Jeffrey tiba di kamar. Dia baru saja membantu Kasih mengemas barang-barang yang akan dibawa pindah. Karena dia mengatakan jika akan pindah besok pagi. Sebab apartemen yang ingin ditinggali baru saja dibooking.
Drttt...
Ponsel Jeffrey tiba-tiba saja bergetar. Ada panggilan datang. Ternyata dari Ethan yang mengatakan jika saat ini dia tengah bersama Justin dan Mega. Sebab Mega akan menikah besok lusa, sehingga malam ini dia mengadakan pesta. Karena besok, dia dilarang keluar rumah oleh Teressa, calon istrinya.
"Sorry, aku tidak bisa."
Ayolah, Jeff! Ini sekali seumur hidup! Mega hanya akan menikah sekali, kalau istrinya tidak mati. Apa kamu juga akan seperti ini saat aku dan Justin akan menikah nanti? Lagi pula, apa kamu tidak ingin tahu tentang adikmu lagi? Siapa tahu saat Mega mabuk bisa kamu tanya-tanya soal adikmu nanti.
Jeffrey diam saja. Enggan bersuara. Entah karena apa. Membut Ethan kembali membujuknya.
Jeff, aku tahu kamu masih marah soal Joanna. Tapi ini sudah lama. Mega juga sudah minta maaf, kan? Lalu apa lagi sekarang? Adikmu tidak pulang sampai sekarang, kan, salahmu juga! Siapa suruh menamparnya hanya karena tidak pulang satu malam? Sekarang rasakan! Sudah lah! Lelah aku membujuk orang pendendam! Awas saja kalau kamu menikah, kita tidak akan datang!
Seru Ethan sebelum mematikan panggilan. Membuat Jeffrey hanya bisa menarik nafas panjang. Sebab merasa sedikit tertampar.
"Ya sudah. Siapa juga yang mau mengundang kalian?"
Jeffrey tampak kesal. Dia langsung menjatuhkan diri di atas ranjang. Lalu berusaha memejamkan mata. Namun sedetik kemudian, dia bangkit dan bersiap keluar. Sembari menempelkan ponsel pada telinga.
"Di mana tempatnya?"
Iya. Jeffrey akan bergabung bersama teman-temannya. Tidak hanya ingin merayakan masa lajang Mega saja. Namun juga ingin mencari informasi di mana letak keberadaan adiknya. Sebab selama ini dia dan keluarga sudah mencarinya. Namun hasilnya nihil semua.
Joanna bagai hilang ditelan bumi. Padahal Sandi sudah menyewa detektif terbaik hingga saat ini. Tetapi Joanna tidak kunjung kembali.
Jeffrey jelas merasa bersalah akan hal ini. Dia menyesal karena sudah menampar Joanna saat kembali. Dia juga menyesal saat tidak mengizinkan Joanna menemui ibunya untuk yang terakhir kali.
Sehingga saat Joanna pergi, dia tidak membawa apa-apa kecuali ponsel dan tas ransel yang berisi satu setel baju ganti. Bahkan, dompet yang berisi KTP saja Joanna tinggalkan di rumah. Sehingga selama ini dia sulit ditemukan.
Dugaan sementara, Joanna sudah meninggal. Namun tidak ada yang mengenali karena dia tidak membawa kartu identitas. Sehingga tidak ada yang melaporkan. Apalagi membawa jasanya pada keluarga.
Jessica tentu saja menyanggah dugaan detektif yang berbicara demikian. Dia yakin Joanna masih hidup. Karena meski dia bukan ibu kandung, dia merasa dapat merasakan itu. Dia merasa Joanna masih hidup dan tidak mungkin meninggal semudah itu.
Meski sebenarnya, mungkin saja fakatanya seperti itu.
Setengah jam kemudian Jeffrey tiba di kelab. Dia disambut Mega yang masih sadar karena tidak minum banyak. Mungkin karena acara baru dimulai sehingga dia masih bertahan.
"Thank you!"
Seru Mega sembari menepuk punggung Jeffrey. Sebab hubungan mereka memang sudah reanggang sejak insiden Joanna diusir oleh Jeffrey. Hal itu juga yang menyebabkan band mereka bubar dan tidak berlanjut lagi. Karena Jeffrey langsung keluar dan tidak mau melihat Mega lagi.
Mega dan yang lain tentu tidak bisa apa-apa lagi. Mereka tidak mungkin mencari vokalis lain. Apalagi menyanyi sendiri. Karena suara mereka tidak secocok Jeffrey saat menyanyikan lagu-lagu yang sudah mereka ciptakan selama ini.
Jeffrey duduk di sofa yang disini Justin dan Ethan. Mereka sudah setengah mabuk sekarang. Membuat Jeffrey hanya mendecih pelan. Karena saat ini mereka masih memakai setelan kerja, pertanda jika mereka langsung mendatangi kelab dan belum pulang.
Jeffrey hanya berdiam diri di sana. Dia tidak minum dan hanya mengamati sekitar. Terlebih Mega yang sudah sejak tadi diincar. Karena ingin ditanya-tanya saat setengah sadar.
Hingga tiga jam berlalu dan Mega mulai mabuk. Membuat Jeffrey lekas mendekat dan merebut ponsel pria itu. Lalu membuka kunci layar menggunakan jari telunjuk si teman yang sedang menggenggam gelas anggur.
"Mau apa kamu, hah!?"
Jeffrey tidak menyahuti ucapan Mega. Karena dia mulai memeriksa isi ponselnya. Guna mencari jejak adiknya yang mungkin saja masih berhubungan dengan si teman. Karena terlambat Jeffrey tahu jika mereka pernah pacaran.
Namun sayang, setelah satu jam memeriksa, Jeffrey tidak menemukan apa-apa. Membuatnya mengeram kesal dan sempat memukulkan ponsel Mega pada meja. Hingga bagian kamera dan layar sedikit retak.
9. 30 AM
Mega baru saja membuka mata. Dia menatap sekitar dan ternyata sudah berada di rumah. Karena semalam dia memang membawa supir juga. Sehingga tidak heran jika dia bisa pulang dengan selamat meski mabuk berat.
"Jeffrey? Kenapa kamu di sini?"
Tanya Mega sembari memenangi kepala. Karena dia melihat Jeffrey yang sedang duduk di sofa yang ada di pojok kamar. Sembari melihat tangan di depan dada. Seolah ingin mengintimidasi Mega.
"Waktuku tidak banyak. Aku hanya ingin tanya, di mana terakhir kali kamu melihat Joanna? Jangan bohong!"
"Aku tidak pernah bohong saat kamu bertanya tentang Joanna. Jawabanku akan sama seperti sebelumnya. Aku sudah tidak ada kontak lagi dengannya pasca pulang dari rumah kalian. Setelah kamu usir, dia hanya bilang ingin ke rumah temannya. Tapi tidak bilang siapa namanya. Bodohnya aku juga tidak bertanya. Saat akan aku antar, dia menolak karena mau naik taksi saja. Akhirnya aku mengiyakan. Setelah itu dia tidak lagi ada kabar, sampai sekarang."
Jeffrey diam saja. Namun dia menatap Mega semakin tajam. Seolah tidak percaya akan apa yang si teman ucapkan.
"DEMI TUHAN AKU TIDAK BOHONG! AKU BERANI SUMPAH APAPUN! AKU BAHKAN BERANI IMPOTEN SEUMUR HIDUP!"
Jeffrey mulai menarik nafas panjang dan bangkit dari sofa. Lalu pamit pulang. Sebab Kasih akan pindahan dan dia jelas harus mengantar.
Siap ketemu Joanna?
30 comments for next chapter!!!
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING TAKES TIME [END]
Lãng mạnJust ordinary story about Joanna and Jeffrey.