[Lee Felix] How Tragic?

40 5 0
                                    

Jatuh cinta pada seorang kriminal tidak seburuk itu. Ia selalu bersikap manis, walaupun aku tahu semua kejahatannya. Awalnya aku sendiri tak tahu ia seorang pelaku kriminal, akan tetapi tindakannya belum bisa di bilang sekejam itu.

Ia hanya melakukan hal-hal kecil, seperti mencuri atau menipu sampai memeras orang lain. Kupikir awalnya begitu.

Namun aku sadar, yang namanya kriminal akan tetap di cap sebagai kriminal, apapun yang di lakukan tetaplah tindakan kejahatan. Sampai, aku berada di titik terendah dalam hidupku saat menyaksikan berita tentang dirinya.

Ternyata, hidup setidak-adil itu ya?

Pria dengan rambut pirang dan pipi yang di penuhi dengan bintik kecoklatan yang menyatu dengan kulit putihnya itu berjalan sambil memasukkan tangannya di dalam saku celana jeans biru miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria dengan rambut pirang dan pipi yang di penuhi dengan bintik kecoklatan yang menyatu dengan kulit putihnya itu berjalan sambil memasukkan tangannya di dalam saku celana jeans biru miliknya. Jaket denim serta kaos putih yang ia kenakan terlihat sedikit membentuk tubuh bidangnya saat angin musim gugur meniupnya.

Langkahnya makin mengecil saat ia mulai memasuki area gedung bersusun yang cukup tinggi, gedung itu terlihat cukup tua dengan bangunan temboknya yang sudah mulai berjamur dan di tumbuh lumut di beberapa sisinya.

Hanya sedikit orang yang masih tinggal di area gedung itu yang terkesan kotor dan tua. Salah satunya adalah pria itu, dia adalah Felix. Dia satu-satunya pria berambut pirang yang tinggal di gedung itu. Ia tinggal di lantai 8, tepatnya di ujung lorong.

Saat membuka pintu tempat tinggalnya ia langsung melihat area yang hanya terdiri dari alas tipis dan satu meja kecil. Bahkan beberapa bungkusan makanan instan menjadi pemandangan yang biasa ia saksikan begitu memasuki rumahnya itu.

Namun, hal yang tidak biasa kali ini benar-benar hanya ada meja dan alas tipis yang biasa ia lihat berwarna kecoklatan. Namun sampah yang berserakan itu tidak ada lagi. Dia juga menatap ke arah bawah kakinya di mana ia menemukan sepasang sepatu berwarna biru berpadu putih.

Ia menghela napasnya, lalu mulai memasuki rumahnya.

Felix langsung menuju dapur tepat di samping ruang tamu, dia melihat sosok ramping dengan rambut sebahu berwarna kecoklatan. Seorang gadis yang beberapa hari ini sedang ia hindari.

"Kenapa kamu ke sini? Bukannya aku udah bilang, gak perlu ke sini lagi." Felix menatap datar gadis yang masih mencuci piring membelakanginya itu.

"Eoh.. Kamu udah sampai? Mau ku siapkan makan siangnya?" Gadis itu menoleh dengan wajah ceria dan hangat. Tak mengindahkan pertanyaan tajam yang baru saja dilontarkan padanya.

Felix Bersendekap. "Sudah cukup!" Teriaknya.

"Kamu pikir ini rumah siapa yang bisa seenaknya kamu masuki gitu aja? Pergi sana, aku gak butuh bantuanmu!" Tegasnya lagi, masih dengan nada yang sama.

Gadis itu terdiam begitu di bentak oleh Felix, tetapi ia masih mencoba untuk terlihat ceria seperti sebelumnya. Ia melepaskan sarung tangan karet pada bak cuci piring dan menatap Felix dengan wajah cantiknya.

Stray Kids Imagine [SKZ AREA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang