagia. Saat sesi acara selesai, kedua mempelai pergi Bulan madu ke Bali. Arkan merasa seperti kesepian, ia pulang kerumah dengan gontai.
"Di rumah pasti sangat sepi sekarang bu." ujar Arkan pada ibunya.
"Iya, tidak ada lagi kakakmu yang cerewet, dan sering memarahimu kan? Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah menjadi istri dari Harlan Wijaja." ujar Ibu Arkan.
"Yah... Ya sudahlah, Arkan mau tidur dulu. Besok sekolah," ujar Arkan.
Arkan pergi kekamarnya, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk itu. Arkan membuka Laptopnya, ia memutar Drama BL yang sedang ia tonton saat ini. Judulnya I FEEL YOU LINGER IN THE AIR. "Ah sial, masih on going lagi."
Arkan menutup laptopnya dan mulai tidur. Sudah menyiapkan semua buku pelajarannya untuk besok, sebenarnya Arkan bersekolah di sekolah elite dan memiliki Asrama. Arkan biasanya juga memilih tinggal di Asrama, Terkadang Arkan juga pulang ke rumahnya. Ke esokan paginya, Arkan berangkat ke Asrama dan mulais bersekolah. Kali ini Ayah Arkan yang mengantarkannya.
"Nak, kamu jangan nakal di Asrama ya." ujar Ayah Arkan.
"Iya ayah, lagian di Asrama isinya cowok semua ini." ujar Arkan.
"Ya walau begitu kan tetap saja, kamu udah kelas dua, sebentar lagi kelas tiga. Jadi ingat harus banyak belajar," ujar Ayahnya Arkan.
"Iya ayah bawel ah, dah ah Arkan pergi dulu. Bye Ayah ibu, jangan rindu..." Seru Arkan.
"Bocah nakal... Hati-hati...." seru kedua orang tua Arkan.
Arkan pergi meninggalkan rumah mewahnya menuju ke Asrma sekolah, namun Sekolahnya harus menempuh jarak tiga jam dari sekolahnya. Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, Arkan pun sampai di asrama sekolah. Disana Arkan satu kamar dengan Raihan, Nathan, dan James. James adalah anak Blasteran belanda yang sangat tampan, sedangkan Reihan Cindo, Nathan keturunan Arab, dan Arkan Blasteran Korea dan Indonesia. Wajahnya terbilang imut, namun di sisi lain ia terlihat lembut dan tegas.
Raihan menyapa. "Arkan, lu baru sampai?"
"Ya, lu liatlah sendiri... Btw dimana yang dua ekor lagi?" Balas Arkan.
"Kagak tau gue dimana yang dua itu, eh lu tau gak?" ujar Reihan.
"Kagak tau gue, kenapa?" Tanya Arkan.
Reihan membantu membawakan koper Arkan dan barang yang di bawa Arkan. "Ada anak baru yang masuk ke sekolah kita, dan dia juga tinggal di Asrama ini. Cuman yang gue denger sekarang peraturan baru, satu kamar dua siswa. Gue satu kamar sama lu ya, males banget gue kalau sama anak baru itu nanti."
"Ya wajar kan ini ajaran baru, pasti ada murid baru." ujar Arkan sekenanya.
"Lu goblok apa Bloon? Kan udah gak ada lagi pendaftaran murid baru? Emosi gue lama-lama ngobrol sama Lu." ujar Reihan.
Arkan hanya tertawa geli, lalu berbicara. "Gue senernya males satu kamar sama lu,"
"Lah ni anak, gue kenapa dah?" sahut Reihan.
"Lu mesum, lu suka grepeh-grepeh gue pas tidur." ujar Arkan.
"Anjiiiir, mulut lu... Tapi iya sih, aaaah meluk lu tu kek meluk Guling, enak anget." ujar Reihan.
"Dih, dah ah..." Sahut Arkan sambil berlalu pergi.
Tidak lama kemudian muncul Nathan dan James. James menyapa Arkan dan Reihan yang akan segera masuk ke kamar mereka.
"Yooo Dedek Arkan, dedek gumush sini cium dulu, babang James kangen." ujar James.
"Diiiih, ogah gue..." ujar Arkan.
