Bab 4: Kesedihan Arkan

3.8K 221 10
                                    

Arkan sampai di asrama sekolah lagi, Reihan melihat Arkan langsung menghampiri. "Loh, kok lu balik lagi Ar?"

"Males gue di rumah Rei, disini ajalah kayaknya. Gue lebih nyaman di Asrama," sahut Reihan.

"Iya kan ada gue juga, lu tu dah gue anggep kayak adik gue sendiri. Meski cuman beda setahun," ujar Reihan.

Arkan tiba-tiba meluk Reihan, Rei kebingungan. "Lu kenapa? Gak biasanya lu kayak gini?"

Arkan hanya diam, lalu tidak lama kemudian Arkan berbicara. "Gak ada, ke mall yuk, Sumpek otak gue."

"Yok, Nathan sama James juga ngajakin tadi." ujar Reihan.

Reihan dan Arkan menghampiri James juga Nathan, yang ada di kamar sebelah. "James, jadi kita Ke Mall? Ada Arkan nih."

"Ooohh Arkan ku, ayok lah kita Otw." ujar James.

Nathan keluar sambil melihat Arkan yang wajahnya sedikit muram. "Ar, lu baik-baik aja? Kok tumben lu balik kesini bahkan belum ada sehari,"

"Gak apa-apa kok, gue cuman males aja ada kak Sheila di rumah." ujar Arkan..

"Udah ketebak, ni anak kalau bete pasti gara-gara si nenek lampir itu." ujar Reihan.

"Ahahahhaha, ya udah ah. Tuh mobil udah datang." ujar Arkan.

Mereka berempat pergi ke Mall yang jaraknya tidak jauh dari Asrama dan sekolah. Ya kurang lebih satu jam, setelah satu jam lamanya mereka pun sampai di Mall. Saat di Mall, mereka menikmati semua permainan yang ada di Mall itu, makan siang bersama bahkan menonton Film. Ketika Film selesai, mereka melanjutkan nongkrong di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Mall itu. Reihan menyanyi, jujur suara Reihan sangat bagus.

"Baru tau gue kalau suara Kak Rei bagus." ujar Arkan.

"Kemane aje lu tong, dia sering nyanyi di kamar mandi selama ini lu kagak denger emang?" ujar Nathan.

"Kagak, tapi suer dah, suaranya bagus banget. Syuuum..." ujar Arkan.

James tertawa mendengar Arkan mengucapkan kata Syum. Reihan selesai menyanyi, mereka mengobrol lagi. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam, mereka bergegas kembali ke asrama sebelum kena omel oleh guru dan penjaga Asrama. Setelah sampai Asrama, Nathan dan James berkumpul di Kamar Arkan dan Reihan. Mereka menikmati Snack yang Reihan beli.

"Ar, lu yakin gak apa-apa?" tanya James.

"Iya, lu kayak lagi sedih gitu." sahut Nathan.

"Gue baik-baik aja kok, dah lah kalian gak usah OVT gitu, gue gak kenapa-kenapa kok." ujar Arkan.

"Ya sudah kalau begitu, ini hari sudah larut malam, masih ada hari libur sekali lagi kan besok, besok kita ke Ancol ya." ujar James.

"Thank u papa James, your the best." ujar Arkan.

Mereka semua tertawa dan hanya kamar Arkan yang masih ribut, beberapa kamar kosong karena pada balik untuk liburan. James dan Nathan kembali ke kamar mereka, Reihan langsung menanyakan sekali lagi. "Gue tau lu lagi ga baik-baik aja, cerita sini."

Arkan menghelan napas panjang
Sebelum berbicara. "Kak Rei, salah ya kalau aku cuman anak pungut?"

"Maksud lu? Anak pungut gimana?" ujar Reihan.

"Kak, gue tuh bukan anak kandung mama sama papa gue kak, gue di temuin mereka di depan pintu keluarga gue yang sekarang. Gak heran kalau kak Sheila gak suka sama gue, kak Sheila bahkan nyuruh gue balik kerumah sebulan sekali. Gue malu mau cerita ke kakak, tapi gue gak tau mau cerita ke siapa lagi." ujar Arkan.

"Sabar ya Ar, gue yakin lu anak yang kuat." ujar Reihan.

"Walau gue anak pungut, dan seandainya pun gue miskin, lu masih mau kan temenan sama gue?" ujar Arkan.

BXB- PACARKU, ABANG IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang