Disclaimer!
Cerita ini aku buat berasal dari ekspetasi seseorang yang aku kenal saat bertemu orang yang ia sukai. Tetapi, itu hanya ekspetasi.
Karena itu, cerita ini mungkin agak sedikit sensitif bagi orang itu. Tapi aku hanya mau menyampaikan sebuah harapan yang tak terwujud itu, biar kelak bisa terwujud dengan cara lain yang lebih indah.So, Happy Reading!
Di sebuah taman, dengan gemerlap lampu indah serta suara riak kolam dengan pancuran di tengahnya membuatku tak henti-hentinya tersenyum. Tapi, bukan hanya itu. Hal yang membuatku masih memaku senyum di wajahku, karena ada hal lain selain itu.
Aku menunggu seseorang yang selama ini bahkan tak pernah bertemu, hanya bertemu melalui pesan singkat, telepon hingga video call beberapa kali saja. Aku mengenalnya sejak dua tahun yang lalu. Bagiku terasa singkat, padahal itu adalah waktu yang cukup lama.
Karena, walaupun begitu. Aku dan dia sama-sama menjalani kehidupan yang sedikit rumit. Bahkan dengan kesibukan kami masing-masing.
Sampai pada akhirnya Tuhan memberikan kami kesempatan untuk bertemu secara langsung. Setelah hampir 3 bulan tidak saling memberi kabar. Lalu, kami berdua memutuskan untuk bertemu secara langsung.
"Ternyata kamu lebih cantik daripada di foto kamu ya?" Seseorang yang suaranya sangat kukenal berbicara di belakangku, dan saat aku menoleh aku tersenyum padanya.
Senyumku makin melebar saat ia membalas senyumku, "Hai." Sapaku padanya. Dia pun membalas sapaanku.
"Kamu gak mau peluk aku?" Tanyanya. Jelas aku agak tersipu mendengar pertanyaannya. Tapi, aku mencoba untuk terlihat baik-baik saja.
Aku menggeleng, "Bukankah aku kesini untuk memukul kakak?" Lalu aku tertawa dan ia pun ikut tertawa karena diriku.
"Baiklah, pukul aku dulu." Ia menunjukkan lengan kirinya, dan dengan senang hati aku memukulnya agak keras.
"Much better?" Ia tersenyum padaku sambil mengelus lengan kirinya dan aku mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu masih mau liat air mancur ini?" Dia berjalan di sampingku sambil melihat air mancur di belakangku.
"Aku capek nunggu, mau duduk aja." Balasku dengan senyuman.
"Oke kita duduk di sana," Ia menggengam tanganku dan menuntunku di kursi taman yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids Imagine [SKZ AREA]
Fanfiction𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘮𝘶𝘥𝘢-𝘱𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪 𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘋𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘬𝘢. 𝘒𝘶𝘦 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘳𝘢𝘴𝘢, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘥𝘢...