Bab 3: Luka ini gak seberapa.

4.5K 243 24
                                    

Arkan jatuh namun tidak pingsan, Para pawangnya Arkan langsung melabrak Edward. Nathan lebih dulu. "Woi, lu sengaja ngelempar bolanya kan? Lu mau cari mati disini ha?"

Reihan langsung maju dan Adu jotos dengan Edward. "Brengsek lu, Anjeng... Ada masalah apa lu sama dia ha?"

Buuuk
Braaaak
Buuuk

Arkan langsung melerai Reihan dan Edward, tapi malah berujung Arkan kena bogem sama Edward. Arkan yang tadinya diam saja, kini membalas pukulan Edward.

Buuuuk
Buuuk

"Denger ya, gue gak ada masalah apapun sama lu, gila lu ya...? Ajg..." ujar Arkan sambi naik pitam.

Nathan, James, dan Reihan yang belum pernah melihat sisi preman Arkan langsung melerai Arkan dan Edward. Guru datang, langsung membawa mereka keruang kepala sekolah. Arkan yang terkenal anak baik-baik saja, kini harus tercoreng namanya karena harus berantem dengan Edward.

"Arkan, kenapa kamu berkelahi dengan Edward?" tanya kepala sekolah itu.

"Dia duluan yang mulai, banyak kok saksinya pak. Dia sengaja ngelempar bola basket ke kepala saya pak," ujar Arkan.

Raihan pun tidak mau diam. "Ya, saya sendiri melihat itu pak."

"Sudah-sudah, Edward minta maaf dengan Arkan," sahut kepala sekolah.

Meski terpaksa, Edward meminta maaf dengan Arkan. Semua masalahpun selesai begitu saja, Arkan dan Reihan pergi kembali ke loker untuk mengganti pakaian mereka. Arkan melihat memar di wajah Reihan. "Lu terluka tu, sini gue obatin dulu."

"Luka ini gak seberapa buat gue, anak cowok ini." ujar Reihan.

"Gak usah sok jagoan lu, gue tabok sini." Ujar Arkan.

"Iya iya, bawel banget dah." ujar Reihan.

Arkan mengambil kotak obat di lokernya, ia mengobati Reihan. Hati Reihan ser seran, Arkan pun menempelkan plaster atau sejenis Handsaplas ke kening Reihan. "Sudah, yok ke kelas dulu."

"Lu juga luka itu, sini gue obatin lu nya." ujar Reihan.

"Gak usah, gue mah baik-baik aja." Ujar Arkan.

Reihan mengangguk, lalu mereka berdua pergi kembali ke kelas mereka. Beberapa jam pelajaran pun di lalui, mereka sudah kembali ke asrama mereka. Selama di Asrama, Arkan mengikuti semua peraturan asrama itu. Tiba saatnya dimana semua murid libur sekolah di sabtu dan minggu. Arkan sudah menelpon ibunya untuk pulang di jumat sore, saat sore tiba Arkan menunggu di depan gerbang Asrama dan disana ia melihat Harlan, abang iparnya sedang menunggu di luar mobil.

Harlan melambaikan tangannya, lalu Arkan berlari ke arah Harlan. "Mas Harlan, kok mas yang jemput?"

"Hmmm, memangnya kenapa? Mas gak boleh jemput adik mas?" ujar Harlan sambil tersenyum manis.

"Boleh sih," ujar Arkan.

Harlan mengambil tas milik Arkan dan menaruhnya di bagasi, lalu mereka pun pergi meninggalkan Asrama. Harlan berbicara. "Bagaimana dengan sekolahmu? Lancar?"

"Lancar mas, oh iya kapan mas sama kak Sheila balik dari bulan madu?" ujar Arkan.

"Sudah satu minggu, kebetulan mas denger waktu kamu minta jemput sama papa, jadi mas yang ajuin buat jemput kamu." ujar Harlan.

"Oh, terimakasih kalau gitu, maaf jadi merepotkan masnya." ujar Arkan.

"Ar, kita makan malam dulu ya, sudah jam segini soalnya. Kamu mau makan apa? Mas teraktir," ujar Harlan.

"Aaah, beneran mas? Asik, ngikut aja deh soalnya di traktir." ujar Arkan.

"Oke..." sahut Harlan.

Harlan melajukan mobilnya, di sepanjang perjalanan Arkan menyetel musik kesukaannya dan ternyata Harlan pun juga suka lagu itu. Di sepanjang jalan mereka menyanyi bersama, dan kemudian mobil terhenti di salah satu resto Steak termahal dan sangat enak.

BXB- PACARKU, ABANG IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang