WELCOME TO MY STORY
Salam kenal dari author amatir si paling insecure ini...
Absen dulu kalian ketemu kisah ini darimana? 👉🏻
Cerita ini murni dari pemikiranku sendiri, jadi mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, jalan, sekolah dan yang lain itu semua murni kebetulan!
Don't Copy my story!!
Selamat bersenang-senang dan semoga bisa bertahan hingga akhir.
Sebagian part di private, follow dulu baru bisa baca..
Suara tembakan bertubi-tubi dari arah belakang, tak membiarkan sosok lelaki kecil berhenti berlari di tengah gelapnya hutan belantara.Tangan kecilnya tak berhenti menggenggam tangan sang adik di sampingnya dengan erat.
Ringisan kecil samar-samar terdengar di sela ramainya tembakan yang menggema di udara. Keduanya terus berlari zig-zag demi menghindari peluru yang terus diarahkan ke arah keduanya.
Cahaya remang-remang dari rembulan menghalau penglihatan keduanya untuk terus berlari menerjang gelapnya malam.
Langkah kaki gadis kecil itu semakin melambat, rasa lelah yang menerjang tubuhnyalah penyebabnya.
Genggaman tangan pada sang kakak semakin melemas. Mata tajam sang kakak menoleh, menyadari gadis kecil itu sudah kelelahan ia ajak berlari sejauh ini.
Tanpa pikir panjang dan mempedulikan luka punggungnya yang semakin melebar, lelaki kecil itu melepaskan genggaman tangannya dan beralih menggendong sang adik ala koala.
Suara tembakan dari lima orang di belakangnya semakin terdengar sangat nyata, hingga mampu membuat tubuh gadis kecil itu bergetar hebat menahan tangis.
Usapan lembut ia berikan demi memenangkan gadis kecil yang sudah sangat ketakutan itu.
"It's okey babygirl. Don't cry." Suara serak-serak basah itu nyatanya mampu membuat gadis kecil itu merasa sedikit membaik.
"Berisik..." bisik gadis kecil itu dengan nada bergetar. Usapan lembut sang kakak berganti pada surai panjang miliknya. Ia dapat mendengar samar-samar sang kakak terkekeh kecil.
"Tunggu sebentar sayang. kita akan pulang, semua akan baik-baik saja," ucap lelaki kecil itu meyakinkan sang adik bahwa dunia keduanya akan baik-baik saja jika mereka sudah berhasil keluar dari jangkauan orang-orang di belakangnya.
Mata tajamnya menoleh ke belakang. Merogoh sesuatu dari saku celana jeans miliknya, "Tutup mata dan telinga mu, babygirl."
Selesai memastikan sang adik melakukan perintahnya itu, tangannya dengan gesit melempar benda yang ia ambil itu ke belakang.
Sontak pandangan orang-orang di belakangnya tertutupi oleh asap yang mulai menyebar dan membuat mata mereka terasa perih.
Sunggingan senyum terukir sangat tipis melihat semua rencananya berjalan dengan baik.
Rasa lega pun muncul saat mereka berhasil sampai di tempat motor hitam milik lelaki itu terparkir, buru-buru ia membawa sang adik menaiki motor hitam miliknya itu.
Mereka pun melesat dengan cepat meninggalkan kepungan asap hitam yang menyebar di belakang mereka.
Motor hitam berlogo naga emas di depan itu membelah gelapnya hutan menuju satu kota yang menjadi tujuannya untuk mengamankan gadis kecil di pelukannya.
Tempat yang menurutnya jauh dari jangkauan mereka yang terus melesatkan banyak kekacauan dan menghancurkan beragam kebahagiaan yang sudah ia susun untuk gadis kecil itu.
Semua akan baik-baik saja jika sang adik bersamanya kembali. Pemikiran sederhananya itulah yang membuatnya nekat mengambil sang adik dengan cara seperti ini.
Ia yakin jika semua akan baik-baik saja, tapi siapa sangka ada satu hal yang menunggu mereka di tempat itu.
Sesuatu yang bisa mengubur semua mimpi keduanya namun juga dapat menjadi kebahagiaan untuk salah satu dari mereka.
Waduh kira-kira apa ya??
ikuti kisah ini selalu agar mendapatkan jawabannya...
Terimakasih yang sudah mampir, jangan lupa vote and follow ya Moy!
see you next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil untuk Angkara
Teen Fiction❝ᴮᵘᵏᵃⁿ ᵏᵃᵐᵘ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵃᵏ ˢᵉᵐᵖᵘʳⁿᵃ, ˢᵗᵃⁿᵈᵃʳ ˢᵉᵐᵖᵘʳⁿᵃ ᵈᵘⁿⁱᵃ ᵃʲᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵉʳˡᵃˡᵘ ᵇᵉʳˡᵉᵇⁱʰᵃⁿ.❞ Siapa sangka jika niatnya membawa sang adik untuk ikut dengannya, justru merubah hidup ketiga orang yang tak saling mengenal? Sama halnya dengan langit yang tak se...