Kemudian, datang murid pindahan dari Eropa, namanya Edward. Tinggi, putih, atletis, dan idaman para wanita dan juga Uke. Edward melewati mereka tanpa tersenyum dan menyapa. Nathan menggerutu. "Cih, Sombong banget sah tu orang. Pengen gue bejek-bejek mukanya."
"Hush, dah ayo masuk. Capek ni gue perjalanan jauh. Bentar lagi masuk kelas ini, ayo buruan." ujar Arkan.
Nathan, Reihan, dan James menuruti apa kata Arkan. Setelah itu ke empat siswa itu pergi ke sekolah dan menuju ke kelas mereka. Sesampainya di kelas, anak baru itu satu kelas dengan mereka. Ya Edward satu kelas dengan Arkan dan sahabatnya yang lain. Edward sudah memperkenalkan dirinya, lalu Edward duduk di bangku kosong tepat di belakang Arkan. Edward sedikit sombong, ya lantaram anak itu adalah anak pemilik sekolah.
Semua murid belajar dengan tenang dan damai, namun Edward sepertinya mulai gatal mulutnya ingin berkenalan dengan anak manis di depannya itu. Saat jam olahraga tiba, Reihan, Nathan, James, dan Arkan pergi keloker untuk ganti baju. Disana Edward mendekati Arkan. "Hai, kenalin gue Edward."
"Halo, Selamat datang di sekolah ini Ed... Gue Arkan..." ujar
"Gue tau lu, lu cuman anak orang miskin yang beruntung bisa sekolah disini. Dan gue ingetin, jangan macem-macem sama gue. Lu kudu nurutin apa kata gue," ujar Edward.
"What? Siapa elu? Lu bukan orang tua gue," ujar Arkan sambil berlalu pergi.
Edward sebenernya ingin deketin Arkan namun caranya salah. Ya wajar jika cowok Coolkas gengsian dan gak akan pernah mau nunjukin kalau dia mau dekat dengan orang itu. Arkan menggerutu sampai di hadapan teman-temannya. "Sinting kali ya tu orang,"
"Sabar-sabar, lu kenapa?" sahut Reihan.
"Iya lu kenapa sih, dateng-dateng malah ngomel gak jelas?" ujar James.
"Emang apa katanya Arkan ku sayang?" ujar Nathan.
"Heh, Arkan punya gue." sahut Reihan.
Arkan hanya diam dan tidak berbicara apa-apa. Reihan berbicara. "Kenapa lu diem?"
"Ya lagian kalian malah rebutin gue, tenang... Gue gak akan milih salah satu di antara kalian ya, gue mau fokus sekolah." ujar Arkan.
"Ya elah... Iya iya, tapi siapa yang buat lu kesel, My Baby Arkan?" ujar Reihan.
"Edward. Suddenly someone came and just said: Lu cuman anak orang miskin yang beruntung sekolah disini, maksudnya ape?" ujar Arkan.
"Wah, Itu anak nyari gara-gara ni kayaknya... Eh btw kakak lu kan udah menikah ni, setelah itu dia bakal ikut suaminya atau tetep di rumah lu?" ujar Nathan.
"Kenapa emangnya?" tanya Arkan.
"Ya soalnya kan lu suka kesepian, kali ntar kita-kita bisa main kerumah lu... Kami gak ada yang berani ke rumah lu, karena kakak lu judes." ujar James.
"Ppppfffffff.... Begok lu, udah ah... Kelapangan dulu kita," ujar Arkan.
Arkan dan yang lain pun pergi kelapangan bersama yang lain untuk pelajaran olahraga. Semua murid masih dalam keadaan aman dan tentram, sampai tiba-tiba Edward sengaja melempar bola basket kearah Arkan dan mengenai kepala Arkan.
Bersambung...
Hai, kuy bca yuk.... Cerita baru aye...
KAMU SEDANG MEMBACA
BXB- PACARKU, ABANG IPARKU
Teen FictionHah.... Cinta dunia LBTQ di dunia nyata tak seindah apa yang di bayangkan, contohnya seperti di Novel, Series BL yang penuh dengan keromantisan, perjuangan, dan masih banyak lagi. Arkan, membayangkan suatu saat akan mendapatkan cinta sejatinya sepe...