Bab 11: Dokter Relawan

2.5K 149 20
                                    

Di lain tempat, Harlan akan singgah kerumahnya yang baru di bersihkan Arkan. Saat sampai di rumah itu, Harlan terkejut karena rumahnya sudah bersih dan bahkan ada bau cat baru. Harlan masuk kedalam rumah, ia melihat keadaan semakin bersih dan rapih. Harlan pergi ke dapur, ke halaman belakang lalu ke kamarnya. Ia melihat secarik kertas yang ia tulis hilanhg.

Harlan keluar dan menanyakannya kepada security komplek. "Maaf, apakah tadi ada yang datang kerumah saya pak?"

"Oh iya, tadi petugas kebersihan sama renovasi sedikit. Loh, bukan orang suruhan mas Harkan toh, tapi tadi ada anak muda ganteng tenan e mas, tapi kok saya lupa nanya tadi namanya siapa." ujar Security itu.

"Terimakasih pak," ujar Harlan.

"Podo-podo mas..." sahut Security itu.

Harlan berjalan gontai, ia tidak yakin itu Arkan atau bukan. "Jika benar itu Arkan, pasti dia akan datang lagi."

Harlan kembali pergi ke desa yang mereka bantu saat ini. Harlan kembali ke Desa Suka Maju (nama desa karangan aja yak...)

Saat tiba disana, Harlan harus menyebrang dengan rakit, tapi kondisi lagi sedang surut dan air sungai tidak banjir, penyebrangan menggunakan batu-batu besar yang ada, di malam hari dan gelap. Saat sudah sampai di Camp, Harlan bertanya kepada Reihan dan Surya siapa yang membangun Jembatan.

"Rei, kira-kira siapa donatur yang membangun jembatan itu? Kok tidak ada dalam daftar kita?" ujar Harlan.

"Itu kata pak Mus, dokter yang mau jadi relawan disini. Tapi pas Rei tanya dokter yang baru saja tiba katanya bukan beliau." ujar Reihan.

"Iya mas, tapi yang ini dari Korea sih." ujar Surya.

"Jadi dokter yang kesini nanti ada dua? Yang satu lagi belum sampai?" tanya Harlan.

"Belum mas, katanya besok kemungkinan sampai. Soalnya dari Amerika langsung kesini," ujar Surya lagi.

"Ya sudah, saya mau ketemu dokter itu dulu." ujar Harlan.

Surya dan Rei mengangguk, lalu Surya berbicara. "Apa gak sebaiknya kita kasih tau aja kalau Arkan lagi di Indonesia?"

"Nanti aja, siapa tau Arkan mau kasih Surprise." Ujar Reihan.

Surya mengangguk, mereka mulai berkemas-kemas untuk istirahat karena hari sudah malam. Mereka tidur dirumah-rumah warga setempat, ada yang pakai tenda dan ada juga di rumah Kepala desa.

Ke esokan harinya, Arkan sudah berpamitan dengan kakek dan neneknya. Arkan pergi menuju ke desa suka maju itu, di dalam perjalanan Arkan melihat sekeliling desa sebrangnya yang lumayan ramai karena sudah ada listrik dan penerangan, saat Arkan selidiki, pemerintah setempat juga sedang mengupayakan kemajuan desa tersebut. Namun karena petingginya membawa kabur semua dana yang ada, alhasil semua tertunda.

"Pak Bud, nanti tolong berhenti di supermaket depan itu ya. Saya mau beli beberapa makanan dan minuman untuk pekerja jembatan dan orang-orang di Posko." Ujar Arkan.

"Baik mas," ujar Pak Budi.

Desa suka maju ini sebenarnya habis kena bencana alam beberapa tahun lalu, namun pemerintah acuh tak acuh dengan desa ini, jadi ada beberapa Relawan yang akan membantu di desa itu, sekalian membangun puskesma, sekolah, jembatan, dan sebagainya. Pemandangan alam di desa itu sebenarnya sangat indah, mungkin jika dikelola dengan baik dan tepat akan menjadi desa wisata yang bagus. Arkan sudah selesai dengan belanjanya, ia pun melanjutkan perjalanannya ke desa yang dituju. Saat Ar sampai di sebrang dan sambil menunggu rakit yang menjemputnya, Arkan membagikan makanan yang ia beli tadi, sambil mengawasi dan melihat progres jembatan yang di bangun.

BXB- PACARKU, ABANG IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang