"Mas udahan ah meluknya nanti di liat orang, kita di perkampungan yang orang-orang masih awam dan tabu akan hal ini." ujar Arkan.
"Itu si Radit, dia seperti kita sama-sama BL, udah sini mas masih kangen... Gak tau kangen kamu terus, tiap detik." sahut Harlan.
"Heleh lebay, mas Harlanku sayang... Kita kerja lagi yuk, ada banyak pasien soalnya." ujar Arkan.
"Iya sayangkuu... Pacarnya siapa sih ini gemes banget." ujar Harlan.
"Tentu saja pacar Mas Harlan... Udah ah..." ujar Arkan.
Harlan hanya terkekeh geli melihat tingkah Arkan yang menggemaskan itu, bagi Harlan Arkan tetaplah Arkan saat SMA dulu, imut dan menggemaskan. Arkan kembali ke tugasnya mengobati orang-orang yang sakit disana. Semua di sibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing. Harlan tengah mengawasi semua pekerjaan, pak Mus datang memberi laporan.
"Selamat siang pak Harlan, ini ada beberapa bahan bangunan yang sudah datang. Untuk jembatan dan juga untuk pembangunan puskesmas, tapi ada beberapa bahan bangunan yang habis untuk sekolah." ujar Pak Mus.
"Kalau begitu yang untuk jembatan dan Puskesmas jangan di ganggu. Kita pergi ke tempat kemarin saja untuk beli langsung ya." ujar Harlan.
"Baik pak, oh ini juga jembatan 90% sudah hampir selesai." ujar Pak Mus.
"Wah, sebentar lagi penduduk desa tidak akan kesulitan untuk pergi menjual dagangan kalian ke desa sebrang." ujar Harlan.
"Iya pak, ini semua berkat pak dokter yang imut itu. Kita saja tidak kepikiran untuk membangun jembatan, tapi beliau langsung ingat." ujar Pak Mus.
"Ya sudah, ayo kita berangkat." ujar Harlan.
Harlan memberitahu ke Arkan kalau dirinya akan pergi membeli beberapa kerluan yang habis melalui chat. Arkan membalas dengan kata hati-hati di jalan, lalu Arkan melanjutkan pekerjaannya. Arkan melihat Junhoo dan Radit makin akrab saja, karena tidak begitu banyak pekerjaan, Arkan menghampiri dokter Junhoo.
"Dokter, bagaimana kondisi disini?" ujar Arkan.
"Hmmm, semua sudah banyak kemajuan dan mulai membaik. Oh bagaimana denganmu?" Ujar Junhoo.
"Sama disana mulai membaik semuanya, oh iya Apakah anda melatih Radit?" ujar Arkan.
Junhoo menoleh ke Radit. "Iya, mungkin aku akan membawanya ke Korea nanti, aku akan membiayai sekolahnya di k dokteran, karena itu cita-citanya."
"Wah, apakah karena anda mencintainya juga? Atau hanya sekedar bersimpati?" ujar Arkan.
Junhoo menghela napas lalu tersenyum, kemudian Junhoo memanggil Radit. "Radit, kemarilah..."
"Oh iya dok, ada apa?" ujar Radit.
Junhoo memegang tangan Radit lalu berbicara. "Radit, apakah kau mencintaiku? Mau kah kau ikut bersamaku ke Korea? Aku akan mengurus segalanya untukmu, aku menyukaimu dan mecintaimu. Maka hiduplah berdua denganku."
Arkan tersenyum, Radit melihat Arkan. Lalu Arkan mengangguk. Raditnya tersenyum senang lalu berbicara. "Aku mau, aku mau hidup selamanya dengan dokter."
Junhoo memeluk Radit, Radit senang sekali akhirnya dia mendapatkan cinta seorang dokter yang di dambakannya. Arkan ikut senang, lalu Arkan melihat ke arah Rei dan Surya, kemudian ke arah Nathan dan James.
"Dan pada akhirnya semua orang mendapatkan kebahagiaan mereka masing-masing... Lantas aku? Apakah aku sudah bahagia dengan mas Harlan? Bahagia, namun belum sepenuhnya. Karena masih ada bayang-bayang Sheila di kehidupan mas Harlan." batin Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BXB- PACARKU, ABANG IPARKU
Teen FictionHah.... Cinta dunia LBTQ di dunia nyata tak seindah apa yang di bayangkan, contohnya seperti di Novel, Series BL yang penuh dengan keromantisan, perjuangan, dan masih banyak lagi. Arkan, membayangkan suatu saat akan mendapatkan cinta sejatinya sepe...